27 - Maaf Seolah Tidak Cukup

122 46 19
                                    

Ost. for this chapter:
Sin Ye Young - Why Break Up?

🔸🔸

Denting bel yang begitu nyaring terdengar memenuhi bangunan begitu pintu dibuka. Disambut dengan aroma harum dan berbagai warna yang memanjakan mata, lelaki dengan mantel panjang berwarna hitam terus melangkah. Menghampiri wanita dengan penutup kepala yang berdiri di balik meja panjang.

"Apa ada yang bisa kubantu?" tanyanya ramah, mengawali percakapan antara mereka.

Kedua netra Jihyuk menyapu area di sekitarnya sebelum menjawab. Mengamati bunga yang terpajang satu per satu. Semua terlihat berbeda, baik warna maupun bentuknya, tapi lelaki itu tidak bisa benar-benar membedakan. Ketika terasa sulit mengungkapkan dengan kalimat, katakanlah melalui sebuah bunga. Pemikiran itu yang membawa Jihyuk ke tempat ia berada sekarang. Yang ia tahu, setiap bunga memiliki maknanya tersendiri.

"Krisan kuning. Apa Bibi bisa menyiapkannya untukku?" pinta Jihyuk.

Wanita itu mengangguk. Setelah mengetahui jenis bunga yang dicari oleh lelaki itu, ia segera beralih. Mengumpulkan beberapa tangkai krisan dan membalutnya dengan kertas berwarna gelap. Tangannya bergerak dengan cepat dan begitu terampil. Diakhiri dengan sentuhan pita berwarna putih, satu buket sesuai dengan permintaan Jihyuk sudah berada di genggaman.

Jihyuk melangkah keluar bersama pesanannya. Begitu tiba di depan pintu, laki-laki bersurai hitam itu mengecek sesuatu di dalam saku. Lantas, setelah dirasa sudah membawa semua benda yang ia rencakan, Jihyuk kembali berjalan. Destinasinya tidak berada jauh dari toko bunga, sekitar tiga menit jika berjalan.

Sebuah apartemen tujuh lantai sudah ditangkap oleh manik hitam Jihyuk. Setiap langkah terasa berat, tapi seorang Lee Jihyuk tidak pernah ingin waktunya terbuang dengan rasa penyesalan. Tidak juga membiarkan hubungan antar manusia menjauh karena satu hal yang sudah semakin jelas.

Lelaki itu sudah berada di dalam lift, mengamati angka lantai yang terus berubah. Pintu terbuka begitu tulisan merah menunjukkan angka lima. Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Jihyuk adalah perbuatan nekat. Tanpa mengetahui sang pemilik ruangan sedang berada di tempat atau tidak, ia memilih untuk memastikannya sendiri. Jika ruangannya kosong, Jihyuk hanya perlu pulang atau pilihan lainnya adalah menghubungi gadis ituㅡlagi, untuk pertama kali.

Setelah sampaiㅡdan benar-benar memastikan nomor ruanganㅡJihyuk menekan bel yang terletak di sebelah pintu. Satu kali, tidak ada tanggapan. Dua kali, tidak juga berdampak apa pun. Mungkin ruangannya sedang kosong, Jihyuk berpikir untuk pergi. Namun, ketika kakinya mulai melangkah, derit pintu terdengar dari arah belakang. Tubuhnya refleks membalik.

Seorang gadis dengan kaos lengan panjang berwarna hitam dipadukan celana training ungu muda berdiri di ambang pintu. Rambutnya yang dibiarkan terurai itu terlihat sedikit berantakan. Wajah tanpa polesan, sedikit pun tidak, memperjelas kelopak mata yang membengkak.

Jihyuk memperkecil jarak di antara mereka. Begitu sampai di hadapan, senyum laki-laki itu terlukis samar. Sementara itu, seseorang yang menjadi tujuannya hanya memandangi wajah Jihyuk. Tatapan laki-laki bermantel hitam itu teralih pada benda-benda yang memenuhi tangannya. Tanpa mengucapkan kata, ia mengulurkan sebuah buket bunga.

"Selamat ulang tahun, Yeonmi."

Baru setelah kalimat tersebut terucap, Yeonmi menerima pemberian Jihyuk. Mengalihkan pandangan dari wajah lelaki itu untuk menikmati keindahan bunga-bunga berwarna kuning. Sudut bibirnya kontan terangkat begitu tersadar bahwa Jihyuk masih peduli padanya.

"Keceriaan dan kegembiraan. Makna yang tergambar dari bunga krisan itu mewakili harapanku untukmu. Lupakan tentang kesedihan dan hari yang telah berlalu pahit, kau hanya perlu berbahagia dengan caramu sendiri," jelas Jihyuk panjang diselingi dengan kekehan dari seseorang di depan.

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang