Angkasa 2

123 26 8
                                    


Vote! Aku maksa. Gampang! Tinggal teken tanda bintang dipojok oke?

Happy reading myreaders

🌃

Ara tidak bisa tenang saat cowok baru yang sekarang sudah didepan kelas itu, jelas sangat familiar baginya. Dia punya banyak pertanyaan tentang hal itu. Pikirnya manusia angkasa takkan tahu dimana dia jatuh atau dimana dia hilang selama ini. Maksutnya mungkin semingguan ini.

Ara juga sempat berfikir bumi ini sangat cocok jika mengenai hal cuaca atau banyak lagi. Disini ada oksigen, makanan, dan internet. Surga lah pokoknya dibumi itu. Karna bumi memang salah satau planet ter-Enak dari yang lain. Sedangkan di angkasa sangat jauh beda. Cuaca saja tidak ada. Tidak ada listrik. Elektronik kalau dibawa kesana buat apa? Sama saja tak berguna. Wifi juga tak ada. Pokoknya angkasa kalau dibandingkan dengan bumi memang jauh beda.. jadul.

Tapi kalau angkasa tuh. Indah banget. Bercampur banyak galaksi dan bintang juga benda benda langit lainnya bertaburan kayak donat.

Kenapa sih Ankara bisa sampe sini.?? Dia terus bertanya-tanya dalam hati sambil matanya yang terus menangkap cowok baru itu didepan kelas.

"Nama saya Ankara-c-"
Dengan cepat Ara mengisyaratkan agar Ankara tidak menyebutkan nama panjangnya, yang sebenernya itu sama, bisa-bisa nanti semua orang curiga dengan mereka berdua.
(Ara chai-Ankara chai), begini rek, semua nama di angkasa itu tergantung dengan bangsawannya, kalau mereka adalah bangsa chai (maaf author sedang berhayal jauh:v).

Untungnya Ankara paham dan menganti nama belangkang dengan sebutan leth.

Dasar manusia angkasa. Aneh aneh lu kalau masuk bumi. Gerutu Ara sedikit sebal. Dia saja tidak sadar kalau dia bukan penduduk bumi asli.

" oh maaf saya Ankara leth dari bumi--"

"Oh gue tahu lo pasti blasteran dari luar negri ya." Sok iye Ara kini membuat semua orang menatapnya aneh. Yah biarkan saja. Apa urusan mereka.

"Lo tahu dari mana ra?" Tanya Arimbi, mengambil alih saat tahu sahabatnya itu ngasal.

" iya lah tahu, liat aja tuh ngantengnya udah kayak titisan pemain drakor. Kayak pernah liat juga ditv tauk.." jelas Ara lebih mengasal lagi. Mau bagaimanapun Ara harus tahu kalau Ankara dibumi ini sangat membahayakan identitas asli.
Arimbi hanya melengos dengan jawaban Ara.

"Baiklah, mungkin benar, kamu adalah blasteran. Sekarang kamu duduk di belakang Ara." Suruh guru Biologi itu pada Ankara, dia mengangguk sopan dan berjalan menuju kursi kosong dibelakang Ara.

Ankara melempar senyum tipis ke Ara. Dia juga punya hal yang banyak untuk dipertanykaan pada cewek pemilik rambut sebahu dengan bibir tipis itu.

Otomatis saja semua cewek yang berada dikelas langsung meleleh dan terpesona dengan Ankara yang gantengnya udah kayak titisan pemain drakor. Mereka menyapai Ankara. Menjijikan. Ara hanya tersenyum melihat para cewek-cewek bumi yang selalu genit kalau ada cogan ganteng. Boro-boro cogan Alaska lewat aja digodain. Padahal ada Ara loh. Wah para emang manusia cewek bumi nih.!!!

" Gue suka lo masuk kelas ini tapi lo jangan males males bangunin gue pas tidur yah? ." Ali tanpa babibu langsung nggomong. Padahal Ankara tak mengenalnya. Emang ya gk cowok gk cewek. Yah kayak gini. Kebanyakaan modus yang gk bermodal.

" Ra, lo kenal sama dia?" Tanya Arimbi saat melihat Ara yang menatap kosong kedepan.

Ara menekan salivanya dengan susah payah. Lalu menggeleng dan melempar senyum tanda dia baik-baik saja.

Terimakasih bumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang