[🍅] enjoy!
.
.
.
.
.
Bumi terus berputar, rembulan selalu terganti kala pagi menyapa dan jarum jam pun terus berputar ke arah kanan. Tanda bahwa semesta bekerja seperti biasanya.Namun, tidak untuk seorang gadis yang tengah memandang meja kayu di depannya dengan pandangan kosong, ia tak bisa menjalankan tujuh hari terakhirnya seperti biasanya setelah pengakuan keluar dari sela bibir seorang lelaki yang ia anggap sebagai sahabat kecilnya.
Perkataan Taeyong seminggu lalu di depan ruangan Taeyon terus terputar di benaknya bak bianglala, berputar dengan begitu baik hingga setiap malam ia tak bisa tidur dengan tenang.
Ia tahu ini tak seharusnya, tapi ia bisa apa saat perkataan sahabat kecilnya mengambil alih segalanya.
Taeyong sudah memiliki tunangan, apa pantas ia mendekati lelaki tersebut?
Hati dan benaknya saling bertanya-tanya pada dirinya sendiri, jawaban apa yang harus ia berikan sedangkan ia sendiri tak tahu jawabannya? Ingin bertanya pada hati namun hati nya sendiri saja ragu.
Rasa takut akan memiliki rasa, belakangan ini mulai merasukinya, bahkan semakin menjadi saat memikirkan perkataan Taeyong.
Apa harus ia berhenti dan menjauh tanpa membawa hasil? Tapi ia tak mau pergi dengan tanda tanya besar dalam dirinya.
Pelan, namun pasti. Pendengarannya mulai menangkap sebuah suara yang memanggil namanya.
Sera tersentak saat dahinya disentil begitu keras tanpa perikemanusiaan, membuat dahi yang semula putih mulus kini memiliki bekas sedikit kemerahan. Gadis tersebut merengut lalu menyapukan pandangannya ke sekitar, seketika matanya terbelalak.
Ia melamun.
Dan lebih parahnya dalam rapat.
"Ah, mi──"
"Keluar saja kalau kamu tak bisa fokus!" Suara berat dengan intonasi begitu datar terdengar sedikit mengerikan bagi Sera.
Ia menolehkan kepala ke samping ──di mana sumber suara berasal, sekaligus pelaku yang membuyarkan lamunannya.
"Pintu keluar ada di sana!" Taeyong menunjuk pintu yang berada di sudut ruangan dengan gerakan kepalanya.
"Hei! Sudah-sudah jangan bertengkar. Sera-ya, pagi-pagi seperti ini apa yang membuatmu melamun, hm?" Tanya Taeyon perhatian.
"Eum, b-bukan apa-apa. Mianhae, saya akan lebih fokus." Sera menundukkan kepalanya bersalah.
"Iya, tak apa," Taeyon menghela napasnya pelan. "Jadi, kita akan memamerkan lukisan yang ada. Maksud saya lukisan buatan para murid, kita benar-benar akan memamerkan kreatifitas murid sekolahan ini,"
"Sejauh ini kalian paham?"
Sera dan Taeyong mengangguk pelan.
"Saya sudah memilih perwakikan adik kelas kalian yang akan membantu persiapan kalian dan mungkin akan mengarahkan beberapa, karena dia paham betul akan segala sesuatu tentang pameran. Sebentar lagi mungkin ia akan da──"
Tok! Tok! Tok!
Atensi ketiganya teralih pada pintu yang tengah diketuk oleh seseorang yang berada di baliknya.
Taeyon tersenyum lembut, "Silahkan masuk!" Perintahnya sedikit berteriak.
Cklek!
Senyum Taeyon semakin melebar kala seorang lelaki berparas China memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KABISAT | TAEYONG
Romance[On Going] Park Sera, gadis yang mengorbankan 17 tahunnya di rumah sakit. Bangunan yang berbau obat dan penuh orang sakit itu seakan menjadi rumahnya sejak bayi. Masa kecilnya ia habiskan dengan berbaring di ranjang rumah sakit dan mendengarkan mesi...