Angkasa 5

73 19 3
                                    

Maapin author kemarin gak up oke. Lagi menghayal dan gak bisa nulis apapun.
Jadi saat ini aku up dua bab sekaligus. Jangan lupa vote di pojok, sama kasih saran kalau ada yang ganjel!

Puasa yang bener! gak nerima readers gak kuat puasa. Jaga kesehatan dan jangan main terus oke. Corona loh...-pesan dari Alaska.


❤️



















Alaska sedang duduk manis diatas sofa dengan waktu Beberapa manit sekali untuk melihat jam yang melingakar ditanganya, namun sesuatu yang dia tunggu tak kunjung datang. Hembusan nafas kasar itu teratur dengan seiringnya udara yang dia hirup di apartemen milik keluarga Ara. Sangat hening dan mencekam.
Alaska sudah siap menghujam Ara.

Tak lama pintuk apartemen terbuka, Alaska hanya menatap datar, seseorang yang datang barusan tak menyadari kehadirannya, dia malah tersenyum lebar.
Apa yang udah terjadi. Hanya itu yang terlintas di benak Alaska.

Ara tak menyadari kehadiran Alaska yang terus memperhatikannya dengan mata tajam dan wajah datar.

Ara terus bersenandung, "LA-LA-LA----" suara Ara berhenti saat pandangannya jatuh pada Alaska di atas sofa.

"Eh ska,,, ngapain disini?" Ara terlonjak kaget dengan Alaska.

Alaska masih tetap diam.

"Ih jangan liatin kaya gitu ska,,,!" Histeris Ara menutup mukanya dengab menggunakan kedua telapak tangannya, dengan menyiisikan rongga antar jari untuk melihat Alaska dibalik itu. Memang aneh. Dan kegeeran.

"Habis ngapain,?" Tajam Alaska, seperti suami yang tanya istrinya karna kepergok keluar dengan laki laki lain.

Alaska terlihat fiks tampan dimata Ara tidak terkurangi sedikitpun.

"Ha-bis- eh-m..."

"Kabur?" Sahut Alaska dengan nada tinggi. Ara sudah hampir menunduk karna tahu Alaska marah.

Dia berlari kesamping Alaska. Memeluk dada Alaska, menyegajakan untuk bersembunyi dibalik dada bidang Alaska yang tertutup jaket levis. Seperti ini kelakuan Ara? Sudah biasa.

Ara menggeleng, Alaska merasakan itu.

"Sama cowok baru yang tadi lo bela?" Alaska terus bertanya, meskipun Ara masih tak mau menjawab apapun. Dia malah menggeratkan pelukannya.

Alaska cowok normal, dia masih waras, Ara memeluk Alaska tanpa ada jarak sedikitpun. Sedikit sesak untuk bernafas lega. Namun dia harus menjaga dirinya agar tetap aman diposisi seperti ini.

"Bentar dulu ska, gue belun jelasin." Bersamaan dengan itu Ara menggurai pelukannya, matanya terkunci dengan Mata Alaska yang lebih dari indah.

"Jelasin." Ucap Alaska singkat namun mewakili semua rasa marahnya.

"Tapi jangan marah ya ska,,,,,"

"Tergantung." Sinisnya.

"Jadi dia itu........" dia memotong ucapannya dengan sengaja, Ara menatap wajah Alaska, ini benar-benar hal yang tidak pernah membosankan, setiap inci lekuk wajah Alaska bagai pangeran yang pernah dia tonton didrama-drama.

Hatinya kadang tak sempat terkontrol karna Alaska. Seperti saat ini jqntunhnya bagai dipompa dengan cepat, desirnya berefek hingga seluruh peredaraan Ara, tak beraturan. Ini kehangatan yang tulus.

Ara mendekatkan wajahnya dengan wajah Alaska hingga hanya ada jarak 2cm, namun perlahan Ara mundur kwmbali. Alaska, heran dengan jalan pikiran Ara tapi dia menikmati hal ini selagi nyaman.

Terimakasih bumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang