26 - Ruang Bahagia

133 52 42
                                    

Kelewat satu hari, harusnya kemarin update hehe. Enjoy!

 Enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔸🔸

Aroma karbol dan obat-obatan membaur menjadi satu, menyeruak ke dalam indra penciuman milik seorang gadis dengan blouse merah. Jemari yang ditautkan sejak pertama tiba dan bibir yang terus sibuk merapal cukup menjelaskan bahwa kegelisahan sedang menyelimuti hatinya. Tidak ingin hanya bergeming, tungkainya dibawa melangkah bolak-balik. Sesekali menoleh ke belakang, tapi sosok yang diharapkan muncul tidak juga terlihat. Wonseok juga tidak kunjung datang padahal lelaki itu berjanji akan segera masuk usai memarkirkan mobil.

Pintu otomatis di belakang gadis itu akhirnya terbuka, menampilkan wajah seseorang yang sangat dikenal. Wanita dengan snelli yang menutupi kemeja cokelat mudanya itu tersenyum sebelum membawa Hyora ke tepi untuk berbicara. Raut wajahnya cenderung tenangㅡberbeda jauh dengan Hyoraㅡpadahal yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidur adalah sang anak pertama.

"Suhu tinggi pada tubuh Jihyuk hanya efek dari kelelahan. Sudah tidak apa-apa, tidak lama lagi juga dia akan tersadar," jelas Myunghee seraya mengajak gadis yang bersamanya itu untuk masuk.

Begitu Hyora sudah sampai di sebuah ruangan berukuran cukup besar, ada beberapa ranjang pasien dengan tirai yang memisahkan satu sama lain. Langkah kakinya dipercepat ketika melihat papan nama milik Lee Jihyuk, bahkan meninggalkan Myunghee di belakang.

"Bodoh," rutuk Hyora pelan pada Jihyuk yang masih memejamkan mata.

Gadis itu menggigit bagian bawah bibirnya. Menahan tangis atas perasaan cemas yang bisa tumpah kapan saja apabila ia tidak meluapkan kekesalan seperti sekarang.

"Kau bukan robot yang bisa melakukan segala hal tanpa lelah. Ah, bahkan robot pun bisa rusak jika terus digunakan. Apa kau tidak tahu kalau tenagamu juga memiliki batas, eoh?"

Netra Hyora memandangi paras Jihyuk intens. Jika biasanya adalah sosok ceria dan penuh semangat yang selalu ditunjukkan oleh lelaki itu, kali ini terasa sangat berbeda. Berada jauh dari Jihyuk tidak pernah ada dalam rencana Hyora sebelumnya. Ada tawa yang selalu dirindukan, ada sikap yang senantiasa dinantikan. Namun, agaknya gadis bersurai gelombang itu perlu mengucap terima kasih pada waktu yang mendekatkan keduanya tanpa perlu ada rasa canggungㅡmeski dalam keadaan seperti ini.

Garis lengkung pada bibir Hyora terlukis samar sebelum melepaskan pandangan dari lelaki itu. "Kau istirahat saja, Kak. Sepertinya aku harus mengecek kenapa Kak Wonseok membutuhkan waktu yang sangat lama di luar sana."

Belum jauh kaki Hyora melangkah, seseorang menggenggam lengannya. Laki-laki yang sejak tadi hanya terpejam itu sudah terjaga. Dengan sedikit dipaksakan karena masih terlalu lemas, Jihyuk membuka mata lebih lebar supaya bisa melihat dengan jelas siapa yang tengah berdiri di sisinya.

"Di sini saja, ya?" pinta Jihyuk dengan suara parau.

Seolah gerakannya dapat dikendalikan oleh Jihyuk, Hyora akhirnya menurut. Kembali ke tempat asal, tapi tidak mengatakan apa pun. Sementara itu, Jihyuk terduduk sembari memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit sakit.

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang