Angkasa 7

63 17 2
                                    


I just happy what you think abaout mystory, cause, i believe you enjoyed it.

                              🌃🌃

Embun itu menetes diantara sinar matahari yang tersisih pagi ini, menyejukkan dan sangat nyaman jika terus bersembunyi dibalik selimut tebal warna biru langit itu.

Arimbi mengeliat, rasanya jika tidak masuk sekolah akan membuatnya lebih merdeka lagi untuk memanjakan bobok cantiknya, tapi tak sengaja kitab sejarah terlintas diotaknya, HARI INI ULANGAN. omegooo!! pikir arimbi jadi berantakan.

"Kak imbi, ditungguin bang Arsen, dibawah, katanya kak imbi sekolah ngak?" Secara cempreng pertanyaan itu muncul dari Aghata yang masuk kamarnya tanpa mengetuk dulu. Halah mana pernah juga Aghata mengetuk pintu. Aghata itu, adik Arimbi.

Arimbi masih tak ingin menjawab hanya "euhm-ehm" dengan mengeliat kesisi kanan.

"He ratu kecap bangkok, lo sekolah apa ngak?" Tiba-tiba suara berat nan familiar itu twrdengar ditelinga Arimbi. Arsen.

Otomatis membuat Arimbi bangun dari tidurnya karna ada Kehadiran  Arsen yang sedang berdiri di tengah pintu kamarnya, Aghata hanya menertawakan lucunya muka Arimbi saat bangun tidur.

"Gue sekolah-" putusnya. Lalu beranjak dari kasur. Dan cepat cepat masuk kekamar mandi,sebelum itu Arimbi mengusir Aghata dan mendorong tubuh Arsen agar keluar dari kamarnya, Arsen hanya menyungging senyum smirknya yang begitu tampan, (btw rek, selama ini cowok diwattpad yang aku baca pasti gak ada yang jelek.)
Arimbi hanya datar malu karna Arsen pasti melakukan hal seperti itu jika tanda tanda Arimbi malas pergi kesekolah.

Gak pergi sekolah sekali juga gak bikin bego kan ya? , tapi kalau berkali kali ya jangan, karna otak kalau gak dibiasain mikir, entar makin loading kalau ditanya ini itu.

Pribadi Arimbi emang malu, tapi biasanya emang yang malu maluin.

"10 menit udah harus siap," teriak Arsen diluar, lalu akhirnya dia masuk kekamar mandi.

                                 🌃🌃

Ara menatap kekanan, memperhatikan Alaska yang sedang nyetir mobil. Hari ini memang jadwal dia berangkat dengan Alaska dan besok dia bersama sahabatnya, jadi jadwalnya kaya gantian gitu deh.

Gue gak selamanya bakal liat lo ska,

Ara tersenyun dalam.

"Ntr gue latian basket, nonton."
Ucapan Alaska membuatnya tersadar.

Ara menggeleng. "Gue gak bisa liat bola dioper oper gity. Pusing."

"Aneh." Tanggap Alaska.

"Tapi lo suka kan?" Ara menggoda Alaska, sudah biasa dia ngegombal gini ke Alaska. Siapa yang cowok siapa yang cewek nih🤣.

"Terlanjur." Cuek Alaska, sebenarnya dia sedang menyembunyikan senyum.

"Ska, apa lo bakalan suka sama gue selamanya?" Tanya Ara, nadanya berubah serius.

Alaska melirik sekilas. "Lo maunya gimana?"

"Jawab dulu lah pertanyaan gue,?!" Ara melotot pada Alaska yang juga melihatnya sekilas.

Alaska mengangguk. Tapi tak mengucapkan apapun. Dihati dia sih iya tapi kan kita gatau jalannya hidup itu gimana? Cuman tuhan emang udah netapin yang terbaik.

"Mungkin, suatu saat lo bakaln ninggalin gue ska, atau lo bakal bosen atau--lo bakal gak suka lagi sama sikap aneh gue ini--ah atau..?-??"

"Gak usah mikir besok kalau soal hubungan, udah ada yang ngatur ra," penuturan Alaska memang benar dan tidak salah kok.

  Tapi gue bakaln ninggalin lo nanti. Udah gue rencanain malah ska...

Ara tersenyun tipis atas kebohongan hatinya.
Selanjutnya Ara terdiam, dari setelah Ankara memberitahu tentang jangka waktu perkiraan dia hidup dibumi, dia lebih takut Alaska akan marah besar, jika tahu yang sebenarnya. Tapi apa manusia akan percaya, jika di angkasa ada kehidupan yang gak bisa diliat hanya pake mata. Itu kalau beda Alam yang liat.

"Lo ada masalah? Cerita. ''

"Eh-ngk... kan selama gue sama lo dan lo sama gue, gue bakalan baik baik aja ska, makssih nih. Lo udah jagain gue, jajanin gyue, shoppi--" ucapannya terpotong.

"Iyh sayang." Sambung Alaska tanpa dosa. Membuat Ara jadi blushing seketika. Jarang loh ya Alaska nggoming sayang kek gini. Bahkan ini kedua kalinya.

  Tak selamanya Alaska menyebalkan, dia itu seperti sesuatu yang tak disangka.

                             

                           🌃🌃

Sesampainya diarea sekolah, mata Ara langsung menangkap kerumunan orang, firasatnya jadi ke Ankara, tanpa Babibubebo Ara turun dari mobil begitu saja.

Alaska bahkan belum menanyai kenapa itu?!

Ara berjalan dengan cepat, "AGAM."
Dia berteriak kencang hingga volume atas, tak diragukan lagi suara Ara menghantam seluruh penjuru sekolah.

Mereka semua membuka jalan untuk Ara, lihatlah Ara nampak sangat ingin memakan orang, mata tajamnya sangat menerkam.

Agam pun sekarang tengah menatap gadis yang memiliki rambut sebahu dengan sedikit gelombang dibawahnya, bersamaan dengan Ankara yang sedang memeganggi perutnya, syukurlah baru perut jika mungkin Agam sudah menonjok pipinya pasti Ankara akan terluka.

  "Kenapa lo selalu ikut campur urusan gue?, gue mau kasih dia pelajaran." Agam membantah ucapan Ara. Sebenarnya Ara terherankan dengan Agam, masalah apa yang hingga membuatnya akan melukai Ankara.

"Apa masalah lo sama dia?" Dagu Ara mengarah kepada Ankara yang samar melihat Ara juga.

Agam langsung menarik tangan Ara kasar, entah kemana Agam akan membawa Ara, Ankara sedang tak bisa melakukan apapun kecuali melihat semua berlalu.

  Taklama Alaska datang dengan muka sedang mencari seseorang, Aralah yang dia cari, namun dia tak menemukan Ara,
"Alaska," panggil Alvaz.

  Alaska menoleh kebelakang, ternyata Alvaz, tengah tersenyum ke arahnya.

  "Dimana Ara?"

  "Dia? Sama Agam." Jawab Alvaz santai.

Alaska balik menatap Ankara tajam yang notebenya adalah sahabat Ara,
Sejak kedatangan Ankara, entalah apa mungkin teman kecil sebegitu penting.

  Alvaz memegang lengan Alaska, semua orang masih setia menyaksikan itu.

Anjir, tuh si Alvaz ngapain sih pegang pegang.

Ih Alska gue kok dipegang.

Ih ska,, lo kenapa sih ganteng banget..

Bingung gue sama Ara, kenapa sekarang dia deket sama murid baru ini mana mukanya ganteng kayak Alaska gue lagi.

Itu semua bisikan mereka dan masih banyak lagi. Sayangnya saja, mereka terlalu bingung, kedua cowok tampan kenapa bisa nempel ke Ara sekaligus. Meakipun belum jelas Ada apa Ara dan Ankara tapi, kelihatan dekat.

Alaska menyingkirkan tangan Alvaz, "minggir"

"Ih ska, ayo ke kelas bareng aja." Ajak Alvaz.

"Gue bisa sendiri. Oh kenapa kalian masih disini.?" Alaska menatap Orang orang yang akhirnya perlahan bubar.

Alvaz akhirnya mundur juga karna Alaska yang sudah sinis terhadapnya, walaupun sebenarnya dia tak takut, namun meraih Alaska begitu susah. Iyalah mau jadi orang ketiga kah Alvaz?

Sejauh ini Alaska masih menutupi masalah Agam dari bagian keamanan sekolah,menggingat sudah banyak poin hitam yang Agam cetak, Alaska masih punya hati, dia masih ingat Agam adalah saudara tirinya.

                                 🌃🌃

Makasih yabg udah baca. Jangan lupa vote. 😂😍
Aku sayang kalian.






Terimakasih bumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang