02.04.13

1.1K 86 0
                                    

"Jimin! Oh demi apapun!"

Suara Hoseok pertama kali yang Jimin dengar, Jimin perlahan-lahan membuka matanya dan merasakan tubuhnya terbaluti selimut tebal dengan alat infus yang ternyata sudah menusuk punggung tangan Jimin.

Jimin kebingungan, bagaimana bisa dia berada di kamar pasien? Bukankah seharusnya dia di atap? Jimin ingat dia disana untuk melakukan aksinya, dan kejadian tersebut ditonton secara langsung oleh Yoongi--

Baru Jimin ingat seluruh kejadian serta apa yang Jimin lakukan di kejadian perkara, Yoongi sebagai saksi atas apa yang Jimin lakukan, Jimin langsung bangkit dari tidurnya dan melihat ke seluruh penjuru ruangan.

"D-Dimana Yoongi hyung?"

Mendengar itu Hoseok terdiam seribu kata, wajah berseri-serinya langsung suram dan kepalanya menunduk untuk menutupi wajahnya itu. Ia tidak memberikan jawaban apapun, hal itu bikin Jimin mengerutkan dahinya kebingungan.

"Permisi. Bisakah kamu berikan waktu untuk kami sebentar?"

"T-Tapi Jimin baru saja sadarkan diri."

"Kami tidak akan membebani Park Jimin," dua pria itu masuk ke dalam ruangan Jimin dan menunjukan kartu nama mereka, "Saya Kim Jongdae, dan ini partner saya, Kim Namjoon."

Hoseok keluar meninggalkan dua petugas kepolisian bersama dengan Jimin. Dahi Jimin mengerut kebingungan, tapi Jimin ingat semua perbuatannya dari awal hingga akhir diatap malam kemarin. Jimin tersenyum tipis, ternyata dia akan ditahan oleh kepolisian karena telah melakukan kasus--

"Kami ingin menanyakan mengenai kejelasan tentang kasus kematian ayahmu, Tuan Park pada hari selasa, 1 april 2014 pukul 10.23 malam hari," Jongdae duduk dikursi sementara Namjoon sebagai anak buahnya berdiri dibelakang sambil memegang catatan-catatan.

"Kamu tidak perlu kawatir, pelaku sudah ditahan untuk melaksakan sidang besok. Jadi ceritakan semua hal yang kamu lihat saat kejadian."

Jimin terkejut, "P-Pelaku ditangkap? Apa maksudmu!?"

"Pelaku bernama Min Yoongi terancam hukuman paling maksimal seumur hidup di penjara karena melakukan pembunuhan secara tidak berencana--"

"BUKAN YOONGI HYUNG!"

Seketika suara Jimin yang berteriak berhasil membuat Hoseok nekat masuk ke dalam kamar Jimin. Jimin sangat shock, mengapa Yoongi jadi terseret padahal semua ini bukan kesalahan Yoongi. Ini semua Jimin yang melakukannya! Semua yang dia lakukan secara berencana! Kebetulan saja Yoongi datang tiba-tiba.

Apa yang Yoongi pikirkan!?

"Kamu mengenal pelaku?" tanya Namjoon dari belakang Jongdae, "dia mengakui semua perbuatannya saat--"

"ITU PERBUATANKU!"

Jongdae mengerutkan keningnya, pandangannya mulai serius, "M-Maksudmu? Bisa diperjelas?"

"Aku yang melakukannya! Aku yang mendorong ayahku sendiri! Yoongi hyung t-t-tiba-tiba datang! Bagaimana mungkin dia mengakui kesalahan yang kuperbuat!?"

Jongdae dan Namjoon saling bertatap satu sama lain, tapi Jongdae langsung berdiri, "Baiklah. Kami hanya bisa sampai disini karena dokter juga memberikan waktu yang terbatas untuk berbicara denganmu."

"T-Tunggu! Aku yang melakukannya! Aku!!"

Jongdae pun melangkah keluar lebih awal untuk membicarakan ini dengan pihak rumah sakit untuk mengecek kamera CCTV, disusul Namjoon yang berhenti sebentar untuk  mengamati suasana tegang dikamar ini.

"J-Jimin.. apa maksudmu?" Hoseok bertanya ragu-ragu dengan raut wajahnya yang sulit memercayai apa yang pria cantik itu katakan.

