Bab 35: Ares's Proposal

54.9K 7.2K 89
                                    

"Kontes berburu?" Jill bertanya pada Ares tatkala mereka tengah menghabiskan sore mereka di pinggir telaga yang berair jernih.

"Ya, beberapa bulan sekali para ksatriaku dan para wanita Amazon melakukannya. Mereka mencari monster-monster terkuat dan memburu mereka. Teknologi titan tidak diizinkan digunakan dalam perlombaan itu. Karena itu para pejuang bergerak dalam kelompok." Ares menjelaskan.

"Para ksatria artinya aku juga ikut kan?" Jill bertanya sambil merebahkan kepalanya yang cantik di pangkuan Ares.

"Ha? kamu belum pantas disebut ksatria," Ares tersenyum meledek.

"Kau jahat, aku berjuang sangat keras sebulan terakhir ini. Bukankah karena acara itu maka kamu memberiku Raven?" Protes Jill sambil membawa-bawa nama kuda putih pemakan dagingnya.

"Yah tapi ..." Ares tampak enggan.

Jill bangun dari rebahnya kemudian menatap mata Dewa tampan itu lekat-lekat.

"Kamu bersikeras tidak ada diskriminasi dan tidak mau mengistimewakanku. Aku juga ksatria di istanamu artinya aku harus ikut juga," Jill bersikeras.

Ares kemudian merebahkan tubuh Jill sampai dia berbaring di rerumputan yang sedikit lembab karena sisa embun. Jill memekik pelan.
Ares mendekatkan tubuhnya dan memandang mata istrinya dalam-dalam.

"Apa kau yakin Jill? Kamu membunuh anak ayam saja belum pernah kan? Kita bicara tentang monster Olympus disini," Ares menyeringai.

"Karena itu aku butuh pengalaman itu, Ares, cepat atau lambat aku juga harus melakukannya. Memangnya untuk apa aku latihan setiap hari?" sahut Jill sambil balas menatap mata Dewa Perang itu yakin.

"Kamu perempuan paling keras kepala yang pernah kukenal, Jill.Padahal bisa saja kamu memohon padaku agar kau tidak perlu mengikuti acara tersebut. Apa kamu sedang berusaha membuktikan sesuatu?" Ares berkomentar.

"Aku ingin menjadi lebih kuat, Ares," jelas Jill.

"Kenapa?"

"Kenapa kamu bertanya 'kenapa?' tentu saja untuk melindungi diriku sendiri. Apa kamu pikir kamu akan selamanya bisa menjagaku Ares?" tanya Jill.

"Ya, aku akan melindungimu," Ares menegaskan.

"Oh seriuslah, Ares, aku manusia dan kamu seorang Dewa. Aku tahu kalau kamu akan meninggalkanku ketika umurku semakin bertambah," Jill menanggapi seakan itu bukan masalah baginya, padahal Jill merasa sedih memikirkannya.

Ares tidak langsung menjawab, dia pun membelai rambut Jill dan menciumnya. Kemudian Ares merengkuh leher wanitanya dan menciumi rambut, hidung dan pipinya dengan lembut.

"Dulu aku pernah mengatakan ini padamu Jill, namun aku tidak pernah benar-benar serius memikirkannya. Tapi kini aku sudah benar-benar mempertimbangkannya. Aku tidak tahu apa aku sudah mulai gila atau menua tapi ... Sungguh aku merasa kalau aku tidak bisa jauh darimu, jadi aku ... " Ares berhenti bicara.

"Apa Ares? apa yang mau kau sampaikan kepadaku?" Jill penasaran ingin tahu.

"Jill, maukah kamu menjadi abadi? Aku bisa memberikanmu Ambrosia," Ares menawarkan. Matanya tampak serius. Jill merasa lehernya seperti tercekat karena terkejut. Dia tidak pernah menyangka Ares mengatakan hal itu padanya. Selama ini Jill berpikir perasaaan Dewa Perang itu padanya tidak benar-benar tulus.

Memintanya untuk menjadi immortal artinya Ares telah berkomitmen penuh pada Jill. Seperti Eros dan Psyche. Ada semacam aturan yang tidak tertulis bahwa dewa yang membuat pasangannya menjadi abadi berkewajiban untuk mendampinginya selamanya.

Hidup abadi? Jill tidak pernah berani memikirkannya. Jill mengira mungkin hidup abadi akan sangat membosankan dan merusak kewarasannya. Sanggupkah dia tetap hidup dan senantiasa muda namun melihat teman- teman dan keluarga mortalnya berjatuhan wafat satu persatu?

Menjadi abadi mengingatkannya pada tokoh keluarga Cullen dalam film Twilight. Mereka kerap bergonta-ganti pekerjaan, tempat tinggal dan memalsukan umur mereka karena fisik mereka senantiasa muda. Bagi Jill hal itu sungguh merepotkan.

Namun Jill juga tidak yakin kalau dia hidup abadi sebagai dewi di Olympus, apakah itu artinya Jill hanya akan berinteraksi dengan sesama kaum immortal? Sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan masalah rekayasa identitasnya? Karena kaum titan dan Dewa Olympus telah mempunyai komunitas immortalnya sendiri.

Apapun itu yang paling membuatnya ragu adalah. Ares tidak benar-benar mencintainya. Ares selalu memuji rambut Jill, senyumnya, kulit putih porselennya, kecantikannya dan itu semua milik Portia, bukan Jill.

"Jill? Portia?" Ares memanggil namanya. Salah satu nama yang dia sebut bukanlah milik Jill. dan itu makin menegaskan kalau perasaan yang dimiliki oleh Ares terhadapnya tidak semuanya untuk Jill.

"Tidak Ares," sahut Jill dengan suara gemetar. "Aku tidak bisa hidup abadi bersamamu," lanjut Jill berusaha tegar sementara air matanya membendung mengaburkan pandangannya.

***

Jacinda tampak melangkah keluar dari planetarium seorang diri. Senyuman puas terukir di wajah jelitanya.

"Apakah Anda mendapatkan informasi yang Anda inginkan tuan putri?" salah seorang pelayannya bertanya.

"Ya, banyak sekali. Putri Sparta itu berulang kali mengeluh dan berniat untuk meninggalkan Ares," kata Jacinda dengan ekspresi seperti berhasil memperoleh hadiah besar.

Jacinda adalah wanita yang persuasif, dia mudah membujuk seseorang dan memiliki keahlian hipnotis. Ilmu hipnotis belum banyak dikenal pada masa Yunani Kuno dan kaum Dewa menganggapnya bagian dari sihir sehingga mereka yang bisa melakukannya biasanya menyembunyikannya.

Jacinda baru saja berbicara dengan Hadreda, centaur wanita yang diketahui berteman cukup akrab dengan Jill. Jacinda harus beberapa kali makan dan minum teh bersamanya sebelum mencoba mengorek rahasia-rahasianya.

Keberadaannya di Istana Ares sudah direncanakan matang dan lama. Jacinda seharusnya bisa mendekati dan mempengaruhi Ares. Seharusnya Jacinda bisa mengendalikan Dewa Perang itu. Namun keberadaan Jill telah merusak semuanya. Ares begitu terpikat pada Jill sampai tidak ada waktu untuk melirik wanita lain.

"Kini apa yang akan Anda lakukan?" pelayannya bertanya.

"Aku sudah memulainya. Semua akan siap ketika acara kontes berburunya dilaksanakan. Tugas kalian adalah memastikan orang kita juga bersiap untuk menjalankan rencana," jawab Jacinda kalem.

The Bride Of OlympusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang