Ost. for this chapter:
Lee Hae Ri - Hate That I Miss You🔸🔸
Sebelum lanjut, aku mau kasih info kalau cerita ini udah kutulis sampai tamat dan kalau nggak ada halangan akan selesai publish di Wattpad awal bulan depan. Semoga kalian tetap setia nungguin kelanjutan kisah mereka, ya! ❤
🔸🔸
Ketika seseorang melepas satu kesempatan, itu artinya ada peluang-peluang lain yang ikut menghilang. Satu dan dua hal yang saling berkesinambungan satu sama lain. Entah perihal baik atau mungkin buruk. Gadis yang sedang diam terduduk di atas sofa dengan lengan melingkar pada kedua kaki nampaknya tengah merasakan dampak yang ia petik atas perilakunya sendiri.
Sinar yang hanya mengarah ke satu titik terpancar dari sebuah layar berukuran lebar. Sengaja dibiarkan menyala sejak satu jam lalu, menjadikan ruang tengah lebih terang dibandingkan area lain. Awalnya, gadis itu mengira bahwa semua akan baik-baik saja jika ia mengalihkan pikiran dengan melakukan hal lain. Bukan pertama kalinya Hyora bersikap demikian dan beruntungnya selalu ada sesuatu yang bisa memalingkan daya pikir gadis bermarga Shin itu. Namun, kali ini kebiasaan Hyora tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Percuma. Saraf-saraf otaknya menolak keinginan Hyora untuk membawa pemikiran tentang Jihyuk jauh. Serangkaian kata yang disampaikan Wooyeon juga seolah terdengar jelas oleh telinganya. Menyadarkan bahwa beberapa hari tanpa kabar yang sedang menjadi buah pikiran Hyora tidak lain adalah sebab dari sikap tidak acuhnya.
Tidak ada panggilan masuk, pun pesan singkat yang biasanya setiap malam selalu memenuhi ponsel. Satu hari setelah perjumpaan Hyora dengan Wooyeon, gadis itu benar-benar menepati janji yang ia buat dengan dirinya yaitu menemui Jihyuk untuk mengucap kata maaf. Namun, netranya tidak kunjung mendapati sosok yang dicari, baik di rumah lelaki itu maupun kafeㅡtempat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Jihyuk sekali pun.
Mungkin lelaki itu merasa jemu dengan tabiat Hyora yang seringkali menghindar ketika menghadapi suatu masalah. Manusia juga memiliki batas yang tidak diketahui orang lain, bukan? Setidaknya hanya itu satu-satunya asumsi yang dapat diambil oleh Hyora. Apa dirinya benar-benar keterlaluan ketika membiarkan Jihyuk seorang diri di luar, menantinya penuh harap?
Gadis berkaus panjang merah muda itu menoleh sedikit kemudian membawa ponsel yang terletak di sebelahnya. Ada banyak notifikasi yang muncul, tapi tidak satu pun berasal dari Jihyuk. Sampai hari ini, ia sudah genap tiga hari kehilangan kabar tentang laki-laki itu. Lantas, Hyora memilih untuk mengabaikannya dan justru beralih pada sebuah kotak masuk. Membaca satu per satu gelembung obrolan yang ia kirimkan. Sekadar mengecek apakah ada yang salah dengan perkataannya atau tidak karena sejak tanda pesan itu berubahㅡyang menandakan bahwa sang penerima sudah membacaㅡtidak ada tanggapan apa pun.
Hyora meloloskan napas berat seraya menyimpan kembali benda berukuran 6,5 inci tersebut. Baru gadis itu ingin memejamkan mata, tapi suara dari luar yang begitu nyaring membuka paksa pejamannya. Tersadar akan kemungkinan seseorang yang membunyikan bel, Hyora segera menegakkan tubuh dan beranjak.
"Kak Jihyuk!?" Teriakan Hyora perlahan melemah, digantikan oleh rasa kecewa.
Jauh dari yang diharapkan, pria berjaket hitam tebal yang tengah berdiri di hadapannya justru menyodorkan sebuah kantong dari salah satu tempat makan.
"Nona Shin? Pesananmu," kata pria tersebut.
"Ah ...," tanggap Hyora kemudian mengubah air mukanya, memberikan senyuman singkat, "aku hampir lupa kalau sedang menunggu makanan. Terima kasih, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET - New Version ✔
Romance[DAFTAR PENDEK THE WATTYS 2021- END] Mulai dari surat-surat tanpa nama yang ditemukan Shin Hyora di depan rumahnya, sampai mendapati kenyataan yang begitu mengejutkan untuknya. Hyora tidak peduli jika itu tentang orang lain, yang ingin ia tahu hany...