Bab 38: Rumor Tentang Ares

52K 8.2K 83
                                    

"Apa poin ketiga dari prinsip ksatria Olympus?" Attica bertanya.

"Keberanian tanpa keraguan memberikan kemenangan namun tindakan tanpa kebijaksanaan menimbulkan kekalahan," Jill mengeja setengah ragu, khawatir kalau dia salah mengingat.

"Sebelum melakukan tindakan berani, kita harus terlebih dulu mengevaluasi dan mencermati segala implikasi yang mungkin kita terima," Attica menjelaskan maksud dari prinsip itu.

Jill mengangguk. Attica sedang bersikap sebagai mentornya. Sebagai salah satu ksatria amazon yang tangguh Attica merasa harus membentuk sifat ksatria dalam diri Jill.

Dua malam sudah berlalu sejak pertama kalinya mereka bertujuh meninggalkan Istana Ares untuk kontes berburu. Tidak banyak monster istimewa yang berhasil mereka bunuh. Ada satu Cyclops namun karena dia dibantai dengan bantuan senjata titan milik Jill, maka kepalanya tidak bisa dilombakan dalam kontes berburu Dewa Perang.

Ini adalah saatnya bagi Jill untuk menggunakan skill ksatria yang sudah dia pelajari selama satu bulan lebih. Setelah berhari-hari Jill merasa menjadi anggota regu yang tidak berguna dan kerap dilindungi, akhirnya Jill punya kesempatan.

Tidak terlalu spesial sebenarnya, Jill hanya diminta untuk berburu makan malam bagi anggota kelompoknya.

Ditemani Attica, mereka mengincar seekor rusa dewasa gemuk yang tampaknya berjenis kelamin betina. Rusa itu tampak melangkah anggun di antara rerumputan sambil mencari pucuk dedaunan muda yang masih lembab karena embun pagi.

Jill tidak bisa menyergapnya begitu saja, bajunya dipenuhi darah Cyclops yang mengering. Metode itu cukup efektif untuk mengusir hewan buas dan monster-monster yang lebih lemah. Namun itu juga berlaku bagi hewan buruan seperti rusa. Hidung mereka yang tajam bisa mencium bau darah Cyclops, mereka pasti akan langsung melarikan diri begitu Jill mendekat.

Karena itu Jill menggunakan busur dan panahnya. Kendati busurnya terbuat dari kayu ek yang ringan, kenyataannya benda itu cukup berat ketika dia coba rentangkan. Melumpuhkan rusa dari jarak jauh dengan panah adalah cara yang paling efektif untuk sekarang ini.

"Perhatikan langkah Anda Putri Sparta, rusa adalah hewan yang sensitif dengan suara. Angin tidak cukup kencang berhembus sehingga Anda bisa mengurangi kekuatan lenting tali busur Anda," bisik Attica menggurui.

"Aku tahu, diamlah aku sedang berkonsentrasi," kata Jill tidak sabaran.

Kalau Attica tahu rusa targetnya itu adalah hewan yang sensitif dengan suara, seharusnya dia diam saja dan membiarkan Jill bergerak sendiri. Begitulah yang dipikirkan Jill. Wanita itu sangat cemas sampai terlihat bulir-bulir keringat mengalir turun dari tengkuknya.

Rusa betina itu tampak menengok ke kanan dan ke kiri waspada, kakinya berderap seperti hendak lari namun dia urung. Pucuk semak murbei yang masih muda di sekitarnya tampaknya terlalu ranum untuk dia abaikan.

Jill khawatir buruannya lepas, dia mulai gusar dan merasa harus cepat-cepat membidik.

"Tahan dulu. Jangan membidik hewan yang sedang berwaspada. Tunggu dia lengah," Attica berbisik mencegah Jill yang mulai merentangkan tali busurnya.

Jill pun bersabar dan menunggu rusa targetnya kembali merumput dan fokus terhadap helai daun semak murbeinya. Jill yakin kalau sekarang adalah saat yang tepat. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, atau rusa itu akan benar-benar kabur.

Kalau Jill tidak bisa mendapatkan daging rusa hari ini, maka malam ini mungkin Jill harus makan daging serigala hutan yang tadi ditangkap oleh Diana dan Alastair. Jill tidak (atau belum) sebrutal para ksatria itu. Kalau Jill akhirnya benar-benar harus menghadapi situasi itu, Jill mungkin mempertimbangkan untuk makan daun murbei saja seperti rusa targetnya.

The Bride Of OlympusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang