07. Mungkin?

64 6 0
                                    

[🍅] enjoy!
.
.
.
.
.

"Materinya udah kamu kirim ke Jaehyun, 'kan?" Tanya Kara di depan kaca memperhatikan penampilannya sekali lagi.

"Udah, Ra. Ayo turun sarapan!"

"Ayo!" Kara menyambar tas yang berada di meja belajar milik Sera.

"Aku kok pengen jalan-jalan habis sekolah?" Ujar Sera yang masih duduk di sofa dekat jendela.

"Ya, tinggal jalan-jalan, lah!" Enteng Kara.

"Kamu bisa nyetir mobil?" Sera memandang Kara penuh harap.

"Jangan bilang mau bawa mobil sendiri terus pulang sekolah langsung jalan-jalan?" Tebak Kara yang sayangnya benar.

"Betul!" Sera terkekeh ringan.

"Aku gak masalah sih, tapi tanya orangtua kamu, deh."

"Ne, ayo turun!"

"Obat kamu gak ketinggalan, 'kan?"

"Gak, kok!" Bohong Sera.

"Terus itu pouch di atas nakas isinya apa?" Tanya Kara seraya melirik pouch milik Sera.

"A-anu gak ada isinya!" Elak Sera.

"Tapi tadi aku lihat isinya obat punya kamu?"

Skak mat.

Sera membisu tak menanggapi.

"Gak usah buat aku emosi pagi-pagi!" Kara berjalan ke arah nakas dan segera mengambil pouch berisi obat milik Sera. "Tangkap!" Kara melemparkan pouch tersebut dan dengan sigap Sera menangkapnya.

Mendengus lalu memasukkan pouch ke salah satu space di ranselnya.

"Ayo!"

Keduanya keluar kamar dan berjalalan melewati tangga menuju lantai satu, di mana orangtua Sera telah menunggu untuk sarapan.

"Morning everyone~" Sera berteriak semangat menyapa dua orang yang sedang duduk menunggu Sera dan Kara.

"Morning sayang-sayangnya eomma," Irene balik menyapa keduanya dan tersenyum cantik.

Sera dan Kara langsung mengambil duduk bersampingan di seberang Irene.

"Appa gak mau nyapa aku sama Kara?" Sera mempoutkan bibirnya.

"Morning sayang-sayangnya appa." Chanyeol melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Irene, tak lupa senyum memikatnya.

Sera tersenyum sumringah, sedangkan Kara hanya tersenyum tipis sembari geleng-geleng melihat tingkah manja Sera.

"Ini, eomma udah buatin kalian roti. Lama sekali turunnya!" Irene menaruh dua roti gandum yang telah diberi selai ke piring Sera dan Kara.

"Gomawo, eomma!" Ucap Sera sembari tersenyum lebar dan langsung melahap roti yang dibuatkan Sang ibu tadi.

"Gomawo, eomma." Kara tersenyum tulus.

"Ne." Irene tersenyum hangat membalas keduanya.

Kini ruang makan hening, tak ada yang membuka suara selama makan. Karena memang itulah hal yang sudah dibiasakan Keluarga Park sejak dulu, tak membahas apapun di meja makan saat makan berlangsung.

Tak lama kemudian acara sarapan telah selesai, keempat orang tersebut masih diam, menunggu makanan tercerna. Hingga suara Sera mengambil perhatian ketiganya.

KABISAT | TAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang