Hari sudah larut ketika Ares berjalan pulang ke kamarnya, selepas berkumpul dengan para panglimanya untuk membahas pergerakan para Titan pemberontak dan strategi perang.
Matanya sedikit mengantuk, dan walaupun tubuhnya dibentuk oleh sel - sel dan otot yang superior, rasa penat di otaknya mempengaruhinya sehingga tubuhnya terasa lelah. Ares hanya ingin berbaring di ranjangnya malam ini. Namun sesaat sebelum dia memasuki lorong menuju kamarnya, dia memperlambat langkahnya karena mempertimbangkan untuk menyelinap saja ke kamar Jill dan tidur di sampingnya.
Niatnya batal tatkala melihat Jacinda—wanita yang tidak diakui Ares sebagai istrinya—berdiri mematung sendirian menutup jalur Ares. Wanita atraktif dengan rambut cokelat bergelombang itu sepertinya sengaja menunggu Ares. Kendati malam sudah larut, wanita itu mengenakan gaun bernuansa mewah dengan riasan tipis di wajahnya. Ares tidak pernah memberikan apa-apa kepada Jacinda, wanita itu pasti membawa koleksi pakaian dan perhiasannya sendiri. Bagaimanapun dia adalah putri Kairos Raja Titan penguasa hutan utara.
"Ini sudah larut, putri Kairos," Ares menyapanya formal.
"Saya tahu, maafkan saya. Tapi saya harus berbicara dengan Anda. Anda selalu menolak bertemu dengan saya," Jacinda memberi alasan sambil tetap menundukkan kepalanya yang jelita.
"Saya harus menjaga perasaan Putri Sparta, karena saya sudah berjanji untuk menjadikannya satu-satunya kekasih saya. Anda sudah tahu hal itu kan?" Ares mengingatkan. Ares memang sudah pernah menyampaikan hal itu sebelumnya.
"Saya ingin bicara bukan sebagai Istri ataupun kekasih Anda, Putri Sparta gadis yang cerdas, dia pasti akan mengerti," kata Jacinda teguh.
Ares berpikir sejenak, dirinya terlalu lelah untuk berargumen.
"Katakanlah sekarang, apapun itu," Ares mempersilahkan wanita itu berbicara.
"Saya punya informasi tentang rencana para titan pemberontak, mereka berkomplot dengan Kairos," Jacinda berujar serius sambil menatap mata Ares dengan percaya diri.
***
"Apakah wanita itu sudah pergi?" Jill bertanya.
Ares baru saja memasuki kamarnya dan melihat istrinya yang jelita sedang duduk di kamarnya dengan raut muka sebal. Tampaknya dia sudah lama berada di kamar Ares.
"Jill, apa yang kamu lakukan di sini?" Ares bertanya antara terkejut dan senang.
"Aku ingin bicara padamu karena itu aku menunggumu di kamarmu, tapi kamu tidak kunjung pulang. Aku berpikir untuk kembali ke kamarku tapi aku melihat Jacinda di depan kamarmu, aku jadi ragu untuk keluar," jelas gadis itu dengan muka cemberut.
"Kemarilah Jill, aku merindukanmu." Ares merengkuh Jill dalam pelukannya. Bersikap seakan tidak mendengar keluh kesah istrinya barusan. Ares menyukai kebiasaan Jill yang menghindari wewangian berbau menyengat. Wanita itu lebih suka memercikkan minyak musk dan melati di leher dan pergelangan tangannya.
Ares tahu kalau wewangian itu hanya akan tercium kalau seseorang benar-benar mendekapnya dan bernafas di dekatnya. Ares adalah satu-satunya pria yang bisa melakukannya.
Dewa Perang itu suka mendominasi, dia senang memonopoli kekasihnya, dia bangga menjadi satu-satunya pemilik sah dari Portia alias Jill sang Putri Sparta yang jelita. Ares senang mengetahui kalau hanya dirinya yang bisa melihat ekspresi malu Jill ketika dia menggodanya. Dia merasa menang karena hanya Ares yang boleh menyentuhnya dan melakukan apapun pada dirinya.
Ares selalu merasa haus terhadap Jill, selama apapun mereka bersama sepertinya dia tidak akan pernah merasa cukup. Ares tidak bisa menyingkirkan bayang senyumnya dari benaknya. Ares kerap mendengar suara Jill ketika mereka terpisah oleh jarak. Setiap kenangan yang mereka berdua bangun bersama, kerap terlintas dan memberikan perasaan hangat yang tidak bisa dia lukiskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of Olympus
FantasyJiwa seorang aktris di era modern, terjebak di dalam tubuh Putri Sparta dan dinikahkan dengan Ares, Dewa Perang Yunani yang terkenal kejam. * * * Jill Adelaide adalah aktris populer dengan kehidupan sempurna. Dikarenakan sebuah ritual misterius yang...