Adila tengah duduk di balkon melihat pemandangan sekitar rumah, tidak terlalu banyak rumah tapi banyak pohon. Ia seperti tinggal di dekat hutan
Ia terus mengusap perutnya. Hingga entah mengapa punggungnya terasa sedikit kram. Adila memilih kembali masuk ke dalam kamar untuk berbaring
Sedangkan suaminya, ia sedang sibuk dengan laptopnya "Mas gak kerja?" Tanya Adila sembari membuka selimut
Aksa menoleh kebelakang melihat istrinya "Aku gak mau, ini sudah bulan ke 9 kandungan kamu aku takut terjadi apa-apa" Jawab Aksa lalu kembali menatap laptopnya
Hening hingga beberapa saat "Ssshhk" Ringis Adila punggungnya terasa sangat sakit juga kram hingga berpindah ke punggung bawah. Adila terus meringis tapi ia sengajah menahannya agar tidak menggangu kerjaan suaminya
Adila yang tadinya berbaring sekarang ia terduduk di atas ranjang, setengah tubuhnya tertutupi selimut "Hiks...Haaa!" Teriak Adila
Sontak Aksa melangkah dengan cepat mendekati istrinya, Aksa membulatkan matanya melihat istrinya menangis "Mas! Hiks..ini?" Tanya Adila disertai tangisan. Adila memperlihatkan tangannya yang di penuhi seperti cairan bening yang bercampur darah
Aksa dengan cepat membuka selimut yang menutupi istrinya. Sprei maroon itu basah. Tak tinggal diam Aksa langsung mengangkat istrinya
Membawanya masuk kedalam mobil, entah mengapa hari ini tak ada supir "Mas! Cepat Adila udah gak tahan!" Teriak Abila
Aksa sangat khawatir ia tidak ingin kejadian yang dulu terulang kembali "Bismillahirrahmanirrahim" Aksa mulai melajukan mobilnya perlahan
"Mas! Cepat...sakit!"
"Sabar sayang..aku takut terjadi kembali"
"Mas! Ini sudah mau keluar!"
Terus berdebat sampai akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Segeralah Abila di bawah ke ruang persalinan begitu juga Aksa ia mau menemani istrinya bersalin
Aksa's POV
Wajahnya yang khawatir, istriku terlihat takut. Derai air mata bercampur dengan keringat nya
Genggaman erat tanganku biarku rasakan semua kesakitan itu, kamu mempertaruhkan nyawa demi anak kita. Karenamu suara tangisannya keluar, suara tangisan merdu. Terimakasih sayang karenamu dia hadir. Terimakasih tuhan...
***
Sekitar satu jam Adila tertidur sedangkan Aksa, Bu Linda, Reina dan juga Qila mengerumuni dede bayi yang juga sama dengan bundanya–Tertidur
"Mas.." Panggil Adila yang baru saja sadar
Aksa menoleh lalu tersenyum, mendekati istrinya. Ia usap kepala istrinya yang tertutupi jilbab "Dia sudah ada. Mau lihat?" Tanya Aksa yang dibalas anggukan kecil
Bu Linda menggendong Dede Bayi untuk di berikan ke bundanya "Ini, dia menggemaskan"
Adila tersenyum lebar ketika anaknya berada di dekatnya, ia usap pipi dede bayi
"Nama anak kalian siapa?" Tanya Bu Linda
Seketika kedua pasutri itu saling bersitatap
"Abraham juanna Aksa" Jawab Adila lembut, membuat Abraham menangis layaknya bayi biasanya "Sayang kok nangis gak suka namanya yah?" Tanya Adila ke AbrahamAksa memutar bola matanya "Dia suka lah"
"Lihat cucuku ini, matanya sama persis dengan ayahnya tajam, terlihat galak tapi senyumannya semanis bundanya" Ucap Bu Linda saat melihat wajah Abraham lekat
Aksa terpikir pertanyaan yang ia ingin tanyakan ke ibunya "Mah..kalau boleh tahu, Adila kan sudah melahirkan jadi dia gak ngidam lagi?" Tanya Aksa
Bu Linda menatap ke Adila yang memberi kode sesuatu membuat Bu Linda tersenyum "Oh..itu tergantung Adila nya" Jawab Bu Linda lalu duduk di sofa kecil yang terdapat dalam ruangan ini
"Kak Aksa takut yah ngidamnya kak Adila aneh aneh?" Goda Qila "Bagimana kalau punya anak lagi?" Umpat Qila
"Mas kenapa sih..takut Adila minta aneh aneh?" Kesal Adila
Aksa tak tahu mau jawab apa, ia memilih mengalihkan pembicaraan "Abraham miripnya kebanyakan aku kayanya"
Adila menatap tajam suaminya "Mas!"
Aksa menghela nafas berat "Iya..mirip kamu semua kok"
Adila's POV
Dulu aku takut menikah dengan mu, kukira kamu jahat, galak, tak berperasaan. Tapi semua itu kembalikan dari sifatmu. Pria baik, sabar, romantis, berjiwa pemimpin. My Sweet Husband.
ending...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [SELESAI]
De Todo❝Ketika cinta itu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah mati.❞ Pernikahan paska adalah awal kisahnya. Dua orang yang terikat bersama tanpa tau alur kedepannya Cinta sepihak menjadi beban dalam pernikahannya. Apakah pernikahan 'kita' bisa...