Throwback..3 tahun yang lalu..(setelah perceraian orang tua Faya)
"papi mana?" tanya Faya pada Nana
"sudah berangkat kerja" jawab Nana
"kenapa papi sekarang jarang di rumah?"
"mungkin dia sibuk"
"mami juga pergi" ucap Faya sambil menangis.
Faya mengusap air matanya dan berpamitan kuliah.
~~~
Sore hari..
"papi mana?" tanya Faya
"belum pulang" Jawab nana
Faya tertunduk lesu dan naik ke lantai atas menuju kamarnya
"padahal hari ini ulang tahun ku, biasanya papi membeli cake" Faya terbaring menahan tangisnya
~~~
Sebulan kemudian..
"papi mana?" tanya Faya seperti biasa pada Nana
Namun Nana hanya terdiam dan memberikan Faya sepiring nasi di meja makan
"papi belum pulang juga?" Faya menjadi lesu
"mungkin nanti malam" balas nana
"Pagi, siang, malam.. Sama saja! papi sebenarnya pulang tidak sih?"
"sabar sayang. Papi pasti pulang" Nana menenangkan
Faya mulai kesal, kenapa sejak perceraian orang tuanya ayahnya tidak pernah terlihat di rumah dan selalu pulang saat Faya sudah tertudur
~~~
Malam hari..
Faya memasuki rumah dengan enggan, dia tahu ayahnya tidak akan pernah pulang saat dirinya masih terjaga didalam rumah itu.
Namun langkah Faya terhenti saat sosok sang ayah terlihat berdiri di dekat tangga.
Tatapannya marah dan menatap mata Faya dengan kesal
"Faya!!" sentak sang ayah
Faya terdiam, dia untuk pertamakalinya melihat sang ayah semarah ini.
Dan untuk pertama kalinya selama satu bulan dia bisa melihat ayahnya kembali
"anak kurang ajar kamu! Kamu pikir kuliah untuk main main. Kemana saja kamu selalu bolos kuliah" bentak sang Ayah begitu keras
Faya masih tidak percaya, yang sedang marah didepannya adalah sang ayah yang selama ini sosoknya jarang terlihat
beberapa hari ini Faya memang selalu bolos kuliah karena pikirannya sedang kacau dan tidak focus untuk belajar. Tapi dia tidak tahu kalau ayahnya akan smarah ini.
"jawab!! pergi ke mana kamu!?" sentak ayahnya lagi
Faya hanya terdiam, dia meneteskan airmatanya. Dia tidak sedih, tapi dia bahagia.
Karena akhirnya, dia bisa mendengar suara ayahnya kembali. Dan sang ayah pulang lebih awal hanya untuk menunggu dan memarahinya saja.
Ternyata papi masih memperdulikanku..
"jawab!" sang ayah semakin marah
"aku... aku.. main. Aku bosan kuliah" jawab Faya sambil menangis melihat reaksi ayahnya yang begitu kesal terhadapnya.
Dia masih menganggap ku anaknya..
"Dasar anak nakal!!" sang ayah menarik tangan Faya menyeretnyan ke kamar dan menguncinya dari luar
"beri dia makan tapi jangan biarkan dia keluar!" perintah sang ayah pada Nana
Dan.. sejak saat itu, Faya dengan sengaja melakukan hal hal yang dilarang ayahnya.
Dia mencoba melakukan segala hal baru, hanya untuk melihat ayahnya pulang dan memarahinya.
Faya selalu main main dan pulang malam hari, berpakaian mini dan berdandan layaknya wanita dewasa.
Dan yang paling di benci ayahnya adalah.."berpacaran"
Faya berpacaran dengan setiap laki laki yang mendekatinya. Bahkan dia dengan mudah mempermainkan laki laki karena niatnya hanya untuk bermain main.
Faya merasa dia tidak sendirian lagi, karena ayahnya akan selalu pulang setiap waktu hanya untuk memarahinya saja.
Dia masih memiliki pria penyayang yang berubah jadi pemarah itu.
Meskipun kini Faya tidak menyadari, bahwa dirinya telah berubah total.
Karena dia, bukan lagi Faya yang dulu.
Throwback off