Setelah dua hari berlalu Faya bolos kuliah, karena ramainya gosip tentang dirinya dan direktur, hari ini dia kembali lagi ke kampus.
Faya sengaja menghindari setiap kehebohan dirinya yang sedang ramai di perbincangan. Dia tidak ingin seorangpun mengulik kehidupannya lebih dalam apalagi tentang direktur yg disebut sebut sebagai kekasihnya.
Faya memasuki kelas semua mata tertuju padanya. Tatapan semua orang jelas mengatakan Faya seorang jalang dan murahan.
Meskipun pakaian jalang yang sedang dipakai Faya saat ini jauh dari kata murahan.
Faya duduk disamping Olla, sahabat yang setia ini menunggu Faya meskipun dua hari tidak mendapatkan kabar dari Faya.
"masi hidup?" tanya Olla
"gue udah mati" jawab Faya membuat olla tersenyum
"dasar sahabat terjahat di dunia" olla memeluk Faya sambil pura pura menangis sedih
Mereka berdua pun tersenyum satu sama lain.
"gimana?" tanya Faya
"apanya?" Olla bingung
"gue hari ini udah jalang banget kan?" Faya memamerkan baju sexy nya
Olla tertawa terbahak
"lo emang wanita uler kesukaan gue Fay" Olla mengacungkan jempol
"Jalang banget pokoknya,, polllll" sambung Olla
"masih punya nyali lo masuk kuliah" tiba tiba ratu onar bernama Luna datang, padahal mereka sedang tidak satu mata kuliah
"gue gak punya urusan sama lo" balas Faya sambil membuka tasnya berniat mengeluarkan buku
"bilangin ke temen lo jangan sok kecantikan" ucap Luna pada Olla
"bilang aja sendiri" balas Olla
"dasar cewek murahan. Lihat tuh bajunya. Mana bisa dia nge bedain mau kuliah sama mau nge goda om om" Luna tersenyum sinis merasa puas mengatai Faya
"mulut lo masih gatel Lun?" Faya mengeluarkan tatapan intumidasinya kemudian berdiri dan berhadapan dengan wajah Luna
"Kenapa gak sekalian aja lo datang ke kantor direktur dan bilangin ke dia gue ada di kampus ini. Biar lo dan semua yang ada di sini bisa lihat gue bareng om om kesayangan gue" sambung Faya lagi
"Semakin percaya diri ternyata lo! " ucap Luna
Lalu dengan tiba tiba Luna menyeret Faya keluar. Luna mearik Faya menelusuri setiap gedung di kampus itu.
"berhenti!" bentak Faya
"kenapa? Lo takut sama gue?!" balas Luna masih sambil menarik Faya
Dan.. tiba tiba Luna menghentikan langkahnya digedung yang selama ini selalu Faya hindari dikampus itu
"kenapa lo? Lo takut kan sekarang?" ucap Luna menantang
Faya terdiam
"ternyata bener. Lo bisa bertahan ditempat ini cuman karna jadi simpanan om om dan lo gak punya otak sama sekali"
"cepet panggil. Bukannya tuan lo ada diruangan ini?" ucap Luna sambil menertawakan Faya
"tutup mulul to anj***!" Faya terpancing emosi
"bagus.. Sekarang udah kelihatan kan aslinya lo kayak gimana. Kadang sepalu palsunya orang tapi kalo lagi terdesak ketauan juga belangnya. Kayak lo gini. Keliatan bingung.. takut... dan tentu terlihat murahan" Luna tak henti hentinya menghina Faya
"dasar cewek bang**t!" teriak Faya
"Faya!!" seseorang turun dari tangga dan membuat Luna terkejut
Begitu pun semua mahasiswa yang menyaksikan dua perempuan yang sedang saling mengatai itu
"pak direktur? " Luna sedikit memundurkan langkahnya.
Luna sebenarnya hanya ingin menggeretak Faya, dia tidak tahu hari ini direktur sedang ada diruangannya
"kenapa lo? lo mau kabur kan. Dasar cewek anj***" ucap Faya
"Faya! tutup mulut kamu!. berani sekali kamu berkata kasar di kampus" direktur itu menghampiri Faya dan memberikan tatapan marah
Plak!..
Suara tamparan begitu nyaring terdengar diantara banyak orang yang terdiam
Pipi Faya terlihat merah membekas..
Rasa sakit merambat hingga ke hati Faya, membuat air matanya terjatuh
"papi.." bibir Faya mengucap lirih kata itu begitu sakit
Tamparan yang menyakitkan itu untuk pertamakalinya sang ayah berikan
Detik itu juga semua mahasiswa termasuk Luna terdiam tak percaya
"ternyata dia ayahnya.. " bisik banyak orang yang menyaksikan kejadian tersebut
"jadi gosip itu keliru.." mereka masih membicarakan Faya
Setelah itu Faya berlari kabur dari kerumunan orang yang memperhatikannya.
Dia berlari sekencang kencangnya dengan suara tangisnya yang tak tertahan.
Ini yang selama ini dia hindari.
Dia tidak ingin semua orang tahu ayahnya adalah direktur dikampus itu.
Hanya karena, Faya menghindari kejadian seperti tadi.
Dia tidak masalah jika dua dimarahi dirumah atas sikapnya yang kurang ajar. Faya senang.
Tapi dia tidak ingin semua temannya menyaksikan amarah ayahnya dikampus. Karena membuat Faya terlihat menyedihkan.
"aku benci papi!!"