23 ° m a r a h

2.3K 302 32
                                    

"kok tumben pulangnya agak malam?"

"tadi mampir dulu ke rumah jun," kata wonwoo sambil meletakkan sebuah kotak kardus pada meja ruang tamu sebelum membuka kaos kakinya.

lois menatap kotak yang ditaruh wonwoo dengan curiga. kok bersuara?

"wonwoo... itu isinya apa?"

"kucing," jawab wonwoo kelewat santai berkebalikan dengan istrinya yang kaget setengah mati.

"kucing?! buat apa? dapat dari mana!? kamu pungut kucing jalanan?"

mendengar runtutan lois, wonwoo terbahak. "enggak. kucingnya jun beranak banyak, terus satunya dikasih ke aku."

"hah? jadi itu mau dipelihara!?"

"iya. tadinya aku cuma bercanda bilang, buat gue aja. eh, ternyata beneran dikasih," tutur wonwoo dengan wajah sumringah.

sedangkan di sisi lain, lois menatap wonwoo dengan nanar. "kok kamu gak ada diskusi dulu sama aku?"

"emangnya harus...?"

pertanyaan bodoh, wonwoo. "haruslah!!"

"ituuuu..." sambil memperpanjang 'u'nya, wonwoo melirik ke atas, berusaha mencari jawaban yang tepat, "itu, on the spot decision. gak sempat kasih tau kamu... hehe."

"tapi, kan... aku gak suka kucing dan kamu udah tau kalau aku gak suka kucing."

"hmm... yang penting gak alergi, kan?"

"emang enggak. tapi aku udah bilang, aku gak suka, wonwoo!" nada yang lois pakai mulai meninggi. pasalnya, lois sebenarnya sudah sangat kesal sekarang. pertama, wonwoo tidak memberitahunya tentang hal sepenting ini kepadanya. kedua, wonwoo tidak berdiskusi dengannya. egois sekali.

dahi wonwoo mengerut. "urusan gini aja kok kamu marah sih?" dia ikut kesal sekarang.

"menurutmu aja? ya kali aku gak marah."

"aku yang bakal urus kucingnya. kamu diam aja. aku yang mandiin, kasih makan."

lois berdecak sekaligus mencibir. "egois banget. solusinya cuma gitu? dikira gampang ngomong doang?"

"kamu yang egois," balas wonwoo tidak terima disalahkan. "kamu cuma bilang kamu gak suka, gak suka, gak suka apanya!? emangnya aku harus ikutin semua gak sukanya kamu?!"

"makanya diskusi dulu, wonwoo!! ngomong dulu sama aku!! biar gak salah kayak gini!"

"gak usah berlebihan kali. cuma kucing."

"HAHAH. IYA. CUMA KUCING. kamu gak mikir bulu-bulunya bakal kemana-mana! bikin kotor rumah! gimana kalo masuk ke kue aku?! belom lagi ngurusin vaksinnya, bikin repot aja. duh. cut the crap deh. cepat lambat, pasti aku juga harus ikut ngurus!!"

wonwoo mendengus remeh. "tuh kan. kamu yang egois, cuma mikirin kuemu."

"kamu gak usah nyebelin."

wonwoo memandang lois jengah. "terus aku harus ngapain?" ia mendesah kesal. "balikkin kucingnya ke jun? kelihatan gak bertanggung jawab, ya." kalimat terakhirnya merupakan sindiran bagi lois.

"ya gatau. kamu yang mulai. kamu yang mikirlah. tanggung jawab sama tindakan," kata lois menekankan kata 'tanggung jawab'.

"kok lepas tangan? kamu yang gak mau ini kucing loh?!" wonwoo bersikap sewot dan nyolot --di mata lois.

"tadi kan aku udah bilang. kamu yang mulai, kamu juga yang mikir." lois menanggapi tak kalah sewot. "salah sendiri gak mikir."

"kamu kalo ngomong yang bener, ya!?"

"gak usah bentak-bentak!"

"kamu juga gak usah nangis! masalah gini doang. cengeng."

"dasar cowok kentir!!!"

"LOIS!" bentak wonwoo -lagi- memperingati lois bahwa omongannya sudah melewati batas.

lois menatap tajam pada wonwoo dengan perasaan jengkel. sekarang, ia sangat sangat marah. "wonwoo bego!" itulah kalimat terakhir lois, sebelum perempuan itu naik ke atas dan membanting pintu kamar mereka.

nought°

kentir: gila/ngawur

kioey's note:
hidup tidak selalu,
seindah rupa jeon wonwoo,
sebahagia tawa kwon soonyoung,
selucu humor boo seungkwan,
sehangat senyum lee seokmin,
sewarna-warni baju chwe hansol,
semulus gombalan choi seungcheol,
kadang hidup itu,
sejahat keisengan yoon jeonghan
dan sekeras nasihat xu minghao.

yey, wonlois berantem 6(^□^)9

NOUGHT • WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang