[🍅] enjoy
.
.
.
.
.Kedua bibirnya ia tarik ke atas hingga sebuah pola simetris terbentuk dan menambah keindah di wajah tampannya, ada sepercik rasa damai dalam relungnya saat kedua maniknya mampu menangkap senyum tipis gadis di seberang.
Rasanya sudah lama ia tak melihat senyum itu, saat ia ingat-ngat kembali, mungkin terakhir kali ia melihatnya saat di Sungai Han yang tengah dinaungi senja.
Senyum yang tak pernah dibagi Sang empu pada siapapun, beruntung sejak awal bertemu, ia dapat mencuri tiga kesempatan untuk melihatnya.
Senyum tulus yang mengandung beragama emosi jiwa, senyum yang selalu ditampilkan Sang empu kala kepalanya mendongak menatap langit. Seolah memberitahu pada penguasa semesta bahwa ia kuat, namun ingin menyerah. Senyum yang menegaskan arti ketulusan kepada siapapun yang melihatnya.
Senyum yang mampu meleburkan semua emosi dalam diri Taeyong sebelum ia datang kemari. Semua gundah dalam diri lelaki tersebut rasanya menguap begitu saja saat langkahnya terhenti kala netranya menangkap senyum tersebut.
Tak masuk akal memang, tapi ia akan menyebutnya sebagai magic.
Perlahan tanpa menarik perhatian sosok yang tengah menerawang di mana ujung langit, ia melangkah hati-hati mendekat.
"BAAAAA!!!"
"WAAAAA!!!"
Gelak tawa puas mengudara begitu saja saat Taeyong mampu menangkap wajah konyol Sera saat gadis tersebut kaget.
Rasanya ingin sekali ia memiliki kekuatan pengendali waktu, lalu menghentikan waktu tepat saat Sera berekspresi konyol.
Baginya, itu adalah satu hal langka dalam hidupnya.
Dan sebaliknya, bagi Sera, gelak tawa puas Taeyong juga satu hal langka dalam hidupnya. Berlebihan, tapi Sera merasa beruntung dapat melihatnya untuk kedua kalinya sejak keduanya bersua untuk pertama kali.
"Sialan!" Desis Sera malas, tak mengindahkan keberadaan makhluk Tuhan dengan paras indah di sampingnya, ia memilih bersedekap lalu menyenderkan tubuhnya dan menatap aktivitas di taman tanpa ekspresi.
Mencoba tak bersikap seperti biasanya saat teman Batman tersebut mengusilinya. Dan mencoba membiasakan diri sendiri serta sosok yang kini tengah menatapnya keheranan.
"Mau sampai kapan? Sudah tiga hari kamu mengabaikanku!" Rajuk Taeyong dengan nada bak anak kecil.
Dan nyaris saja Sera meruntuhkan perisainya.
"Mau aku meninggal pun, sepertinya tak akan berpengaruh di hidup kamu." Ia terkekeh kecil di akhir.
Taeyong diam, ia mengambil tangan kiri Sera secara paksa, meletakkannya di atas pahanya lalu jemari mungil gadis tersebut ia mainkan layaknya piano ──hingga Sang empu merasakan sebuah deja vu.
"Kalau boleh jujur, itu akan berpengaruh besar." Lirih Taeyong tanpa mengalihkan pandangannya dari dua tangan yang kini terpaut.
Sera tersenyum tipis.
"Maka dari itu biasakan dirimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KABISAT | TAEYONG
Roman d'amour[On Going] Park Sera, gadis yang mengorbankan 17 tahunnya di rumah sakit. Bangunan yang berbau obat dan penuh orang sakit itu seakan menjadi rumahnya sejak bayi. Masa kecilnya ia habiskan dengan berbaring di ranjang rumah sakit dan mendengarkan mesi...