Min dan Se Yeon keluar dari tempat jualan ponsel. Se Yeon memberikan satu ponsel untuk Min.
"Jadikan nomor cepat," pinta Min.
"Nomor cepat? Siapa yang menyetel itu sekarang? Dia hidup tahun berapa?" gumam Se Yeon.
Pak Park sedang mencuci taksinya malam-malam. Dia mengguyurnya sampai mengenai seorang pria yang sedang berjalan. Pak Park langsung meminta maaf.
"Sedang apa kamu? SIapa yang mencuci mobil tengah malam? Apa-apaan. ini!"
"Maafkan aku."
Seorang pengantar paket mengantarkan sebuah amplop untuk Pak Park Gi Nam (kita panggil Pak Gi Nam aja ya biar nggak samaan sama det. Park). (Canggih guys tanda tangannya langsung di ponselnya pak pos). Begitu pak pos pergi, Pak Gi Nam langsung membuka paketnya. Pak Gi Nam tampak terkejut. Amplop tadi berisi secarik kertas dengan tulisan entah apa dan sebuah sampel darah.
"Dia masih hidup?"
"Kita sudah selesai. Kita sudah dapat uang. Ayo kita makan!" ajak Min. "Ada restoran daging sapi...."
"Daging sapi?" Se Yeon menyela. "Kita buronan tanpa uang atau tujuan. Kita makan yang sederhana saja."
"Tapi aku belum makan seharian," keluh Min sambil memegangi perutnya.
"Seharusnya kamu habiskan sup darah sapi itu. Ayo! Aku tahu tempat kita bisa makan gratis. Ikuti aku!"
Ternyata Se Yeon mengajak Min belanja makanan cepat saji di mini market. Min mengeluh kalau dia lebih suka makanan sungguhan daripada makanan instan yang Se Yeon beli.
"Harganya sama dengan di restoran," ujar Min.
"Hei! Kamu mau minum somaek untuk merayakan kita hidup kembali?"
Min cuma bisa ternganga melihat tingkah tengilnya Se Yeon. Se Yeon mengambil sebotol soju (atau somaek mungkin) dan dua kaleng minuman di chiller. Mereka lalu membawanya ke kasir. Tapi saat di scan, ternyata makanan instan yang tadi di ambil Se Yon sudah kadaluarsa.
"Anda mau yang lain?" tanya si kasir.
Se Yeon pura-pura marah. "Kamu tahu memajang produk seperti ini melanggar undang-undang sanitasi makanan?"
"Apa?" si kasir bingung.
"Aku tahu kamu sudah membayar denda untuk pelanggaran beberapa bulan lalu. Bukankah terlalu dini untuk tertangkap lagi?"
"Oh aku tidak sengaja. Aku lupa mengeluarkannya dari rak. Bisa biarkan saja? Bosku akan memecatku karena ini," ucap kasir ketakutan.
"Dipecat? Tidak bisa begitu. Aku tidak akan mati karena makanannya kadaluarsa beberapa jam lalu. Aku tidak akan mempermasalahkan."
"Sungguh? Terimakasih."
"Tetap saja. "Memberi dan menerima' adalah peraturan dasar kehidupan. Karena sudah ku biarkan, akan bagus jika aku mendapat balasannya."
Min memegang keningnya, baru menyadari akal bulus Se Yeon.
Se Yeon membuka boto soju lalu menuangkannya ke gelas dan mencampurnya dengan minuman dari kaleng (soda mungkin). Dia lalu meminumnya. Min hanya memperhatikannya. "Astaga! Ini enak. Kita bisa makan di sini sementara, benar?" tanya Se Yeon
"Wah! Kamu hebat sekali. Sungguh! Ayo kita minum bersama." Min menyodorkan minuman kalengnya mengajak bersulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS [On Going]
FantasyGo Se Yoon adalah seorang pengacara penuntut yang cantik dan Cha Min adalah penerus yang tidak menarik dari sebuah perusahaan kosmetik yang sama-sama dihidupkan kembali dengan pandangan yang berbeda melalui jurang setelah mereka meninggal dalam kec...