Jill berderap, berlari dengan cepat sambil membawa sebuah tombak bermata perunggu yang terhunus. Wanita bertubuh ramping itu dengan cukup gesit melompati rintangan berupa tumpukan kayu yang ditempeli batu andesit tajam. Jill juga berusaha mengelak dari lontaran batu kerikil yang ditembakkan ke arahnya.
Memang semua rintangan itu tidak mengancam nyawanya, namun bisa saja kulitnya berdarah karenanya. Jill sudah melalui latihan semacam ini beberapa kali, namun baru sekarang pelatihnya mengizinkannya untuk menguji rintangan yang cukup berbahaya seperti sekarang. Jill merasa takut namun Jill tetap harus melakukannya.
Jill mengambil ancang-ancang, gerakannya kali itu membuatnya terpaksa harus menerima benturan kerikil-kerikil kecil itu di tubuh dan wajahnya. Namun Jill mengenakan baju dan helm perang sehingga kulit wajahnya tidak tergores. Jill pun melemparkan tombaknya menuju sasarannya. Yaitu sebuah boneka jerami yang ditancapkan pada garis akhir halang rintangnya. Tombak Jill kali ini berhasil menggores bagian kepala si boneka jerami. Tidak buruk untuk percobaan ke lima di hari itu.
"Sudah cukup, Putri Sparta, Anda sudah jauh lebih baik mengarahkan tombak Anda. Ingat untuk berfokus pada momentum, jangan ragu-ragu, dan pelajari arah dan kecepatan angin agar tembakan Anda semakin akurat," Alastair menjelaskan.
Jill berdiri sambil sedikit membungkuk. nafasnya terengah. Dia membayangkan hidup menjadi seorang atlet profesional pasti cukup berat karena harus menjalani latihan fisik konsisten seperti sekarang. Jill merasa tubuh portia yang dia huni mulai beradaptasi dan semakin tahan terhadap rangkaian latihan fisik yang melelahkan. Kini otot-ototnya tidak mudah sakit dan pegal.
Jill berjalan mendekati boneka jerami itu dan mencabut tombaknya. Senjata tajam itu cukup ringan dan mudah digunakan olehnya yang terbilang agak mungil di antara pejuang wanita lainnya. Dari sekian banyaknya senjata yang sudah dia coba, Jill paling cocok dengan seni bertempur menggunakan tombak.
Jill memutuskan untuk mendalami ilmu beladiri dengan tombak, karena dia sudah menguasai dasar seni pedang berkat pengalamannya berlatih anggar. Tentu saja semua yang dipelajarinya hanya secuil dari kemampuan para prajurit lainnya di istana Ares. Jill bahkan belum menguasai semua ilmu dasar dalam latihan tempur ini.
"Hei Alastair, kenapa kita masih harus repot menguasai segala persenjataan kuno ini kalau kalian punya yang seperti itu?" Jill menunjuk sekumpulan prajurit titan dan demigod yang sedang mencoba beberapa senjata berbau futuristik.
Jill melihat semacam gatling gun atau senapan yang bisa menembakkan peluru secara massal, Pedang dan tombak yang mampu melelehkan batu dan logam, serta sarung tangan misterius yang sepertinya menggunakan teknologi pengendali gravitasi. Jill mendengar beberapa titan membahas kalau sarung tangan itu bisa mengeluarkan semacam medan magnet yang mempengaruhi gravitasi.
Mereka yang mengenakannya bisa menentukan apakah ingin membuat lawan terbang melayang ringan di atas tanah dengan mengaturnya seperti gravitasi bulan? Atau kalau dibutuhkan, mereka bisa membuat lawan terbungkus dalam gravitasi seperti di Planet Jupiter. Dimana gravitasinya sangat berat sehingga membuat makhluk yang terpengaruh berkali-kali lebih berat sampai tidak bisa meluruskan tulangnya. Jill teringat cara mati Plavius Rizar. Jill menduga Ares membunuhnya dengan sarung tangan itu.
"Kita tidak akan selalu bisa bergantung pada teknologi, lebih bijaksana kalau kita berjuang dengan kemampuan diri sendiri. Tidak ada yang bisa menjamin kalau semua senjata bagus itu selalu berfungsi dengan baik. Selain itu, kita tidak boleh menggunakannya pada manusia," jelas Alastair.
"Lalu untuk apa kalian terus berlatih menggunakan senjata-senjata itu?" Jill bertanya menyelidik.
"Hmm... itu, kita menggunakannya untuk melawan monster dan para titan pemberontak," jelas Alastair lagi.
"Bukankah semua Titan menyembah pada Zeus?"
"Beberapa dari mereka tidak, mereka ingin menggulingkan kekuasaan Zeus sejak lama," kata Alastair.
"Hari ini kau mudah menjawab pertanyaanku, tidak seperti sebelumnya yang suka serba berahasia. Apa yang terjadi?" Jill memandang Alastair curiga.
"Yah, saya punya keyakinan kalau Anda akan tinggal sangat lama bersama kami. Kupikir tidak ada salahnya kalau kujelaskan semuanya sekarang," kata Alastair lagi.
"Apa kamu tidak pernah menyimak? Aku sudah sering bilang kalau aku mungkin akan segera pergi meninggalkannya," Jill membantah.
"Itu tidak mungkin terjadi, apa Anda tidak lihat di sekeliling Anda banyak penjaga yang tidak mungkin membiarkan kekasih rajanya melarikan diri?" Alastair bersikap meremehkan.
"Aku akan mencari cara untuk itu."
"Maaf kalau saya lancang, tapi apakah Anda sudah memikirkan ini sebelumnya? Walaupun Anda bisa meninggalkan Olympus Anda mau kemana? kembali ke Istana Sparta? saya yakin Sparta akan menjadi salah satu tujuan utama Ares setelah Anda melarikan diri. Saya tidak mau mengandai-andai tapi Ares bisa menghancurkan sebuah negara kalau di mau. Apakah Anda tidak memikirkan keluarga Anda di sana?" Alastair menasehati Jill panjang lebar. Jill terdiam sambil merenungkannya.
"Sejak kau menjadi pelatihku, kamu mulai mudah membantahku ya, Alastair. Kemana Alastairku yang manis dan penurut itu pergi?" Jill merajuk.
"Anda mencoba mengalihkan pembicaraan ya? Saya ingin membantu Anda, tidak ada yang bisa kabur dari Istana Ares. Ketika Anda mencoba kabur dan ketahuan, nyawa Anda akan terancam. Minimal Anda akan lebih dibatasi daripada biasanya. Tidak bisakah Anda tetap di sini dan mendampinginya. maka tidak akan ada orang yang terluka," Alastair menasehati lagi.
"Alastair, kau tidak tahu apa-apa. Aku punya alasan yang sangat kuat kenapa aku mau melakukan itu." Jill mulai meragukan rencananya. Jill terlalu berpikiran sempit dan menganggap semua akan baik-baik saja. Seperti pada masa dia hidup sebagai Jill Adelaide, semua hal berjalan sesuai kemauannya. Keberuntungan selalu menghampirinya, jalan hidupnya mulus menganga. Tapi bagaimana dengan sekarang?
Jill tidak bisa merasa seratus persen aman di Istana Ares, kalau rahasianya terbongkar dia mungkin akan menerima hukuman berat. Minggu lalu para demigod dan Satyr styr bergunjing tentang kejadian di kediaman Artemis Dewi Perburuan, katanya seorang titan berusaha menyihirnya kemudian Artemis menenggelamkannya di danau.
"Bicaralah pada Ares kalau Anda memang harus meninggalkannya. Bukankah Anda suami dan istri? Apapun yang Anda rahasiakan saya rasa Ares akan memahami Anda," kata Alastair lagi.
Jill menghela nafas panjang.
"Hahh Alastair kenapa kamu pintar sekali membujukku?" Jill merasa kesal sekaligus bersyukur. Alastair benar. Masih banyak cara untuk mencari tahu bagaimana agar Jill bisa kembali ke tubuh aslinya. Sejujurnya melarikan diri diam-diam lalu berkelana sendirian di Olympus sambil melawan monster sangat mustahil bisa dilakukan Jill. Dirinya bisa mati konyol.
"Jill, apa latihanmu sudah selesai?" Ares tiba-tiba terdengar menyapa sambil menunggangi Herion kuda karnivoranya.
"Ares? Kenapa kau kemari?" tanya Jill agak terkejut."
"Naiklah, aku mau menunjukkan sesuatu padamu," kata Ares berbinar.
"Ares, sebelumnya apa aku boleh bertanya padamu?"
"Apa?"
"Mungkinkah kalau suatu waktu ... kau bisa membunuhku?" tanya Jill gugup dengan tatapan mata teguh. Informasi tentang Artemis yang menenggelamkan pengikut setianya sampai mati hanya karena berusaha menenungnya membuat Jill cemas.
Ares tidak langsung menjawab dan hanya memandang Jill bimbang. Keceriaannya seakan hilang seketika karena pertanyaan istrinya.
Sementara itu sesosok wanita titan yang merupakan pelayan Jacinda rupanya mendengar seluruh pembicaraan Jill dan Alastair. Sambil menangkupkan tangan dan dengan gerakan terburu-buru, wanita itu bergegas menyelinap pergi sambil membawa informasi yang mungkin menarik bagi tuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of Olympus
FantasyJiwa seorang aktris di era modern, terjebak di dalam tubuh Putri Sparta dan dinikahkan dengan Ares, Dewa Perang Yunani yang terkenal kejam. * * * Jill Adelaide adalah aktris populer dengan kehidupan sempurna. Dikarenakan sebuah ritual misterius yang...