NEXT🆙
Min heran melihat Se Yeon.
"Hei! Min. Astaga!"
"Bagaimana kamu menemukanku?"
"Hei! Kita tidak punya watu mengobrol. Naik sekarang! Kita keluar lebih dulu."
"Apa?"
"Polisi mencarimu. Naiklah!" Se Yeon memberitahu kalau Hee Jin melapor ke kantor polisi.
Min menelan ludahnya. "Baguslah! Sidik jariku tidak berubah. Jadi aku bisa mengatakan siapa aku agar diselidiki."
Se Yeon melepas helmnya. "Min sadarlah!! Aku jaksa. Kamu tidak bisa membuktikan itu walau di kehidupan selanjutnya. Semua bukti dan saksi berkata kamu pembunuhnya. Lagi pula, kamu pikir Ji Wook akan melepaskanmu? tidak mungkin. Dia akan mendakwa dan menjadikanmu tersangka."
Hee Jin terus menelepon. Tapi Min ragu untuk mengangkatnya. Dari kejauhan, tampak mobil Se Yeon mendekat. Mobilnya berhenti tidak jauh dari Min dan Se Yeon. Hee Jin turun sambil terus menghubungi Min.
Min menatapnya. "Meski begitu, aku harus menemui Hee Jin." Se Yeon sangat kesal dengan kekeraskepalaan Min. Min mengangkat ponselnya. "Aku melihatmu. Aku akan kesana."
Min berjalan ke arah Hee Jin. Hee Jin pun berjalan ke arah Min meski dia tidak itu Min. Tiba-tiba dari belakang Hee jin datang boxyang langsung menghantam tubuhnya. Min dan Se Yeon syok melihatnya. Mereka buru-buru berlari menghampiri Hee Jin yang terkapar di jalan dengan tubuh penuh darah.
Oh Yeong Cheol memperhatikan mereka dari spion mobilnya. Sepertinya dia yang mengendarai mobil box tadi. "Saat manusia tidak berguna lagi, mereka hanya mengganggu. Makhluk tidak berguna itu, bukan manusia.
Min memanggil-manggil Hee Jin berharap dia bangun. "Hee Jin! Buka matamu! Hee Jin!" Se Yeon hanya bisa menatap iba. Min mengeluarkan bola abyssnya. Se Yeon mendekat. Bola abyssnya redup. Seketika Min teringat saat bola abyss memanas di depan kamar mayat, tapi kemudian meredup saat Ji Wook datang.
"Dia belum mati, kan?" Se Yeon ikut berusaha membangunkan Hee Jin. Akhirnya Min menggotong tubuh Hee Jin dan menaikkannya ke mobil Hee Jin. Se Yeon mengira Min akan membawanya ke rumah sakit. Tapi Min melarang Se Yeon ikut.
"Tidak bisa! Tetap disana! Ada aturan untuk mengaktifkannya. Itu berhasil saat hanya ada jasad, abyss, dan aku. Jika orang lain terlibat, aku tidak bisa selamatkan." Min memegang pundak Se Yeon. "Maaf Se Yeon. Tunggu sebentar." Min masuk ke mobil dan melajukan mobilnya. Begitu tidak ada orang lain lagi, bola abyss menyala dan mengeluarkan tulisan. 'Abyss aktif hanya saat pemilik dan jasad sendirian'.
Min menepikan mobil di tempat sepi. Dia mendekatkan abyss ke tubuh Hee Jin. "Ku mohon. Selamatkan dia sekali ini. Tolong bangun Hee Jin. Ku mohon." Min memeluk Hee Jin. Hee Jin tampaknya bernafas kembali. Min segera melajukan mobilnya ke rumah sakit.
Polisi baru sampai di Taman Jisan. Mereka segera berpencar. Dong Cheol heran melihat Se Yeon ada disana. "Ada apa ini?"
Begitu sampai di rumah sakit, Min langsung membaringkan Hee Jin di ranjang. Se Yeontiba-tiba membuka matanya dan bangun. "Apa yang terjadi? Kenapa kamu..."
"Bertahanlah! Aku menyelamatkanmu. Tapi kita harus memeriksa bayinya."
Se Yeon berteriak. "Apa ini?" Min menyuruhn ya berbaring saja. Gantian dia yang berteriak. "Kapan dokter akan datang?" Min pergi mencari dokter.
Hee Jin menatap kedua tangannya. "Ada apa?" Hee Jin ingat kalau dia ditabrak truk.
Petugas selesai berkeliling dan tidak menemukan Cha Min. Se Yeon meminta Dong Cheol melepas borgol ditangannya yang terkait dengan tangan Dong Cheol. Dong CHeol tidak bersedia. Dia akan melepasnya setelah Se Yeon cerita kenapa dia ada disana dengan tangan berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS [On Going]
FantasyGo Se Yoon adalah seorang pengacara penuntut yang cantik dan Cha Min adalah penerus yang tidak menarik dari sebuah perusahaan kosmetik yang sama-sama dihidupkan kembali dengan pandangan yang berbeda melalui jurang setelah mereka meninggal dalam kec...