DuA

14 3 1
                                    

Ternyata ada yang lebih parah nasibnya dari Kena. Saat Kena sakit hati ditinggal oleh pacarnya dahulu, ia selalu berpikir bahwa takdir cintanya akan selalu sedih dan kecewa. Tapi Kena masih mendapatkan dukungan dari orang tua. Walaupun papanya sudah meninggal 10 tahun yang lalu.

Lain halnya dengan Sena. Ia terlahir sebagai pria yang tampan tapi sayangnya pada hari kelahirannya dia harus kehilangan ibunya. Dan sekarang ia hidup hanya didampingi kakak dan sepupunya.

Kena menatap kosong langit kamarnya.

(kamar Kena)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kamar Kena)

"Kena kangen papa"batin Kena.

Ponsel milik Kena berbunyi. Notifikasi dengan nama pengirim tertera pada layar ponselnya. Kena membuka kunci ponselnya dan mulai menjawa pesannya itu.

 Kena membuka kunci ponselnya dan mulai menjawa pesannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah diatur jadwalnya, makasihnya gitu banget"batin Kena.

Ia mulai merasakan lelah yang menjalar dalam tubuhnya. Matanya terlelap dan akhirnya semua gelap.

$$$

Sena menyandarkan kepalanya di sofa sambil memejamkan mata. Hari ini Sena tidak merasakan ngantuk sama sekali.

Ia pun memberi pesan kepada Kena tentang jadwalnya seminggu kedepan.

Saat membaca jadwal itu, nyatanya Sena harus menghadiri acara-acara besar.

"Aduh males"batin Sena.

Suara pintu rumah terbuka lebar. Disitu munculah Abe yang memegang sepatunya.

"Kena udah sampe rumah?"

Kalimat itu spontan diucapkan oleh Sena.

"Yaampun Sen, yang pulang gue yang ditanya Kena"

"Buru jawab"

"Ya"

"Ya apa?"

"Iya udah pulang Sena"

HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang