Minggu. Hari yang pas untuk bersantai bagi penikmat waktu sendiri. Sementara untuk pasangan, minggu adalah waktu yang pas untuk melakukan suatu hal berdua. Bergembira menghabiskan hari, bersantai bersama sebelum hari esok tiba.
Juna telah berada di apartemen Anna sejak lima belas menit yang lalu. Ia telah berjanji dengan Anna jika pukul sembilan pagi mereka akan pergi berdua, ke sebuah tempat yang Anna ingin tuju. Namun hingga kini pukul sembilan lewat lima belas menit, Anna belum juga menyelesaikan rutinitas yang mayoritas perempuan anggap penting; Pakaian dan make up.
Mereka, kaum adam tak akan pernah memahami perasaan perempuan tentang hal ini. Mereka selalu menuntut untuk cepat dan tepat waktu. Menolak untuk menunggu. Sedangkan seorang perempuan ingin selalu tampil cantik dan menarik untuk orang yang mereka sayangi.
"Udah?" Juna membuka suara ketika Anna baru saja keluar dari bilik kamarnya.
"Udah ehehe." Cengir Anna.
Anna terlihat cantik dengan balutan mini dress putih gading berpola bunga sakura dibagian bawahnya, ia memadukan gaun itu dengan sepatu adidas warna peach yang membuatnya terlihat lebih casual. Rambutnya ia ikat ponytail.
"Kamu cantik, sayang." Juna tersenyum simpul,menautkan jemari-jemarinya dengan jemari Anna, menariknya keluar dari apartemen. Ia tak menyadari jika Anna tengah berusaha menetralkan debaran jantungnya yang jauh dari kata normal.
"Kamu mau kemana?" Tanya Juna saat mereka baru saja masuk ke dalam mobil ferrari abu abu miliknya.
Anna tak menjawab, masih sibuk menarik sabuk pengamannya. Juna terkekeh karena Anna terlihat sangat kerepotan namun tak ada niat untuk meminta tolong padanya. Tanpa aba aba, Juna melepas sabuk pengamannya sendiri dan mendekati Anna, memasangkan sabuk pengamannya hingga tertempel di tubuh bak model itu.
Cup
Juna mengecup bibir Anna singkat. Anna dibuat merona karenanya. Ia sangat yakin jika wajahnya sudah semerah kepiting rebus saat ini.
"Lucu banget sih. Bikin nagih nyium." Goda Juna. Anna yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya dan memukul lengan Juna sebal. Juna hanya terkekeh geli melihat kelakuan Anna yang menurutnya sangat lucu.
"Kamu mau kemana?"
Juna kembali membuka suara setelah berhasil meredakan tawanya.
"Aku pengen ke trans studio deh. Kayaknya bagus."
Anna menampilkan ekspresi wajah merajuk, tanpa ia sadari raut wajah Juna mengeras. Juna teringat hari dimana ia dan Sandra mengunjungi tempat itu dan wajah Sandra yang tertawa riang saat mereka selesai menonton teater bintang yang menampilkan tata ruang angkasa disana.
"Jun. Boleh yaaaa." Rengek Anna.
"Okey." Juna tersenyum sebelum akhirnya melajukan mobilnya.
Jalanan tampak ramai dengan mobil ataupun sepeda motor yang melintas, menyalip disela sela mobil yang ada. Mungkin karena weekend, sehingga banyak pengguna jalan raya yang berniat berjalan jalan dengan keluarga, pasangan, ataupun dengan diri mereka sendiri.
●●●
Cuaca tidak terlalu bersahabat siang ini. Meskipun hujan hanya malu-malu membasahi tanah,Sandra terganggu juga. Yang jelas hujan berhasil membuat acara menunggu menjadi semakin menyebalkan. Sekarang sudah nyaris satu jam ia menunggu. Dan hingga detik ini belum juga tampak tanda-tanda kedatangan Gavin. Ponsel nya pun tidak aktif. Entah karena beterai habis atau sengaja di matikan. Kalau bukan karena sayang,pasti sudah hilang kesabarannya.
"Ih tai emang." Sandra menghentak hentakkan kakinya kearah tanah. Ia merogoh ponsel yang terdiam manis didalam tas selempang miliknya.
GES SQUAD (CHAT GROUP)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Et Histoire [COMPLETE]
عاطفيةCassandra Caroline merupakan gadis yang terkebelakang dalam urusan otak dan hati. Ia pernah menaruh hati pada seseorang yang dibencinya, Juna Alvaro, seorang pria berketurunan Australi-Indonesia yang notabene adalah senior disekolahnya yang hanya me...