06 - Aku, Kau, dan Dia

375 176 105
                                    

Sebuah layar komputer dibiarkan menyala, menampilkan sebuah halaman awal surel. Gadis yang terduduk di hadapan benda itu menopang dagu, menatap lurus hanya pada satu objek. Matanya tidak mengerjap sedikit pun. Pikiran gadis itu melayang jauh, satu per satu kepingan memori akan hari kemarin terputar ulang di kepalanya.

"Kebetulan sekali," ujar Seunghan sembari melayangkan senyumannya.

Lelaki yang duduk di sisinyaㅡWooyeonㅡikut menaikkan kedua ujung bibir. Samar-samar ia merapal, tapi Hyora dapat mendengar apa yang dikatakan dengan cukup jelas.

"Padahal kau juga tahu kalau semua ini bukan suatu kebetulan. Kau memang paling pandai berpura-pura."

Air muka Seunghan seketika berubah, sedikit mengerling ke arah Wooyeon. Lelaki itu menyesap minumannya kemudian mendeham.

"Aku beri tahu sesuatu," lanjut lelaki itu sembari memajukan tubuhnya. "Sebenarnya Wooyeon sendiri yang memilih kau sebagai penanggung jawab desainnya."

"He?! Aku?" Secepat refleks Hyora menyadari arah pandangan Seunghan, secepat itu juga seluruh mata yang ada di sekitarnya menoleh. Termasuk Wooyeon, ia menaikkan salah satu alisnya. "Jangan salah sangka karena responku seperti ini bukan berarti tidak nyaman bekerja sama denganmu. Aku hanya bertanya-tanya ... apa kau mengenalku?"

"Kau?" Kali ini lelaki pemilik nama depan Cho itu berbicara dengan suara yang lebih keras. "Siapa yang tidak mengenalmu? Aku ini orang yang pemilih dan tidak mau memberikan penampilan yang buruk. Itu artinya tentu aku harus bekerja dengan orang yang mahir di bidang ini dan aku mendapatkan namamu sebagai rekomendasi."

"Wah!" Mulut Hyora ternganga mendengar penjelasan panjang dari Wooyeon. "Ternyata benar apa yang kudengar. Bukankah hidupku benar-benar terasa sempurna dengan bekerja bersama Manajer Yoon dan kau?"

Seseorang dari seberang Hyora terbatuk kecil ketika sedang melahap kue yang terhidang. Merasa dirinya dibicarakan oleh gadis itu, Jeongchan sengaja menunduk. Pura-pura tidak mendengar kemudian melanjutkan acara makannya yang sempat terjeda.

Hyora mendesis, menopang wajah dengan tangan satunya. Gadis itu mendecak sebelum akhirnya berbicara, "Siapa yang merekomendasikanku? Manajer Yoon? Tidak mungkin, itu terlalu baik. Apa dia benar-benar mengenalku karena itu?"

"Iya, aku mengenalmu! Nona Shin, apa kau sudah menerima surel terbaru? Penanggung jawab resital itu sudah mengirimkannya."

Suara berat itu mengagetkan Hyora. Hampir saja ia terjatuh kalau tidak berpegangan pada mejanya. Hyora mengelus dadanya kemudian matanya mengamati layar yang terbuka. "Kepala Kim, kau mengejutkanku."

"Siapa yang mengizinkanmu termenung sejak tadi? Kau bahkan tidak mengangkat teleponku sampai aku harus menghampirimu," keluh Kepala Kim sambil bersedekap.

"Oh, maafkan. Mulai sekarang aku akan lebih fokus bekerja." Hyora membungkuk kemudian kembali mengunci fokus pada satu titik di depannya. "Ketemu! Dokumennya baru dikirim lima menit yang lalu."

"Cetak itu dan jangan lupa dipelajari," perintah Kepala Kim dengan telunjuk yang mengarah tepat ke komputer milik Hyora. "Pertemuan selanjutnya, kau sudah harus menyampaikan gambaran kasar untuk desainnya. Mengerti?"

"Baik, Kepala Kim!"

Hyora baru dapat bernapas lega setelah pria berumur 46 tahun itu berlalu. Tubuhnya ditempelkan pada sandaran kursi, sedang netranya sibuk mengamati sederetan tulisan yang sama sekali tidak ia mengerti. Gadis itu menggaruk pelipisnya kemudian secara sembarang menangkup wajah dengan kedua tangan. Kepalanya sedikit mendongak.

"Bagaimana aku bisa memahami materi yang sama sekali belum pernah kupelajari dalam waktu kurang dari satu minggu?" gerutu Hyora. Napasnya ia hela berat. "Aku butuh udara segar."

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang