Untuk para pembaca setia:/*$+()
Kalian kalo baca tuh tinggalin jejak coment lah, jangan cuma baca doang, saya sebagai yang nulis pengen tahu reaksi readers 😣, yah?!? Kalian coment, meskipun cuma satu kata, itu berharga buanget.
Btw, 17 hari lagi aku mau balik ke pondok dan meninggalkan dunia imajinasi ini. Maafkan aku, harus off satu tahun penuh, makanya cerita yang ini pengen cepet diendingin, meskipun harus ngejar dan dapet bahasa absurd, tapi menurut aku sendiri, ini wajib diselesain sebelum aku balik. PONDOK. Setuju kan?
Terakhir, saya mohon banget buat yang udah baca ini, kalian harus coment, siapapun itu?!❤🐼Yang udah mau coment terima kasih banyak, ini titik awal berjuang saya mendalami imajinasi, saya akan berusaha lebih keras lagi untuk menulis cerita yang bagus.
🏙🏙
"Dimana Alaska?" pertanyaan Angga langsung membuat semua orang yang ada dimeja makan saling menoleh, mencari sosok laki laki dingin yang bernama Alaska itu.
Arina sempat terkejut, dia baru sadar jika Alaska tidak ada.
Pikirannya melayang pada kejadian semalam, hati Alaska cukup kecewa mungkin. Tapi apa yang harus lebih menyakitkan jika ini sebuah jalan yang seharusnya tuhan berikan kepada meraka."Loh, Iya, Alaska dimana?"Timpal Desy.
"Kamu tau rin dimana?" Tanya Angga.
Arina menggeleng. "Gak tahu."
"Bibi." Teriak Angga pada asisten rumah tangga. Yang dipanggil bibi itu adalah asisten setia keluarga 'Nian' selama 3 tahun ini, hingga masalah pribadipun Bibi pasti tau.
Bibi itu datang dengan tergesa gesa melayani majikannya. "Dimana Alaska?"
"Eh- den Alaska udah berangkat tadi pagi bareng temennya."
Jawab bibi sedikit ragu namun tetap meyakinkan hatinya untuk terus bisa menutupi hal ini kepada Angga.Agam berfikir keras, osis lagi nganggur emang punya kerjaan apa? Lagi mau trun of manager masak masih sibuk. Agam merasa tidak yakin, tapi berbeda dengan Angga yang langsung mengangguk.
"Yasudah, kamu boleh pergi."
Bibi itu pergi meninggalkan ruang makan keluarga 'Nian', bernafas selega leganya, untuk kali ini dia benar benar memihak pada Alaska, Bibi memang sangat pengertian tentang kondisi Alaska saat ini yang masih down karna keluarga baru. Sebenarnya bibi semalam menerima pesan singkat dari Alaska.
Angga meneguk minumannya sampai tandas, beberapa detik kemudian matanya beralih pada Arina yang sedang fokus memainkan ponsel.
"Rin, kamu mau kebutik?"Tanya Angga.
Arina mengangguk tanpa menoleh, sejujurnya dia masih kaku dengan semua sikap Angga apalagi ketika Angga bersikap manis, seolah olah dunia ini sedang bahagia melihat penderitaan Arina yang sebenarnya.
Angga menatap Desy dengan gusar, semua orang pasti paham apa yang terjadi.
"Bareng aja rin, biar aku yang antar kamu."
Arina tersenyum sambil mematikan ponselnya. "Trimakasih, tapi hari ini saya sudah dijemput dengan Vilda, saya berangkat dulu."
Pamitnya pada semua orang dan bangkit dari meja makan.
Biasanya, Arina akan berangkat dengan Angga, memberikan kecupan manis, memasangkan dasi Angga, dan sampai bisa Alaska iri melihat itu, tapi selama berjalannya waktu semua tampak jelas dengan perubahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih bumi
Romance"ska, lo kecewa sama gue?" "Gue kecewa..." ___ Dibumi ini kita tidak hanya belajar mencintai, tapi sebaliknya, terkadang kita butuh belajar dicintai. Itu adalah teori sederhana sebagai manusia yang ingin berterimakasih pada diri sendiri. --- Sepanja...