Pernahkan kalian berpikir, tahun baru nanti eomma dan Appa akan membakar daging bersama sambil menyalakan kembang api.
Tapi Jimin sebagai anak sekolahan, tidak pernah terlintas pikiran untuk merayakan tahun barunya. Bahkan mengucapkan selamat tahun baru kepada ibunya dan ayahnya pun tidak pernah. Hoseok juga mungkin sibuk dengan keluarganya, merayakan tahun baru di tempat yang berbeda.
Jimin sudah diperbolehkan untuk pulang. Ia kembali mengenakan seragam sekolah. Kaki nya berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Banyak keluarga yang mengunjungi anggota keluarga masing-masing, sehingga rasa kekawatiran mereka berubah menjadi kehangatan yang mendalam. Yang membuat suasana menyeramkan di dalam rumah sakit tersebut menghilang.
Jimin mendesah pelan, sambil berjalan ke lobi utama. Hanya awan mendung yang JImin lihat, ia tidak merasakan salju turun. Cukup suhu nol derajat yang Jimin rasakan, padahal dia sudah mengenakan jaket hitam tebal.
"Jimin ssi."
Jimin menoleh ke belakang, Yoongi yang dimaksud kini mengenakan pakaian serba hitam yang sama. Yang membedakan, sweater hitam yang Yoongi kenakan itu memiliki motif rusa yang lucu. Sampai Jimin ingin tertawa dengan gaya pakaiannya. Sayangnya Yoongi menyadari keganjalan lelaki cantik itu.
"Kenapa ketawa?"
"T-Tidak.." Jimin terkekeh geli, dia menepuk-nepuk pipinya agar menetralkan perasaan Jimin yang campur aduk, "hyung ingin kemana habis ini?"
"Tidur."
Jimin mengernyit, "Tidak ingin mempersiapkan tahun baru hyung?"
"Tidak. Nikmatilah waktu istirahatmu sebelum kerja," realistik sekali. Jimin mempoutkan bibirnya, ia jadi membayangkan orangtuanya yang tidak pulang karena sibuk dengan urusan pekerjaan.
Pelajar itu kini menunduk, Yoongi melirik kearah reaksi Jimin yang sepertinya tidak sesuai dengan apa yang ia ekspetasikan. Yoongi memiringkan kepala, bayang-bayang Jimin mengingatkannya kepada--
Ah sudahlah. Lupakan.
"Kamu mau minum soju ketika malam tahun baru nanti?" tanya Yoongi, Jimin mendongakan kepala karena kaget, "aku lihat kemarin kamu ulang tahunmu yang baru menginjakan umur dewasa. Tidak apa kan kalau aku ajak minum bareng?"
Jimin membasahi bibirnya yang tiba-tiba kering. Secara tidak langsung, Yoongi mengajaknya untuk meminum soju bareng? Jimin menganggukan kepala mantap sebagai jawaban. Hal itu lagi-lagi mengundang Yoongi untuk tersenyum samar, Jimin sadar dengan reaksi Yoongi.
"Kita bertemu di rumah sakit ini, arreseo?"
"Ne Yoongi hyung."
Yoongi menganggukan kepala sebagai jawaban terakhir, "Cepatlah pulang. Orangtua mu akan kawatir."
Jimin mengabaikan apa yang Yoongi katakan dan langsung membungkuk sembila puluh derajat di tengah-tengah lobi untuk menghormati Yoongi, "Kamsahamnida."
Si pucat terdiam sejenak, berpikir sedang apa bocah ini? Yoongi memajukan langkahnya dan mengangkat pundak Jimin agar Jimin tegap berdiri. Tangan pucat itu memegang pundak kecil Jimin, kali ini Jimin sadar betapa kecilnya dia di hadapan Yoongi.
"Tidak perlu seformal itu," jawab Yoongi pelan, nadanya serak-serak basah, "kalau gitu sampai bertemu nanti."
Jimin menganggukan kepala sambil melambaikan tangan kecilnya kearah Yoongi. Memang Yoongi seperti lelaki tampan yang datang dari dunia lain untuk memberikannya kesempatan kedua merasakan kekosongan di hidupnya. Jimin tersenyum malu, ia harus segera pulang ke rumah dan istirahat yang cukup.
Untuk menantikan tanggal 31 Desember.
...
Dear Diary
Yoongi mengajakku untuk meminum soju bareng ketika tahun baru nanti.
Sejujurnya ini pertama kalinya aku meminum soju bersamanya.
Aku kawatir
tapi
aku juga gugup.
Bagaimana kalau nanti aku kelepasan ketika mabuk?
Terus aku melakukan hal yang konyol di depan Yoongi?
Seperti menari-nari diatas meja.
Tertawa keras..
Nyanyi terlalu keras..
Atau menarik kerah bajunya untuk menci--
Ah pasti itu memalukan sekali.
Sudah hilangkan pikiran kotormu Park Jimin!
Sekarang tanggal 27
Empat hari lagi aku akan bertemu dengannya.
Tepat di malam tahun baru.
Ahh aku tidak sabar~!
Pasti akan menjadi malam paling indah di dalam hidupku!
-Jimin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary 「Yoonmin」
FanfictionDear Diary : Lagi-Lagi aku membohonginya. Dan membohongi diriku sendiri -Jimin- Semua narasi disini berdasarkan sudut pandang Jimin. (COMPLETED)