29 - Akhir dari Penyesalan

97 43 28
                                    

Boleh yuk, follow Instagram aku: vaniandona.story
untuk tahu update-an tentang cerita ini! ❤

🔸🔸

Gadis itu menggerakkan kakinya cepat setelah keluar dari gedung berpoleskan cat abu-abu. Setelah pergi dari sana, lantas apa yang harus ia lakukan? Setelah merasa sudah lebih jauh dari kafe, Hyora memelankan gerakan kakinya. Menumpahkan segala kepiluan yang susah payah ditahannya di depan Wooyeon, Hajoon, dan bahkan Jihyuk. Merutuki dirinya sendiri atas apa yang ia lakukan karena telah mengabaikan sang ayah. Paling buruknya adalah mereka belum sempat saling menyapa dengan baik, tapi Hyora sudah pergi tanpa pamit.

Angin bertiup cukup kencang. Beruntung, air mata yang jatuh membasahi wajah gadis itu jadi tidak terlihat jelas. Menyudahi kesedihannya, Hyora menyeka air matanya kasar dengan punggung tangan. Menghirup satu tarikan napas panjang, ia mendongakkan kepalanya. Angkasa sedang berbahagia hari ini ditemani dengan baskaranya, burung-burung beterbangan bebas, pun pohon di sekitarnya menari mengikuti irama angin. Oh, ternyata semesta hanya menyisakan kesedihan untuk gadis itu.

"Kenapa pertemuan yang selalu kuharapkan harus terjadi dengan cara seperti ini?!" gerutu Hyora.

Suaranya yang cukup keras membuat setiap orang yang melintas mengalihkan perhatian pada Hyora, tapi gadis itu sama sekali tidak peduli. Ia menjongkokkan tubuhnya, menenggelamkan kepala di antara kedua lengan. Beberapa pejalan kaki yang melewati jalan itu saling berbicara satu sama lain tentang bagaimana tingkah Hyora, sedang gadis berambut panjang itu masih mempertahankan posisinya. Namun, ada satu orang yang juga tidak terusik dengan bisikan-bisikan tersebut. Hanya berdiri dengan jarak yang tidak jauh, pun tidak dekat.

Menemukan seseorang yang dicarinya sejak tadi, membuat lelaki itu dapat tersenyum lega. Pemandangan yang ada di depannya membuat Jihyuk teringat akan kejadian bertahun-tahun lalu. Sama, selalu seperti ini ketika gadis itu sedih atau merasa kecewa. Alih-alih meluapkan segala kepedihannya di tempat tertutup, Hyora lebih senang mengungkapkannya dengan suara keras. Tidak salah, Jihyuk mengatakan bahwa begitu lebih baik.

"Cho Wooyeon ... Kak Jihyuk ... kenapa kau menyembunyikannya?! Apa alasan yang masuk akal supaya aku bisa memaklumi perbuatan kalian?"

Hyora menghela napasnya berat kemudian kembali berjalan menyusuri trotoar. Sempat terdiam sesaat, gadis itu memikirkan satu tempat yang ingin ditujunya. Jihyuk yang masih berada di belakangnya ikut menggerakkan tungkainya. Tidak berniat untuk menghampiri gadis itu atau sekadar memanggil namanyaㅡyang mungkin akan berakhir diabaikan karena kondisi hatinya sedang tidak baikㅡJihyuk hanya mengawasi ke mana Hyora akan pergi.

Melewati sebuah tanjakan yang bagian kanan dan kirinya berdiri rumah bergaya minimalis. Ada beberapa jalan kecil di antara rumah-rumah tersebut. Hyora sempat menghentikan langkahnya, menimbang-nimbang lorong mana yang harus dilewati. Sudah lama ia tidak menginjakkan kaki di kawasan itu setelah kepergiannya.

Jihyuk memiringkan kepalanya sembari menyimpan kedua tangan di dalam saku. Memperhatikan apa yang dilakukan oleh gadis itu dari kejauhan. Sudut bibirnya terangkat kala melihat Hyora menggerutu pada dirinya sendiri.

"Padahal masalah tadi juga cukup membuatnya kesal, kenapa menyusahkan diri sendiri untuk datang ke tempat yang tidak dihafalnya?" ujar Jihyuk sambil masih memusatkan pandangan pada gadis itu.

Kaki Jihyuk mengayun ringan ketika gadis di depannya mulai berjalan kembali. Usai memutuskan jalan mana yang diambilnyaㅡdengan sedikit ingatan yang dimiliki oleh Hyoraㅡia bisa melukiskan senyuman tipis di wajahnya. Apa yang dicarinya sudah berada di depan mata.

Berjalan menghampiri tempat duduk kayu, gadis itu kemudian duduk di bagian tepinya. Untuk meringankan penat yang ada di dalam kepalanya, memilih tempat tersebut adalah yang terbaik. Setidaknya, jika gadis itu mengeluh, hanya angin dan dirinya yang dapat mendengar keluhan tersebut.

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang