Olla tidak sedetik pun mengalihkan pandangan nya dari Faya.
Sejak Faya datang hingga kelas hampir di mulai olla masih memandang Faya.
Kelas berakhir pun masih memandang Faya penuh penasaran. Tingkat ke ingin tahun Olla menggebu sejak lama. Karena Faya memang tidak pernah terbuka mengenai keluarganya.
"gak bosen lo liatin gue terus" ledek Faya
"manusia jahat" ucap Olla
"iya maafin gue la, gue gak bermaksud nyembunyiin dari lo" Faya memegang lengam Olla
"jelasin Fay" pinta Olla
"hmm sebenernya, hubungan gue sama papi buruk banget setelah orang tua gue cerai. Gue gk mau cerita aja.. gue malu" jelas Faya sambil tersenyum palsu
Olla memeluk Faya dengan tatapan khawatir
"gue ngerti kok Fay, gak usah lo jelasin lagi kalo itu bikin lo sedih" Olla memeluk Faya dengan hangat
"tapi foto itu kok bisa ada sih" tanya Olla lagi dengan melepaskan pelukannya
"itu pas pertama gue bandel, suka main malem. Papi gue nyeret gue pulang" Faya tertawa
"Saking bandel nya gue, sampe digendong gitu. Padahal emang niat gue tuh main sama ngebandel cuma cari perhatian papi aja" sambung Faya
"uluuuu cayang ku Faya. Maafin gue. Gue gak tau ternyata lo se sedih ini" ucap Olla
"tapi satu kampus kemarin geger ngomongin lo sama bokap lo Fay"
"gue jadi selebritis yah" Faya kembali cengengesan
"tapi la, gue mau insyaf, sekarang gue gak mau jadi cewek uler kesukaan lo lagi"
"loh kenapa?" tanya Olla terkejut
"sialan lo. Gue mau lebih baik malah di tanya kenapa" Faya menoyor kepala Olla
"haha bukan gtu. Maksudnya ada angin muson dari mana nih lo bisa kepikiran insyaf" Olla tertawa
"yahh gue cape aja gitu. Di katain jalang sama tiap cowo, sama temen sekampus"
"yakin?"
"yaa tobat masalah cowok sama main malem aja kali yah. Kalo soal fashion, kayaknya gue gak sanggup deh. Bukan Faya namanya kalo gak sexy yakannnn?" Faya berdiri dan memutar badanya yang sexy
"lo emang masih uler Fay" Olla menatap Faya malas
"terselar lo dehhh"
___
"papi.." ucap Faya saat di jalan menuju rumah sepupang pulang ngampus
"iya" saut sang ayah
"Faya.. Fay.. Boleh kan pacaran?" Faya sedikit malu bertanya
Ayah Faya tersenyum mendengar pertanyaan itu
"memang nya selama ini kamu belum pernah pacaran?" tanya sang ayah Heran
"Hmmm Shone, Brandon, Louis, Rion, Max, Troy terus Revin siapa lagi yah pokoknya banyak deh yang belum kesebut. Mereka bukan pacar kamu? " sambung ayah Faya membuat Faya melotot tak percaya
"ih papi kok... "
"oh iya.. Zac!. Papi denger kamu dekat dengan cowok basket itu" sambung ayahnya
"kenapa papi thau semuanya? Jangan jangan selama ini?"
"papi tahu karena papi kan papi kamu. Meskipun papi marah marah terus tapi juga khawatir liat anak gadisnya ganti ganti cowok terus"
"sebenarnya.. mereka bukan pacar Faya. mereka itu cuma main main aja. Kan Faya belum minta ijin papi jadi gak berani pacaran serius." ucap Faya
"boleh kok" balas sang ayah
"boleh?" Faya terkejut
"kayaknya papi lebih suka anak SMA itu deh" tiba tiba sang ayah membuat Faya shock
"SMA? Karel? Kokk papi tahu.." Faya menundukan kepalanya ke dasbor mobil
Kenapa papi gue tahu semuanyaaaaa!!!!! Karel si bocah gede juga papi tahu.
Ayahnya tertawa melihat Faya seperti itu
Dan sebelum sampai ke rumah, Faya minta ijin untuk mampir ke apartemen temannya.
Faya pun turun didepan gedung apart sedangkan ayahnya kembali pulang tanpa dia.
"gue pikir siapa" ucap Zac saat membuka pintu
Faya masuk dan menyimpan tas nya di sofa. Dia duduk di samping Zac yang sedang menonton tv
Di angkat kakinya dan di letak kan di paha Zac sedangkan kepalanya di senderkan di salah satu tangan sofa.
"Zac." ucap Faya
"ya" saut Zac sambil fokus menonton pertandingan basket di tv
"gue bener bener mau nanya serius sama lo kali ini. Ini final Zac" Faya terdengar serius
"apa" tapi Zac terlihat biasa saja
"lo lihat gue dong"
"gini aja pewe" Zac masih dengan posisi awalnya
"Zac..." Faya menarik tubuh Zac agar menghadap kearahnya
"apa?" Zac mendekatkan wajahnya
"lo mau kan jadi pacar gue?" dengan lembut Faya bertanya pada Zac
Zac memandang Faya serius. Di lihatnya Faya sambil tersenyum
"lo bikin gue jahat tau gak" ucap Zac sambil memegang kedua pipi Faya
"gara gara lo kayak gini terus, gue jadi ber kali kali nolak cewek cantik super sexy kayak lo" Zac mengakhiri katanya sambil mengusap pipi Faya
"yaa gue tau. Pada akhirnya gue di campakan lagi. Padahal gue udah dapet ijin buat pacaran dari papi Huhuuuuu.. " Faya pura pura menangis
Kemudian Faya memeluk Zac dengan erat, hingga nafasnya sedikit tertahan
Gue sayang sama lo Zac..
Tangis palsunya tiba tiba meneteskan air mata
"gue mau sewa semua tukang pelet biar lo jatuh cinta sama gue Zac" ucap Faya sambil tersenyum kembali
"apapun yang buat lo bahagia. Gue gak akan larang Fay" Zac tersenyum dengan Faya yang pasrah
"tapi Zac" Faya menghentikan aktifitasnya
"hmm"
"Tapi gue boleh dong. Manja manja gini ke lo" ucap Faya memperlihatkan senyum mesumnya
"mau nya" balas Zac sambil menjauhkan kepala Faya dari tubuh indahnya itu
"emang! Tadi kan lo bilang apapun yang bikin gue bahagia lo gak akan larang" ucap Faya semakin tak tahu diri bermanjaan di tubuh Zac bahkan sampai meraba raba seluruh permukaan kulit Zac
"gue bahagia Zac kayak gini" Faya dengan senang hati memeluk Zac dengan pikiran mesumnya
"diem gak Fay! Mau gue perkosa!" ancam Zac dengan memegang kedua tangan Faya membuat dia tidak bisa berkutik
"iya gue mau! Cepetan" Faya memohon
"cewek gila" Zac akhirnya melarikan diri dari pada dia jadi korban kebinalan temannya itu
Gue tuh sedih sebenernya abis di tolak lo Zac.. Zahaadddd!