Bab 42: Jill dan Aldebaran

52.1K 6.9K 212
                                    

Jill berlari sekuat yang dia bisa. Jill tidak menyesali segala latihan fisik berat yang dijalaninya selama berada dia sasana latihan bela diri Ares. Semua itu terbukti bermanfaat dalam situasi berbahaya seperti saat ini. Jill merasa stamina dan nafasnya bertahan lebih lama. Padahal dia sudah melakukan maraton selama setengah jam lebih.

Hari belumlah gelap. Jill merasa masih ada kesempatan untuk selamat. Jill hanya perlu menemukan sebuah tempat yang aman dimana dia bisa berpikir dan mengatur strategi.

Jill mencoba menenangkan pikirannya dan membuang jauh-jauh kepanikan. Situasinya sekarang memang sangat buruk. Tapi dia sudah mengeksplorasi Hutan Olympus selama lebih dari tiga hari. Ada banyak hal yang telah dia pelajari selama hari-hari itu.

Pertama, Hindari pepohonan yang rimbun. Berjalanlah sebisa mungkin pada tempat terbuka. Banyak hewan liar seperti ular dan serangga berbisa yang bisa menyergapnya dari atas pohon tanpa dia punya kesempatan untuk mengelak.

Kedua, carilah sumber air. Kalau seandainya Jill harus berkemah dia harus mencari aliran sungai atau danau untuk sumber air minum. Jill berusaha memasang telinganya mencari suara gemericik air yang berasal dari riak sungai.

Ketiga, Jangan berdiam lama di satu tempat. Bergerak dan berpindahlah terus. Karena para hewan buas dan monster juga memiliki insting pemburu. Mereka tidak selalu menyerang dengan langsung tampil di depan mata, kebanyakan menyerang setelah mengintai dulu dan dengan gerakan mengendap-endap.

Karena itu walau sakit di lengannya terasa perih dan kakinya mulai lelah. Jill berusaha untuk terus bergerak dan bergerak.

Jill melihat ke arah lukanya. Dia bersyukur lukanya tidak terlalu dalam sehingga pendarahannya sudah berhenti. Jill berdiam sejenak sambil membalut lukanya dengan robekan bajunya seadanya. Jill berpikir mungkin akan mencoba mencari bangkai monster seperti cyclops dan semacamnya agar bisa membaluri tubuhnya dengan aroma mereka.

Jill sudah menemukan sungai, setidaknya dia tidak akan mengalami dehidrasi. Jill meminum air sungai yang bening dan dingin itu melalui telapak tangannya. Jill juga membasuh bekas darah yang menempel di kulitnya serta mencuci mukanya.

Wanita ramping itu lalu melihat ke arah sekitarnya. Dia melihat banyak pohon tinggi dengan daun yang tidak terlalu rimbun. Jill merasa untuk sementara berada di atas pohon akan cukup aman baginya.

Memanjat pohon adalah perkara yang tidak terlalu mudah bagi Jill, namun bukan hal yang mustahil untuk dia lakukan. Jill berhasil memanjat sebuah pohon akasia besar. Kemudian duduk di dahannya yang cukup kokoh sambil bernafas terengah.

Lalu sekarang apa?

Jill harus fokus dan berpikir. Jill tidak bisa mencurangi alam. Alam liar tidak akan memberikan perlakuan khusus padanya. Jill mungkin kini termasuk dalam salah satu strata terlemah dalam rantai makanan yang berlaku di Hutan Olympus.

Jill memperhatikan apa pun yang tersisa pada tubuhnya. Jacinda si licik telah mempreteli seluruh senjata Jill. Dia sama sekali tidak mau memberikan Jill kesempatan untuk membela diri. Jill menduga Jacinda sengaja melepaskannya untuk dimakan hewan buas. Mungkin dia berpikir Ares akan mencarinya, sehingga Jacinda harus memastikan kematiannya sesuai dengan kesaksian Alastair. Ares akan mudah mengetahui seandainya menemukan jasad Jill dan menentukan penyebab kematiannya.

Jill merasa Tuhan menjawab doanya tatkala menyadari sebuah perhiasan yang selalu bertengger di pergelangan tangannya. Itu adalah gelang emas hadiah dari Dewa Apollo!

Ini adalah anugrah dari Dewa Apollo yang menganggapmu sebagai sahabat dan wanita yang cerdas dan baik budi. Seandainya kau dalam kesulitan kau bisa memanggilku. Tapi hanya berlaku satu kali, karena itu kau harus menggunakannya ketika benar-benar membutuhkannya.

The Bride Of OlympusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang