Dalam keheningan di temani cahaya lampu tidur yang berada di atas nakas di samping tempat tidur, Adila menyandarkan badannya di kepala ranjang
Hari sudah pagi pukul 5.15, Adila berniat membangunkan Aksa untuk sholat bersama tapi Adila masih merasa canggung
Perlahan lahan Adila memegang lengan Aksa lalu menepuk perlahan "Mas.."
Akhirnya Adila berhasil membangunkan Aksa, Aksa mengusap matanya lalu duduk bersandar di kepala ranjang
"Sudah jam berapa?" Ucap Aksa dengan suara seraknya
"Sudah jam 5.15, Bagimana kalau kita sholat subuh?" Tanya Adila dengan sidkit gugup
"Tentu saja, mari ambil wudhu" Aksa berdiri
Adila tersenyum kecil lalu menuju kamar mandi,setalah Aksa Selesai mengambil wudhu Adila sudah siap dengan mukenah nya dan dua buah sejadah yang sudah ia gelar di atas lantai. Juga sarung dan peci yang Adila dapat di dalam lemari sudah tersedia dia atas sejadah untuk Aksa
Ini pertama kalinya mereka sujud bersama di penuhi kenikmatan serta kesyukuran yang dalam untuk menyembah sang pemberi hidup.
Usai berzikir dan berdoa Aksa membalikkan badannya menghadap Adila. Dengan gugup Adila mengulurkan tangan meminta tangan suaminya untuk disalimi
Setelah Adila mencium punggung tangan suaminya, Aksa mencium kening Adila untuk kedua kalinya. Tapi perasaan Adila biasa biasa saja mungkin Aksa sangat menyukai itu.
Setelah berberes Adila mendekati Aksa yang duduk di kursi sedang membaca koran
"Mas.."
"Iya kenapa?" Aksa menutup koran lalu menaruhnya di meja kecil
"Hari ini mas mau sarapan apa?" Tanya Adila yang sedang berdiri di hadapan Aksa
"Terserah kamu saja" Aksa memberi senyum
Adila mengangguk lalu pergi meninggalkan Aksa. Sesampai di dapur Adila tak melihat Bu Linda
"Mba.." Adila memanggil seorang pelayan
"Iya kenapa Bu?"
"Bu Linda mana?"
"Bu Linda sudah pulang tadi malam"
"Dia tak tinggal di sini?"
"Ini rumah baru Bu saya saja baru di pindahkan dari rumah keluarga Den Aksa kesini"
"Maksudnya?" Adila mengerutkan keningnya
"Ini rumah Ibu sama Den Aksa"
"Ohh, terimakasih Bi"
"Ibu ngapain ke dapur?"
"Saya mau membuat makanan buat Aksa Bi"
"Sini saya bantu Bu"
"Tak apa Bibi bisa istirahat saja biarkan saya yang membuat makanan pagi ini"
"Yah sudah Bu saya tinggal dulu ya"
"Iya"
Adila membuka kulkas, hari ini Adila ingin memasak Capcay dan Ayam goreng
30 menit berlalu akhirnya Adila selesai memasak. Adila meletakkan masakannya di atas meja makan saat Adila sedang mengatur piring Aksa melingkarkan tangannya di pinggang AdilaAdila membeku saat tangan Aksa terlingkar di pinggangnya, sampai beberapa detik Aksa melepaskan tangannya kerena melihat Adila terdiam sambil memegang piring
Aksa duduk di kursi yang di depannya sudah tersedia piring
"Wah keliatannya enak" Aksa melihat wajah Adila dengan senyum lebarnya"Mas mau apa?" Tanya Adila tanpa menatap wajah Aksa
"Semuanya di gabung ajah pasti enak" Aksa berdiri lalu mendorong kursi yang berarti menyuruh Adila juga duduk
"Duduklah tak mungkin kamu makan berdiri"Adila duduk di kursi, lalu Aksa kembali duduk di kursinya
"Kamu terlihat cantik pagi ini" Ucap Aksa yang melihat pakaian Adila yang sederhana hanya memakai Dress putih sepanjang lututnya di tambah dengan Blazer pink lengan panjangAdila hanya tersenyum tanpa menatap wajah Aksa mungkin Adila merasa biasa saja saat di puji Aksa ini juga Adila jarang memakai pakaian seperti ini biasanya hanya memakai celana dan baju kaos
Setalah makan Adila membereskan bekas makanannya dengan Aksa, setalah itu Adila menghampiri Aksa yang tengah duduk di depan Tv
"Mas tidsk ke kantor?"
"Aku ambil cuti beberapa hari" Aksa yang sedang duduk dan menonton
"eh sini duduk sama aku" Aksa menepuk SofaAdila berjalan untuk duduk di samping Aksa tetapi Adila memberi jarak sekitar dua jengkal tangan
Aksa menggenggam tangan Adila sebelah kiri lalu menatap wajah Adila
"Ehg... Kamu mau bulan madunya dimana?" Tanya AksaMendengar itu Asila diam merasa takut, Adila menatap lurus ke depan membuat Aksa mengerutkan keningnya
"Adila?"
"Eh iya Mas?" Adila berhenti melamun dan langsung menatap wajah Aksa
"Kamu dengar aku kan?" Tanya Aksa yang tak bisa mengartikan raut wajah Adila
"Iya, menurut ku tak usah jauh jauh" Jawab Adila lalu menunduk
"Bagaimana kalau dibali?" Aksa menatap Adila yang selalu saja menunduk membuat Aksa sendiri bingung
"Kenapa kamu selalu saja menunduk?" Ucap Aksa membuat Adila perlahan menatap wajahnya
"Maaf.."
"Tak apa, kita ke Bali Minggu depan saja. Aku liat mukamu sedikit pucat mungkin kamu sakit?"
"Tidak aku baik baik saja" Adila menjawab cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [SELESAI]
Random❝Ketika cinta itu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah mati.❞ Pernikahan paska adalah awal kisahnya. Dua orang yang terikat bersama tanpa tau alur kedepannya Cinta sepihak menjadi beban dalam pernikahannya. Apakah pernikahan 'kita' bisa...