09.03.13

730 88 1
                                    

Dear Diary

.

.

.

Tes

Setetes air mata berhasil jatuh dari pelupuk matanya Jimin dan menyentuh lembaran kertas cokelat keputihan yang masih kosong. Eratannya kearah pulpen mengeras, dan saking kencangnya sampai bergetar pulpen Jimin. Jimin menggelengkan kepala, berusaha untuk tetap tenang sembari kembali menulis.

"A-Aku.." tidak.

Lalu Jimin mencoret kata pertama. Sulit mendeskripsikan perasaannya sekarang. Semua pikirannya tergambarkan reaksi kekecewaan sang calon dokter disaat mendengar reaksi Jimin yang begitu menyayat hati Jimin. Jimin memejamkan mata untuk menenangkan dirinya, sesekali memukul dadanya di keheningan yang mencekam

"Yoongi hyung kecewa.." tidak.

Punggung penuh luka itu semakin terlihat bergetar, Jimin menggigit bibirnya sembari mencoret lagi kalimat yang ingin dia sampaikan. Tangannya yang bergerak cepat dan kasar, hampir merusak kertasnya kalau ia tidak tahan menggunakan tangan satunya lagi. Ditambah kertasnya mulai sedikit basah akibat butiran air bening berharga yang seharusnya di elap oleh Yoongi-- itu tidak akan pernah terjadi.

"Aku membuat Yoongi hyung.." tidak.

Saat itu.

Di waktu siang hari.

Bertepatan dengan ulang tahun Yoongi. Ketika Yoongi tersenyum dan mengacak surai rambut lembut milik Jimin dengan wajah tenang seperti biasa, lalu Jimin berbicara langsung kearah Yoongi dengan tatapan mendelik yang ia buat setengah mati.

Dengan kalimat yang menyakitkan, "Maaf hyung, aku tidak."

Lalu Jimin meninggalkan diri dari sana, menahan sesak yang Jimin alami. Sembari terus menerus menangis di dalam kamarnya. Bahkan berteriak histeris sendirian di kamar luas nan gelap. Tenggelam di kesunyian dan kehampaan hatinya.

Bukankah Jimin tidak ingin mendapatkan hadiah dari Tuhan? Ia merasa tidak pantas.

"Uhuk.. hiks.. hiks," sial batuk sialan. Jimin mengatur napasnya perlahan-lahan, tetapi sialnya rasa sakit itu tidak berhenti.

"Dear Diary.. Tuhan tolong aku.. AKH!" Jimin melempar pulpennya di sembarang tempat, Jimin memeluk lututnya dan mulai menangis kembali. Sendirian.

.

.

.

Diantara semua coret-coretan sang penulis lakukan

Hanya tersisa dua kalimat yang menjadi akhir dari diari singkat ini

.

.

.

Dear Diary

Lagi-Lagi aku membohonginya.

Dan membohongi diriku sendiri-Jimin-


.

.

.

"Tidak  ada yang spesial, di hari ulang tahunnya. Hanya rasa sakit yang dalam dan berbekas."

Gumam Seokjin sambil menutup diari kepemilikan Park Jimin itu dan langsung masuk ke dalam mobil. menjalankan mobilnya kembali pulang ke rumah.

Dear Diary 「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang