Adila tengah duduk di tepi ranjang sedangkan Aksa duduk di sofa
"Kamu lebih baik mandi" Ucap Aksa"Mas maafkan aku" Ucap Adila dengan mata yang masih bengkak
"Kamu tak salah"
"Aku benar benar lupa dengan Ansel, dia juga nyatakan perasaannya pas aku masih SMA kelas 10"
"Tak apa Adila"
"Mas tolong jangan marah padaku"
"Mas tak bisa marah padamu, apapun kesalahanmu" Aksa menghampiri Adila lalu memeluknya
"Aku mandi dulu" Adila berdiri menuju kamar mandi
...
Di gelap malam hanya lampu yang menerangi Adila dan Aksa yang duduk di atas ranjang, Adila seperti biasa sibuk dengan buku novelnya
"Adila.."
"Iya" Adila menatap Aksa yang ada disampingnya
"Apa kamu keberatan jika aku meminta hakku yang ada pada dirimu?"
Adila terdiam tak mampu berbicara apa apa. Adila memang belum siap tapi dia tau apa hak suami yang ada pada diri seorang istri. Dan saat ini suaminya meminta haknya pada dirinya. Adila tau dalam agama dia tak ada pilihan untuk menolak ajakan itu.
"Ehg maaf lupakan saja apa yang ku katakan tadi, aku.."
"Adila tidak keberatan" Ucap Adila memotong ucapan Aksa. Adila tak mau mengecewakan suaminya.
Karena jawaban itulah semua terjadi.
Dalam penuh kelembutan, malam ini mereka berbagi kehangatan, hampir satu bulan usai pernikahan mereka setalah banyak malam malam yang mereka lalui akhirnya malam ini mereka menyatukan diri.Adila terbangun pukul 4.30 mengingat apa yang mereka lakukan beberapa jam yang lalu adalah pertama kali bagi mereka berdua. Untuk Adila maupun untuk Aksa
Adila berjalan pelan pelan menuju kamar mandi, didalam kamar mandi Adila menatap pantulan dirinya di cermin yang hanya memakai selimut, badannya terdapat bekas merah sana sini kecuali wajahnya, dadanya ngilu dan ada memar kemerahan di lehernya seperti bekas gigitan. Rambut panjangnya berantakan. Adila meneteskan air matanya lalu tersenyum berusaha tak mengeluarkan suara tangisannya.
Aksa terbangun kerena mendengar suara tangisan didalam kamar mandi, Aksa berjalan lalu Mengetuk pintu kamar mandi
"Adila apa kamu tak apa apa?"
Adila keluar dari kamar mandi "Adila tak apa Mas"
"Maafkan mas"
"Kenapa?"
"Apa kamu menangis karena tadi malam?"
"Tidak mas" Adila memberi senyum manis agar suaminya tak merasa bersalah.
...
Pukul 7.30 Adila duduk di sofa sembari membaca novel, Aksa sedang bersiap siap di depan cermin panjang
"Adila.." panggil Aksa yang memegang dasi
"Kenapa mas?" Tanya Adila lalu menutup bukunya
"Apa boleh kamu pakaikan mas dasi?" Aksa menghampiri Adila yang duduk di sofa dekat ranjang
"Boleh kenapa tidak" Adila tersenyum lalu berdiri di depan Aksa
"Makasih sayang" Ucap Aksa membuat pipi Abila memerah
Adila menaikkan kera baju Aksa lalu mulai memakaikan dasi, tinggi Adila sampai hidung Aksa.
Aksa tersenyum mantap wajah Adila yang fokus memasang dasi, Aksa memegang kedua pinggang Adila lalu mengecup kening Adila"Mas mau setiap pagi kita seperti ini"
"Memakaikan mas dasi?" Adila sudah selesai memakaikan Aksa dasi
"Mengecup keningmu"
"Terimakasih mas, sudah begitu baik ke Adila"
"Itu sudah tugasku Mumu" Aksa mencubit hidung Adila
"Andai mas tau sebenarnya, kenapa aku setuju kita nikah. Pasti mas akan tinggalkan aku" Batin Adila
"Mumu?" Aksa mengusap Rambut Adila karena melihatnya terdiam
"Siapa Mumu?" Tanya Adila
"Kamu lupa?. Aku memberimu nama Mumu"
"Ohh, bagus lucu. Adila suka"
"Yah sudah kita sarapan dulu Qila pasti sudah menunggu"
...
"Kak tadi malam Qila denger ada suara-" Ucapan Qila terhenti
"Kamu denger suara apa?" Ucap Adila membuat Qila kaget
"Ihh kakak kenapa, Qila denger suara piring pecah. Pas Qila liat ternyata Bibi yang pecahin tapi nggak sengajah" Ucap Qila jelas
"Kenapa sayang?" Tanya Aksa yang memegang tangan Adila
"Tidak apa apa" Adila memberi senyum kecil
"Oh iya kita belum pergi bulan madu, udah lama mas janji tapi kita belum pergi" Ucap Aksa
"Nggak pergi juga tidak apa apa" Adila mengusap tangan Aksa
"Mas janji kalau sudah tak sibuk kita bisa pergi"
"Iya Mas"
Qila yang merasa seperti nyamuk membuka suara
"Kak Aksa berangkatnya aku ikut yah, kan kita sejalur" Ucap Qila"Iya, ayo nanti kamu telat lagi" Aksa berdiri dari tempat duduknya
"Mas.." panggil Adila sebelum Aksa berjalan
"Hemm?" Aksa menghadap ke arah Adila
Adila mengulurkan tangan meminta tangan suaminya untuk disalimi dan memberi senyum manis
Setelah Adila mencium punggung tangan suaminya, Aksa mencium kening Adila
"Mas pergi dulu, sayang" Ucap Aksa sembari mengusap pundak Adila
"Hati hati mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [SELESAI]
Acak❝Ketika cinta itu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah mati.❞ Pernikahan paska adalah awal kisahnya. Dua orang yang terikat bersama tanpa tau alur kedepannya Cinta sepihak menjadi beban dalam pernikahannya. Apakah pernikahan 'kita' bisa...