17

4.5K 163 12
                                    

Zac meneliti setiap inci tubuh Faya yang sedang duduk didepannya. Wanita itu datang ke rumah Zac jam 12 malam, padahal Zac sudah menelepon nya dari sore hari namun tak pernah Faya angkat.

"jalang" ucap Zac sambil melipat kakinya di kursi

"jahat" balas Faya sambil mengelap ingusnya karena habis menangis

"jelasin!" tanya Zac galak

"gamau!" balas Faya galak juga

"yaudah pulang sana ke rumah om om" Zac beranjak dari kursi dan berjalan menuju kamar

"ngga..." Faya ikut berdiri dan memeluk Zac dari belakang

"kita nikah aja yu Zac" ajak Faya tiba tiba
"gue udah pusing mikirin hidup. Gue milih sama lo aja biar bahagia" sambung Faya lagi

"ngelantur!" Zac melepaskan tangan Faya dan memutar badannya melihat Faya yang tingginya sebahu dia

"anak ingusan kayak lo mikirin hidup? Sejak kapan?" ucap Zac bercanda

"ihh jahat!.. Zac kita kan udah sering tidur bareng, lo harus tanggung jawab dong Zac" ucap Faya sambil sesegukan membuat Zac tersenyum

"maunya lo yah. Gue sih gamau" balas Zac

"oh jadi lo gamau tanggung jawab padahal udah sering grepein gue"  kesal Faya

"kapan?" tanya Zac bingung

"kalo gue lagi tidur bareng lo!" jawab Faya tegas

"yang ada gue yang di grepe sama lo Fay. Emang gue gak tau apa!?" Zac memicingkan matanya

"jadi lo tau? Lo kan tidur" tiba tiba Faya shock

"ketauan kan suka grepe. Bocah!" Zac menjitak kepala Faya

"habisnya sih lo kotak kotak perutnya" ucap Faya malu

Kemudian Zac tertawa melihat ekspresi Faya kayak kucing ketauan maling ikan udah gitu ingus meler dimana mana

"udah sana mandi. Kayak gembel" Zac mendorong Faya ke arah kamar mandi

"mandiin" pinta Faya dengan gaya imut andalan ketika bersama Zac

"jijik Fay" Zac menggidik melihat Faya seperti itu

Faya pun akhirnya memasuki kamar mandi, hampir setengah jam dia mandi dan keluar dengan baju kebesaran milik Zac

Faya mengetuk pintu kamar Zac, kemudian di buka dan dilihatnya Zac sedang tertidur pulas

Faya menaiki kasur dan dengan semangat tidur samping Zac sambil memeluknya

"tidur di kamar sebelah Fay" usir Zac dengan suara serak

"gamau, gue mau tidur bareng tiang listrik gue" ucap Faya sambil menghirup ketek Zac yang wangi

"geli Fay"

"maap, hehe"

Faya pun memejamkan matanya mencoba melupakan semua kejadian.

Dan entah sejak kapan sesaat sebelum tidurnya. Bayangan seseorang selalu hadir dan singgah sejenak.

"Karel, sedang apa bocah itu?"
___

Pagi hari Faya kembali pulang kerumah, rumahnya kembali sepi seperti biasa. Dia tahu ayahnya sedang tidak ada di rumah jika seperti ini.

Faya melihat ke arah pintu kamar sang ayah. Dia berdiri beberepa menit.

Ingatan tentang masakaecilnya bersama sang ayah terlintas. Di sana masih ada sosok perempuan yang sedang Faya rindukan.

"mami"

Mereka bertiga begitu bahagia dalam ingatan itu. Dan kini kebahagiaan seperti itu bagaikan bayangan semu yang takan pernah Faya rasakan kembali.

"Menyebalkan!" Batin Faya

Faya melangkahkan kaki menuju kamarnya dia membanting pintu kamar dengan keras dan dengan kesal menuju lemarinya.

"mana sih baju gue!" teriak Faya kesal

Faya terus terusan mengacak semua yang ada di kamarnya menimbulkan suara gaduh.

Nana datang dan melihat keadaan semua sudah berantakan

"Faya..!"teriak wanita parubaya menghentikan kegiatan Faya

Faya menjatuhkan air matanya dia melangkah ke arah Nana dan memeluknya.

"Faya salah apa sih?" isak Faya tersedu sedu didalam pelukan Nana

"Faya cuman mau seperti dulu" ucapnya lagi.

"sudah nak.. Semua ini bukan salah mu" Nana menepuk bahu Faya

Nana ikut meneteskan air mata melihat Faya seperti sekarang. Di ingat Nana dulu Faya seorang gadis sederhana yang sangat hangat dan lembut.

Bahkan dulu, saat remaja SMA lainnya bersenang sesenang dengan temannya dan menghabiskan main dan menonton film bioskop, Faya lebih memilih menghabiskan waktu dirumah bersama ibunya menunggu sang ayah pulang bekerja.

Faya salah satu anak yang penurut, bahkan dalam berpakaian. Ibunya selalu menasihati agar Faya berpakaian sopan layaknya putri kebanggaan mereka.

Ayahnya, tak kalah hangat pada Faya. Setiap waktu selalu memberikan perhatian lebih dan memberikan barang barang cantik kesukaan putrinya.

Namun kejadian yang tak pernah Faya pikirkan terjadi begitu saja. Orang tuanya berpisah dengan alasan yang tidak oernah Faya mengerti.

Semua terjadi bagai satu detik yang memisahkan dunianya yang dulu dan sekarang.

Dan akhirnya kini Faya sendirian..

FAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang