Epilogue

1.4K 105 23
                                    

Namjoon menyadari banyak setumpukan pakaian yang berada diatas kursi. Terlihat Seokjin berusaha mencari pakaian yang mungkin terkesan sederhana. Karena mereka akan pergi ke tempat yang tidak begitu menyenangkan, biasanya Seokjin pria cantik itu akan memamerkan senyuman manisnya.

Tapi kali ini tidak.

"Kamu yakin?"

Seokjin tersenyum tipis, melihat Namjoon dari pantulan cermin yang nampaknya bingung dengan Seokjin dari kemarin. Namjoon memutuskan untuk mengambil segelas air karena krongkongannya sedang kering.

"Namjoon ah."

"Hm?"

"Saranghae."

"uhuk!

Namjoon tersendak air mendengar pengakuan Seokjin secara tiba-tiba. Raut wajah bingungnya melihat kearah Seokjin dari pantulan cermin. Perlahan-lahan senyuman pria dominan itu terlihat, disertai lesung pipi yang menawan bikin hati Seokjin deg-deg an.

 "Ada apa ini? Tidak biasanya..."

"Aku serius Joonie."

Dear Diary-Park Jimin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear Diary
-Park Jimin-

Namjoon mengangguk, membiarkan pasangannya itu duduk di kursi sambil melihat kursi kosong di hadapannya. Mereka dibataskan dengan kaca besar dan sela-sela kotak untuk memberikan sesuatu yang penting. Cengkraman tangan Seokjin mengeras pada buku pink itu, menunggu kedatangan narapidana yang akan keluar.

Clieek..

Barulah Seokjin bertatap muka dengan sosok figurnya. Figur itu mengerutkan dahi, dia tidak mengenal Seokjin begitupun Seokjin yang tidak mengenalinya. Lelaki itupun duduk di kursi, menatap kearah tamu yang ia tidak kenal sama sekali.

"Aku Kim Seokjin," perkenalan singkat Seokjin, dibalas tatapan kosong dari lelaki itu, " Kamu baik-baik aja?"

Lelaki itu tidak memberikan jawabannya.

Namjoon dengan seragam kepolisian yang cukup terpandang dengan jabatannya itu berdiri menyila kedua tangannya mengawasi mereka berdua. Walaupun dia sebenarnya tidak paham dengan alasan Seokjin ingin mencari orang itu.

Seokjin tanpa basa-basi memberikan buku tulis berwarna merah muda kepada lelaki itu, yang menyebabkan dia mengerjapkan mata dan melihat kearah Seokjin. Lelaki itu membuka halaman pertama, sudah tertera tulisan tua milik Park Jimin disana.

"Aku menemukan jatuh di jalan."

Ia menunduk untuk membaca tiap halaman itu. Matanya mengerjap sebagai reaksi terkejutnya. Penderitaan dan kebohongan yang selama itu ditahan, semua catatannya tercatat hingga tanggal 2 April 2013. Ternyata waktu berjalan cepat, tapi baginya waktu terasa sangat menyakitkan.

Napas lelaki itu menjadi berat. Ia memejamkan matanya untuk mengatur emosi campur aduk yang tidak pernah hilang dari ingatannya. Masa-masa indah dan kenangan yang disimpan baik-baik oleh lelaki itu, mulai terlintas satu persatu. Layaknya cuplikan film yang mulai melewati pikirannya.

"Akhirnya kamu tidak berbohong padaku, Jiminie."

-End-

Dear Diary 「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang