17 - Kekeliruan

194 81 79
                                    

Ost. for this chapter:
Kim Bumsoo - I Love You

🔸🔸

Alunan musik memenuhi seluruh ruangan berdinding cokelat muda, membuat siapa pun yang datang ke kafe merasa nyamanㅡtidak terkecuali Hyora. Gadis itu sengaja datang setelah menyelesaikan pekerjaannya hanya untuk bertemu dengan Jihyuk. Setelah berpikir matang, hari ini Hyora mulai membuka hatinya dan mencari sang ayah adalah langkah awal yang dilakukan.

Gadis dengan rambut kuncir tengah itu memilih meja yang cukup jauh dari kasirㅡtempat Jihyuk beradaㅡkarena banyak meja sudah dipenuhi oleh pengunjung. Lelaki yang menjadi tujuan datangnya juga masih disibukkan dengan pekerjaan. Ia memangku dagu, meluruskan tatapannya ke arah luar. Terdengar samar-samar, tapi salah seorang pengunjung terdengar sedang membicarakan Jihyuk. Tanpa sadar, Hyora diam-diam ikut menyimak.

"Kau lihat pemilik kafe itu? Senyumannya benar-benar manis, bukan? Itu sebabnya aku senang datang ke sini, di luar dari minumannya yang memang enak," tutur gadis berpakaian ungu.

"Benar, tapi kau tidak bisa memuja kekasih orang lain. Yang kudengar, gadis yang bersamanya itu adalah kekasihnya."

Perkataan gadis dengan baju lengan pendek itu refleks membuat Hyora menoleh ke arah Jihyuk. Mengamati seseorang yang dimaksud.

"Bukankah dia sangat beruntung? Ah, kenapa aku tiba-tiba merasa iri karena keduanya bisa saling mendukung dan bahkan menjalankan bisnis bersama."

Netra Hyora masih terpaku pada Jihyuk dan Yeonmi. Pembicaraan yang didengarkannya secara diam-diam sudah berakhir. Setelah diperhatikan, memang keduanya terlihat begitu pantas bersama. Mulai dari senyuman hingga tatapan yang dilayangkan oleh Jihyuk pada Yeonmi, semua tampak bahagia. Hyora mengembalikan pusat pandangannya pada jemari yang ia tautkan di atas meja.

Jangan salahkan keadaan karena satu-satunya yang menghindar adalah Hyora. Pantas kalau Yeonmi mengambil alih kebahagiaan Jihyuk karena lelaki itu juga layak bahagia. Tentu, bukan bersama Hyora. Apa yang dilihatnya itu bisa menjadi milik Hyora kalau saja saat itu ia mengabaikan perasaan yang begitu membelenggunya, masih pada kekhawatiran yang sama.

"Aku tidak akan bisa membawa perasaanku melangkah lebih jauh lagi, Kak. Selamanya hanya akan berhenti sampai sini saja," sesal Hyora seraya kembali menengok ke belakang.

Keningnya sempat mengerut ketika melihat seseorang yang ditunggunya tidak ada di sana. Satu-satunya yang ia lihat hanya Yeonmi. Lantas, Hyora beranjak dan berjalan menuju meja granit tersebut.

"Kak Yeonmi, di mana Kak Jihyuk?"

Usai meletakkan tiga gelas minuman milik pelanggan, Yeonmi menjawab, "Baru saja keluar untuk mengantarkan pesanan. Sekitar sepuluh menit lagi mungkin akan kembali. Oh, kau mau memesan minuman?"

Hyora menarik sudut bibirnya sedikit. "Boleh, Kak. Satu green tea latte untukku, ya."

Gadis itu menunggu Jihyuk kembali sembari menyandarkan tubuh pada meja granit, sedang matanya terus mengamati pintu masuk. Yeonmi yang sedang sibuk membuat pesanan untuknya, membuka pembicaraan.

"Ada apa kau ingin bertemu Jihyuk?"

"Aku ingin pergi ke suatu tempat dan Kak Jihyuk bilang ingin menemaniku ke sana."

Yeonmi sontak menghentikan kegiatannya, hanya memandang lurus ke arah gelas di tangan. Selang beberapa detik, ia terkekeh pelan. "Aku harus menunggu sampai dia benar-benar punya waktu, tapi sepertinya tidak denganmu."

"Eoh? Kau bilang apa, Kak? Suaramu terlalu kecil," tanggap Hyora kemudian beralih memandang Yeonmi.

Yang diajaknya bicara itu meletakkan benda yang ada di genggaman. Menoleh ke arah Hyora dengan tatapan yang tidak biasa. Sorot matanya terasa dingin, begitu pula dengan kalimat yang baru saja diloloskan dari mulutnya.

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang