1.02.13

772 92 2
                                    

Inilah saatnya.

Jimin dengan pakaian serba putih dari atas hingga bawah, duduk di kursi nomor tiga belas sambil menggigit bibir bagian bawah. Tubuhnya gementar, wajahnya memucat. Ditambah dia mendengar sorakan penonton. Yang membuat Jimin memainkan jarinya sendirian. Seakan-akan dunia akan melihat wujud mungil berambut cokelat.

Apa yang akan terjadi?

Jika dia gagal.

Dihadapan lautan manusia.

Dimana Hoseok hyung dan Yoongi hyung? Jimin menunggu di kursi, mereka bilang akan mengurus sesuatu. Tau gitu Jimin memilih ikut bersama mereka berdua. 

Jimin benar-benar gugup. Manik matanya berkaca-kaca, Jimin ingin pulang. Kedua tangan Jimin dingin padahal sudah ada penghangat ruangan. Jimin meniup-niup tangannya untuk tetap hangat, segugup itu ia tampil dan takut gagal.

"Ugh.. diluar dingin banget."

Jimin mengerjap, menoleh ke kursi kosong disebelahnya. Sosok pucat berjaket hitam tebal dengan pakaian kostum putih-putih yang sudah siap untuk tampil. Tanpa disadari Jimin ketika Yoongi meraih tangan mungilnya dan memberikan hot pack untuk menghangatkan Jimin. Jimin baru menyadari saat tangannya menghangat.

"I-Ini..?"

"Hot pack," jawab Yoongi santai, menyila kedua tangannya, "kamu gugup?"

"Ini pertama kalinya aku tampil," Jimin memanyunkan bibirnya, mendekapkan kedua telapak tangannya untuk tetap menyentuh hot pack yang diberikan Yoongi. Ia berusaha menahan kesenangan di hatinya yang berjuang mati-matian untuk menahan diri.

"Pertama kali buat kita berdua."

Kepala Jimin otomatis menoleh menatap sang dominan, dia tersenyum simpul sambil mengacak-acak rambut Jimin gemas. Jimin membutuhkan proses karena mendapatkan serangan mendadak dari mahasiswa berwajah dingin tersebut.

Sampai dia benar-benar ngeh, pipinya memanas.

"Baik! Peserta selanjutnya!"

"Ini giliran kita Jiminie," Yoongi berdiri melepaskan jaketnya.

"K-Kita?"

"Latihanmu akan membuahkan hasil. I trusted you."

...

Yoongi hyung, Why did you trust me?

...

Tit..

Tit..

Kelopak mata Jimin terbuka perlahan-lahan, suasana ruangan rawat inap disertai bau obat yang tentunya bukanlah aroma favorit yang Jimin sukai. Matanya berusaha menjelihkan pandangannya yang buram.  ketika ia sepenuhnya terbangun, hal pertama yang ia lihat adalah sosok figur ayahnya yang menatap tajam.

Tunggu-- kenapa dia bisa di rumah sakit?

Apa yang terjadi?

Lalu kenapa ayahnya ada di depannya?

"Appaji..?"

"Kamu bikin malu saya."

"Seharusnya kamu les dan belajar di rumah! Bukan menari-nari tidak jelas."

Suatu hantaman panah menusuk jantungnya. Jimin berusaha menahan manik matanya yang berusaha meneteskan air mata. Jimin bingung sungguh. Apa yang terjadi? Bukankah seharusnya dia berada di tempat pentas seni, bersama dengan Yoongi hyung dan Hoseok hyung? Seharusnya dia disana bukan? Ada apa?

Jimin memejamkan matanya, "Maaf.. tapi itu passion ku."

Mendengar itu ayahnya berdecak kesal. Muak kali melihat anaknya yang seharusnya meneruskan jejak ayah ibu nya menjadi seorang pembisnis, "Pulang dari rumah sakit langsung pulang! Meeting Saya terganggu gara-gara kamu."

Jimin melihat punggung ayahnya yang menghilang dibalik pintu. Jimin memejamkan mata, ternyata pekerjaan ayahnya lebih penting daripada bocah seperti Jimin. Jimin mengatur napasnya perlahan-lahan, melirik kearah jarum jam yang menunjukan pukul sebelas malam. Sementara acara nya pukul sore hari.

Apa yang ter--

Jimin ternyata mengecewakan mereka berdua.

Karena ketika tampilan Jimin hampir selesai, dia justru kelelahan karena sering berlatih dan jatuh pingsan di tengah acara

Memalukan.

Jimin, kamu sangat memalukan.

...

Dear Diary

Appa mengetahui bakatku, dan dia membencinya.

Appa mengeluarkan kata-kata menyakitkan,sepertinya urusan pekerjaannya lebih penting dibandingkan urusanku.

Aku ingin menangis, tapi bukan itu yang aku pikirkan sekarang.

Acara tadi berjalan tidak lancar, aku pingsan. Aku tidak tau jika

Latihanku selama ini sia-sia, aku mengecewakan Hoseok hyung pasti karena dia sudah membawaku sejauh ini

I Trusted You

Kalimat itu yang dikeluarkan olehnya

Aku sialnya menghancurkan kepercayaan Yoongi hyung

Yoongi hyung bilang itu tampil pertama kali baginya, pasti aku bikin Yoongi hyung malu. Ini terlalu memalukan. Sangat amat memalukan.

Aku bahkan tidak berani melihat wajah Yoongu hyung.

-Jimin-


Dear Diary 「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang