Se Yeon menatap Min. "Siapa kamu? Kamu hantu? Atau malaikat pencabut nyawa?"
"Ini aku. Cha Min."
Se Yeon terperangah. Dia tidak percaya pria di depannya adalah Cha Min. "Kamu gila? Kamu tampak normal, tapi kamu bicara omong kosong. Kamu Cha Min? Kamu? Dengan wajah ini?" Se Yeon hendak pergi. Tapi dia terhenti mendengar Min menyebut semua mantan pacar Se Yeon.
"Kamu menolakku untuk mengencani mereka. Huh! Apalagi yang harus ku katakan? Saat orangtuamu membuka kedai, aku makan lima ayam goreng sendirian dan akhirnya...."
"Kamu,,,, sebenarnya siapa?" Se Yeon masih tidak percaya.
"Aku hidup kembali karena ini, dan ku gunakan padamu. Tidak ku sangka berhasil."
Se YEon ternganga. "Aku tidak paham ada apa ini. Aku tidak paham maksudmu sama sekali. Baiklah. Anggap saja aku percaya. Bagaimana kamu menjadi tampan dan aku menjadi seperti ini?"
"Ini bukan perbuatanku. Kamu juga membaca aturannya." Min menunjukkan abyss lagi. "Tertulis menghidupkan seseorang sesuai bentuk jiwanya." Se Yeon mengambil bola abyss dan memperhatikannya. Min melepas mantelnya dan memakaikannya pada Se Yeon. "Aku tahu ini tampak gila. Tapi kamu tidak punya penjelasan lain untuk situasi ini kan? Sama saja bagiku. Mungkin berlebihan tapi ini benar. Ayo keringkan pakaian kita dan..."
Se Yeon menyela. "Kamu benar! Ini tidak masuk. Aku tidak bisa menjelaskan ini. Jadi, akan ku cari tahu sendiri." Se Yeon melangkah pergi. Dia tidak memperdulikan penggilan Min.
Ji Wook dan det. Park baru keluar dari rumah duka.
"Aku akan ke kantor jaksa setelah dari pemakaman," ujar Ji Wook. "Kamu, detektif Park?"
"Aku juga akan ke sana, tapi Cha Min di temukan. Ku rasa itu prioritasku."
"Baik kalau begitu."
"Sampai jumpa."
Ji Wook berjalan menunju mobilnya di parkiran. Hari masih saja hujan. Tiba-tiba Se Yeon menghampirinya.
"Kamu pergi ke pemakamanku kan? Biar aku menyetir."
"Mi Do. Bukankah seharusnya kamu di New York?" tanya Ji Wook heran. (Berarti bener yang pakai kacamata di foto dan yang ketemu Cha Min di bandara itu Mi Do)
Se Yeon mengambil kunci mobil dari kantong baju Ji Wook. "Masuklah."
"Apa yang kamu lakukan?"
"Ini aku Ko Se Yeon. Mungkin tidak ada yang sadar, tapi seharusnya kamu tahu. Tidak ada waktu. Harus kesana sebelum di kubur."
Ji Wook meraih tangan Se Yeon untuk menghentikannya. "Hingga sunbae katakan ada apa."
Se Yeon menatap tangannya yang di pegang Ji Wook. Seketika dia teringat kejadian malam itu. Saat itu dia baru saja minum di dapur. Tiba-tiba seseorang menarik tangannya. Dia di seret. Kedua tangannya di ikat ke atas dan wajahnya di tutupi dengan kain hitam.
"Kamu tidak menyangka akan mati, kan? Aku juga tidak menyangka akan membunuhmu," ucap si pembunuh. Kumis dan jenggotnya tampak memutih. Entah asli atau hanya untuk penyamaran.
Se Yeon syok mengingat itu semua. Dia kehilangan kesadarannya dan hampir saja terjatuh. Beruntung Min datang saat itu dan segera menangkapnya. "Se Yeon! Se Yeon bangun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS [On Going]
FantasíaGo Se Yoon adalah seorang pengacara penuntut yang cantik dan Cha Min adalah penerus yang tidak menarik dari sebuah perusahaan kosmetik yang sama-sama dihidupkan kembali dengan pandangan yang berbeda melalui jurang setelah mereka meninggal dalam kec...