Namaku Alastair, aku adalah seorang demigod yang mengabdi di Istana Ares sang Dewa Perang. Seperti yang tadi kubilang, aku adalah seorang demigod, artinya salah satu orang tuaku adalah Dewa atau bangsa Titan. Eros si Dewa Cinta adalah ayah kandungku, Ibuku adalah manusia biasa yang tinggal di kepulauan Kreta. Aku tidak ingat bagaimana wajahnya karena Eros langsung membawaku untuk tinggal bersamanya.
Artinya ibuku mungkin tidak pernah benar-benar menghuni hatinya, mungkin Eros hanya pernah bertemu dengannya beberapa kali. Eros sendiri sudah punya istri yang kecantikannya disebut-sebut menyamai Aphrodite, Psyche namanya. Dia tadinya seorang mortal namun Zeus membuatnya jadi abadi karena Eros memohon padanya.
Psyche dan Eros memiliki satu orang anak bernama Hedone. Kebanyakan wanita titan tidak mudah memiliki anak. Walaupun ada juga wanita Titan yang berbeda seperti Aphrodite yang merupakan salah satu dewi dengan banyak anak, bersama Ares saja Aphrodite sudah punya lima orang anak.
Eros seperti kebanyakan titan pria lainnya, mungkin merasa jenuh akan kehidupan abadinya dan pasangan yang itu-itu saja. Sesekali dia bertualang ke alam manusia dan memilih wanita-wanita yang dia sukai. Biasanya para Dewa dan titan itu berhati-hati namun tetap saja ada wanita yang hamil dan melahirkan demigod.
Berkat itu semua, aku sendiri mungkin sudah punya sebelas orang saudara laki-laki dan lima orang saudari berstatus demigod, banyak dari mereka yang sudah meninggal dunia karena umur kami yang hanya sepanjang manusia biasa.
Aku melihat kulit punggung tanganku yang mulai berkerut. Apa ini artinya aku sudah mulai menua? Dari yang kupelajari biasanya demigod mulai menua di usia empat puluh tahun dan meninggal sebelum usia 90 tahun.
"Kenapa kamu diam saja Alastair? Duduklah dan minum bersama kami!" Ares memberikan perintah kepadaku.
Saat ini dia sedang berbincang dengan Eros dan putranya yang lain yaitu Phobos dan Deimos. Yah, aku hanya demigod biasa, kadangkala berada di tengah-tengah para Dewa tangguh itu terasa luar biasa. Karena aku tidak percaya diriku berbagi darah yang sama dengan mereka.
Mereka semua sangat rupawan dan indah, selain Eros, mereka semua lihai berperang dan juga merupakan panglima perang Ares. Tidak ada kerutan sama sekali di kulit dan wajah mereka. Aku selama ini ingin tahu apakah para titan ini bisa menua? Apakah tubuh mereka bisa terkena wabah penyakit dan semacamnya?
"Kau Alastair kan? kudengar kau cukup tangguh." Phobos bicara padaku sambil menenggak minumannya. Demi Zeus orang ini berpenampilan sangat tangguh dengan baju perangnya, rambutnya hitam dengan garis wajah yang tegas. Dia dan saudaranya Deimos jarang terlihat di sekitar istana Ares. Karena mereka ditugaskan untuk menjaga daerah yang cukup jauh dari Olympus. Aku bingung harus menanggapi seperti apa.
"Walau kelihatannya dia pendiam tapi dia adalah salah satu demigod terkuat yang dimiliki istanaku," Ares berkomentar.
Ya, sebagai satu-satunya demigod yang merupakan keturunan Ares di Istananya saat ini, aku tidak boleh mengecewakannya. Aku berlatih lebih keras daripada yang lainnya.
"Tapi Alastair nyaris tidak pernah kemana-mana selain tugas resmi, dia terus berlatih dan mengabdi saja di Istanamu. dia terlalu serius," Eros berkomentar.
"Seharusnya kamu sesekali keluar Olympus, mencari istri atau semacamnya," Deimos ikut menanggapi.
"Alastair sepertinya tidak tertarik pada wanita karena itu aku menugaskannya untuk menjaga istriku," Ares tertawa.
Apa? bagaimana mungkin Ares sampai hati bicara seperti itu tentang aku. Namun aku diam saja lebih baik pasrah, dia itu kan Dewa penguasa tempat ini.
"Ikutlah bersamaku ke selatan, aku membutuhkan ksatria tangguh sepertimu di sana," ujar Phobos membuat penawaran.
Aku terdiam, berpikir sejenak. Sebenarnya aku sudah lama ingin meninggalkan Olympus. Apa ini kesempatan bagiku? Tapi ada sesuatu yang menahanku untuk pergi sekarang ini. Putri Sparta, belakangan dia merengek membahas betapa dia harus meninggalkan Ares.
"Untuk sekarang aku tidak bisa, maafkan saya Dewa Phobos," kataku dengan raut muka menyesal.
"Kenapa?"
"Putri Sparta, dia tidak mau pengawal lain selain saya. Mungkin karena saya adalah orang pertama yang dia kenal dari istana Ares," jawabku beralasan. Yah, lebih tepatnya mungkin hanya aku yang bisa membujuknya untuk membatalkan niatnya yang hendak putus dengan Ares.
"Wah, kamu pasti benar-benar tidak suka perempuan karena bisa terus mendampingi putri sparta itu tanpa tergoda," Eros berkomentar. Apa-apaan itu? dia kan ayahku. normalnya seorang ayah akan menangis kalau tahu anaknya punya kelainan.
Seandainya mereka tahu betapa sulitnya menahan diri mendampingi wanita secantik nona Portia. Padahal aku selama ini hanya kenal wanita seperti para pejuang amazon yang brutal dan maskulin. Putri Sparta tidak hanya cantik, dia mandiri dan cerdas. Wajar saja kalau Ares tidak bisa mengabaikannya.
Tunggu dulu, semoga saja aku salah tapi Ares kini tidak tersenyum dan malah memandangku tajam.
"Apa kamu tidak mempertimbangkan untuk menjadi Abadi? Ini belum bisa disebarluaskan, tapi mengingat populasi titan terus berkurang, Hades kabarnya mempertimbangkan untuk memproduksi Ambrosia dalam jumlah besar," Deimos bercerita. Ambrosia adalah obat atau minuman yang bisa membuat manusia abadi. Persephone istri Hades dan Psyche pernah meminumnya.
"Ya, kabarnya Zeus dan Hades ingin membuat para demigod abadi. Kalau kau menjadi abadi kau bisa melakukan banyak hal," kata Deimos lagi.
Melakukan apa? Tinggal dan mengamati kehidupan kaum Dewa dewi selama puluhan tahun malah membuatku enggan menjadi makhluk immortal.
"Sebagai demigod yang mortal, bagaimana pendapatmu?" Ares bertanya menyelidik.
"Yah, menurutku tidak semua demigod ingin hidup abadi, kalian harus memastikannya sebelum memberikan kami Ambrosia. Kalau aku sendiri sih suatu saat nanti ingin merasakan hidup normal, jatuh cinta dan menikah dengan wanita baik, cantik dan cerdas seperti ...," aku terdiam. Kenapa senyum ceria dan hangat nona Portia tiba-tiba terbayang di benakku?
"Maksudmu seperti Putri Sparta istriku?" Hawa dingin terasa menghunjamku tiba-tiba. Apa aku sudah gila? Berani-beraninya aku berpikir kurang ajar tentang wanita milik Ares.
"Kenapa itu jadi masalah buatmu Ares? Istrimu itu manusia, kekasih manusiamu yang lain juga banyak yang menikah dan hidup normal," Eros tampak heran.
"Tidak, tutup mulutmu Eros! Diam jangan bahas tentang itu di hadapanku," Ares menghardik. Eros tampak gentar. Phobos dan Deimos membuang muka tampak pura-pura tidak mendengar.
"Saya ..." Aku merasa lidahku gemetar.
"Apa yang mau kamu katakan Alastair?" Ares melihatku tajam.
"Saya tidak suka perempuan," aku akhirnya berbohong demi menyelamatkan nyawaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of Olympus
FantasyJiwa seorang aktris di era modern, terjebak di dalam tubuh Putri Sparta dan dinikahkan dengan Ares, Dewa Perang Yunani yang terkenal kejam. * * * Jill Adelaide adalah aktris populer dengan kehidupan sempurna. Dikarenakan sebuah ritual misterius yang...