Set me free
Leave me be
I dont wanna fall another moment
Into your gravityBel pulang telah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Anna baru saja menapaki kakinya dikoridor sekolah, menjelajahkan matanya menyusuri jalan sepanjang koridor yang menghantarkannya kekelas Juna. Tanpa ragu, gadis berambut panjang itu masuk ke dalam begitu ia tiba di tempat tujuan.
"Permisi."
Anna memasuki kelas Juna dan mengedarkan pandangannya kesegala penjuru kelas,berusaha mencari keberadaan Juna diantara beberapa murid perempuan yang masih belum meninggalkan ruangan. Anehnya, ia sama sekali tidak menyadari akan pandangan mereka yang mengarah tajam padanya.
"Nyari siapa?" Tanya seorang gadis kepada Anna. Anna spontan menoleh ke arah suara, seorang siswi dengan name tag Gracia Jellen yang duduk di bangku dekat pintu masuk.
"Gue cari Juna. Juna mana ya?" Anna tersenyum simpul dan memainkan kukunya yang terpoles kutek soft blue.
Gracia mengedikkan bahu, lalu menjawab, "udah keluar dari tadi sih. Gatau kemana. Pulang kali."
"Ah,kalo gitu thanks ya." Beberapa saat setelah mengatakannya, Anna beranjak pergi. Namun belum sempat ia melangkah jauh, indra pendengarannya menangkap percakapan yang berasal dari arah kelas Juna.
"Eh anak baru?"
"Baru lagi? Gila si Juna."
"Itu Anna Allyson kan?"
"Yang kemaren udahan?"
"Saya mencium bau bau tikungan tajam disini, Robi."
"Mainan baru ya?"
Langkah Anna sempat berhenti beberapa detik, namun pada akhirnya gadis itu mengeddikkan bahunya acuh. Ia tidak paham akan pembicaraan teman teman Juna saat ini, lantas memilih untuk melanjutkan langkahnya yang tertunda dan mengabaikan rasa penasaran yang melandanya.
Setelah menempuh jarak yang cukup jauh dari kelas Juna, Anna pikir ia tersesat. Berhubung hari ini adalah hari pertama ia bersekolah disini, maka tidak heran jika Anna hanya menghapal beberapa tempat saja.
Tanpa pikir panjang, Anna mencegat beberapa orang yang lewat untuk menanyakan keberadaan Juna. Tak sedikit orang yang berbisik tentang hal yang sama dengan teman kelas Juna. Namun gadis itu lebih memilih untuk mengabaikannya saja.
Ia sempat kebingungan ketika beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kemana Juna pergi, namun bernafas lega ketika mendapat jawaban dari seorang gadis berkacama tebal yang baru ditemuinya saat itu juga. Gadis itu berkata bahwa ia melihat Juna pergi ke arah taman belakang, tak lupa memberi Anna petunjuk dengan isyarat tangannya.
●●●
"Gue mau ngomong sesuatu."
"Apa?" Sandra menyentuh pergelangan tangannya yang baru saja Juna genggam. Hangat, namun hanya sesaat.
Juna berdehem,sesekali membasahi bibir bawahnya.
"Gue mau kita.. "
"Junjun!"
Sebuah suara bernada riang dan feminim itu berhasil membuat bibir Juna terhenti untuk menyelesaikan kalimatnya.
Juna dan Sandra refleks menoleh kearah sumber suara, sementara Anna melangkah menghampiri mereka.
Begitu Anna tiba disisi Juna, ia berkata, "Kamu nyapain disini? Aku nyariin kamu dari tadi."
Juna terdiam, justru melirik Sandra dan Anna secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Et Histoire [COMPLETE]
RomansaCassandra Caroline merupakan gadis yang terkebelakang dalam urusan otak dan hati. Ia pernah menaruh hati pada seseorang yang dibencinya, Juna Alvaro, seorang pria berketurunan Australi-Indonesia yang notabene adalah senior disekolahnya yang hanya me...