"Aku yang mendorongnya, hobie hyung," lirih Jimin dan tangisan Jimin langsung pecah mengisi ketegangan yang menyelimuti mereka, "aku tidak tau kalau Yoongi hyung ada disana. B-Bagaimana mungkin dia mengakui itu semua perbuatannya! Aku.. aku.."

"Kalau begitu kamu bisa bersaksi di persidangan."

Namjoon tidak mengikuti seniornya dan lebih memilih memberikan saran pada Jimin. Namjoon tersenyum dengan lesung pipinya yang terlihat menawan, ia masih sangat muda untuk masuk ke dunia kepolisian. 

"Aku dengar dari dokter. Kamu akan segera melakukan operasi darurat sebelum hal buruk akan terjadi kembali," Namjoon mengantungkan kedua tangannya di saku celana, "setelah kamu sembuh. Kamu bisa datang ke sidangnya dan akui semua perbuatan kesalahanmu."

"Aku harus sembuh.. agar bisa membebaskan Yoongi hyung?"

Namjoon menganggukan kepala, "Lagipula, aku yakin kamu pasti sangat berharga baginya sampai dia mengakui kesalahanmu sendiri."

Mendengar itu Jimin terdiam merenung sejenak. Kepalannya mengeras disertai tetesan-tetesan air mata terus mengalir dan membasahi pipinya. Namjoon pun keluar karena tidak ingin menganggu lagi masalah pribadi mereka.

"Hoseok hyung, maafkan aku."

Hoseok memijit hidungnya, benar-benar pusing karena kebenaran yang terkuak dan pelaku sebenarnya dibalik kejadian menghebohkan kemarin malam, "tapi apa yang polisi tadi ucapkan benar."

"Satu-satunya cara untuk membebaskan dan membersikan nama Yoongi, kamu harus mengakui perbuatanmu setelah sembuh," mata Jimin yang berkaca-kaca melihat kearah Hoseok.

"Bagaimana, Jimin?"

Yoongi adalah panutan Jimin.

Ia selalu datang dan membantu Jimin, tapi Jimin belum pernah membalas budi kebaikannya dan justru terus menerus mengecewakannya.

Sekarang saja Yoongi lagi-lagi menolong JImin, menutupi semua perbuatan dan dosa yang Jimin lakukan padahal Jimin selalu membohongi pria pucat itu.

Jimin mengepal kedua tangannya, jika memang satu-satunya cara agar Yoongi terbebas adalah dengan sembuh dan mengakui kesalahannya dipersidanga.

"Hyung."

"Aku ingin menyelamatkan Yoongi hyung."

...

Dear Diary

Perbuatan buruk ku ditutup-tutupi oleh Yoongi hyung.

Satu-satunya cara adalah. aku harus sembuh!

Aku harus mengakui perbuatan jahatku!

Aku tidak bisa terus menerus mengecewakan dan menyusahkannya. Aku tidak bisa berdiam saja melihati orang yang kusayangi sengsara akibat perbuatanku.

Aku harus sembuh!

Aku pasti sembuh!

Setelah aku mengakui semua perbuatanku, aku berencana untuk meminta maaf pada Yoongi hyung.

Lalu aku akan mengatakan yang sebenarnya.

Yoongi hyung

Saranghae.

maaf aku sudah membohongimu, sudah menyusahkanmu, sudah menyiksamu tanpa aku sadari.

Aku naif, aku menyesalinya sekarang.

Jadi tolong hyung

Tunggu aku, aku akan kembali sehat dan membayar seluruh dosa-dosaku.

...

Halaman terakhir, Jimin lantas menutupnya dan meletakan diatas nakas meja. Jimin Menatap kearah Hoseok yang sudah menunggunya, bersama dengan para perawat yang bersiap untuk membawa Jimin ke ruang operasi.

"Are you ready?"

Pertanyaan Hoseok sebagai wali nya, bikin Jimin tersenyum manis. Senyuman manis yang pernah ditunjukan setelah sekian lama Jimin menutupinya. Tanda bahwa dia ingin memberikan alasan kenapa dia melakukan hal sejauh ini, hal-hal berdosa seperti ini, sampai perasaannya yang sebenarnya di lubuk hatinya.

Jimin tidak sabar.

Jimin sangat menantikan hari esok, untuk menemui Yoongi dan menolongnya, mengatakan hal sebenarnya dari hati terdalamnya. Sebelum terlambat

Dear Diary 「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang