Alastair mencoba bernafas dengan teratur, meskipun seluruh kepalanya kini tengah ditutupi kantong jerami yang gatal dan pengap. Alastair menyadari kalau dia kini dinaikkan ke atas kuda, tanpa seorang pun berbicara padanya.
Tangannya diikat di belakang dan seluruh senjatanya dilucuti dari badannya. Alastair segera tahu dia mungkin akan diberikan kehormatan dari Ares untuk merasakan metode hukumannya yang terkenal. Yaitu membuangnya ke tengah hutan Olympus tanpa kesempatan membela diri.
Alastair mendengar kuda yang ditumpanginya berderap dengan santai dan tenang. Pemuda itu memasang telinganya dan mendengar suara jangkrik bersahutan. Dia mungkin sudah berjalan cukup jauh ke dalam hutan. Alastair bisa saja membebaskan dirinya sekarang juga dan berusaha merebut senjata dari penjaganya lalu melarikan diri ke dalam hutan.
Tapi Alastair enggan melakukannya. Dia merasa pantas dihukum. Dia sudah melakukan kesalahan yang tidak termaafkan yaitu lalai menjaga istri Dewanya. Seharusnya Alastair mungkin sudah dieksekusi di depan umum.
"Kita sudah cukup jauh dari kediaman kita. Sekarang aku akan membuka ikatan tanganmu." Alastair terkejut, suara itu sangat dikenalnya.
"Ares?" Alastair memastikan.
"Ya, ini aku Dewamu. Apa kau harus sekaget itu? kamu berpikir aku akan mengeksekusimu ya? Yah, memang itu hukuman yang pantas kalau istriku benar-benar sudah mati." Ares mengatakannya sambil membuka penutup kepala Alastair.
Ares tampak bugar dan waras, tidak tampak seperti seorang pria yang berduka karena kehilangan kekasihnya untuk selama-lamanya. Dewa itu beradu pandang dengan Alastair dari atas kudanya Herion dengan pandangan teguh dan percaya diri.
"Apa maksud Anda? Putri Sparta sudah diterkam monster." Alastair merasa Ares mungkin terlalu syok karena itu dia menolak menerima kenyataan.
"Aku tidak bodoh Alastair. Jill masih hidup, aku meyakininya. Dia bukan perempuan yang selemah itu. Sekarang aku bertanya padamu. Apakah kamu merasa bingung dan pusing? Atau mungkin kamu kesulitan mengingat sesuatu?" Ares menghujaninya dengan pertanyaan.
Alastair lantas memacu otaknya untuk memikirkan pertanyaan Ares. Memang Alastair merasa sedikit bingung selama beberapa jam ini. Tepatnya ketika dia melihat Jill mati diterkam monster. Alastair secara janggal tidak dapat mengingat detil-detil kecil sebelum kejadian itu terjadi.
"Ya, saya rasa saya mungkin terlalu terguncang sehingga ingatan saya terganggu," ujar Alastair bingung.
"Dengar, seseorang telah melakukan permainan pikiran terhadapmu. Apa kamu mencurigai seseorang yang mungkin telah melakukannya padamu Alastair?" Ares bertanya lagi.
"Apa maksud Anda?" Alastair menggelengkan kepalanya.
Ares menghela nafasnya sambil memacu kudanya santai. Alastair juga otomatis berusaha menyeimbangi kecepatan kuda Ares dengan mengendalikan tali kekang kuda tunggangannya begitu lengannya sudah bebas.
"Istana Dewa Perang sudah dimasuki penyusup atau mata-mata. Aku tidak bisa mempercayai siapapun di sana, apalagi mereka terbukti bisa melakukan permainan pikiran. Termasuk kamu Alastair! berkuda bersamamu sebenarnya beresiko. Entah apa yang dibisikkan penyihir itu terhadapmu, bisa saja dia memerintahkanmu untuk membunuhku atau semacamnya. Tapi aku ingin memberikanmu kesempatan sekali lagi." Ares berujar panjang lebar.
"Lagipula kamu tidak akan bisa mengalahkanku," tambah Ares lagi sedikit pongah.
"Ya, itu memang benar," Alastair menyanggupi.
"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Alastair.
"Menyelamatkan istriku dari tengah belantara ini tentu saja! Kita berdua akan mencarinya!" kata Ares lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of Olympus
FantasyJiwa seorang aktris di era modern, terjebak di dalam tubuh Putri Sparta dan dinikahkan dengan Ares, Dewa Perang Yunani yang terkenal kejam. * * * Jill Adelaide adalah aktris populer dengan kehidupan sempurna. Dikarenakan sebuah ritual misterius yang...