Angkasa 16

40 10 3
                                    

Angga mengebrak meja kasar, hatinya bercampur dengan amarah, matanya tersorot tajam menatap Agam.

"Dia tidak sekolah?" intonasi Angga lebih naik.

Agam hanya mengangguk, di jam istirahat pun Alaska masih belum muncul, bahkan dibuku penganbsenan murid Alaska tak ada keterangan sakit, izin, atau masuk. Yang artinya Alaska bolos tanpa sebab.

Beginilah, Angga paham bahwa Alaska kabur dari rumah mulai tadi pagi.

"Kamu sudah tanya Ara?"

"Udah pa, tapi katanya gatau juga. Habis ini aku cari lagi."

Angga mengangguk, dia tidak bisa memberi jawaban lagi, sekarang dia mulai berfikir kalau Alaska membencinya. Pantas. Itu memang hal yang pantas untuk Angga.

🏙🏙

Arimbi menatap kedepan dengan diam, kali ini dia bersemayan diperpustakaan sejak jam ke 2, alias bolos pelajaran sampai istirahat.

Pikirannya hanya satu nama, semua otaknya tidak fokus kebuku yang dia buka.

"Yatuhan, kenapa sih.?" gumamnya sendiri.

Arimbi terus menyalahkan otaknya karna tak kunjung normal memikirkan kejadian tadi.

Flashback...

"Arimbi, ya kan? Gue masih inget nama lo." Ankara tersenyum.

Arimbi dibuat melayang layang karna senyum Ankara, dia mengakui sungguh aneh saat Arimbi didekat Ankara, hatinya sangat berdebar debar.

"Ingatan lo bagus." puji Arimbi.

"Soal kemarin trima kasih banyak."

Arimbi menghembuskan nafasnya dengan tersenyum kecil. "Iya ankara, lo udah ngucapin terima kasih kemarin."

Pasalnya, Ankara seperti berhutang budi pada Arimbi karna kejadian kemarin, meskipun insiden itu memakan hanya hoax semata namun seluruh murid menganggap itu adalah sungguhan.

"Gue mau nggomong soal kita pacaran."

Kan Ankara belum pernah nembak gue, emang kapan mulai pacarannya. Gumamnya sendiri sambil mengeryitkan dahi heran.

Ankara langsung membuka mulut saat ucapannya itu membinggungkan Arimbi. "Ehm - maksud gue, semua orang di sekolah ini tau kalau gue sama lo pacaran beneran, bukan hoax. Jadi gue juga gak bisa hapus rumor ini yang udah nyebar keseluruh sekolah."

Arimbi tersenyum dalam hati. Tapi diluar kendali dia malah bersikap sedih, kalian boleh anggap bahwa Arimbi sedang dalam keadaan beruntung.

"Sorry." cicitnya.

"Gue gak masalah. Yang gue masalahin disini, apa lo gak keberatan dengan rumor ini?" Tanya Ankara, membuat Sosok Arimbi nyaris ingin jatuh dari tebing.
Kalau ditanya soal begituan mah Arimbi bakal iya iya aja.

"Gue gak masalah."

"Lo gak punya pacar beneran ya?" tebaknya.

"Gak."

"Terus Arsen ?".

Arimbi menutup mulutnya dengan tangan kanan, bisa saja ketawanya pecah karna Ankara menyebut Arsen sebagai pacarnya. Omg!

"Arsen cuma sahabat gue."

"Jadi lo beneran bakal nerima pacaran hoax sama gue?" Tanya Ankara sekalilagi.

Arimbi diam hingga membuka mulut sedikit." He'em."

"Yaudah. Mulai sekarang gue harus lebih deket sama lo." Ankara tersenyum. Mata birunya menambah pesona sebagai seorang cowok baru.

Terimakasih bumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang