SePuLuH

9 2 1
                                    

Sekarang disini lah Kena. Duduk disamping kuburan Abe, tidak mempedulikan air hujan yang mengguyur bumi. Upacara pemakaman Abe berjalan dengan lancar dan dipenuhi dengan tangisan.

Sena setia disamping Kena. Memayungi gadis itu. Memberi kekuatan dan dukungan untuk Kena.

"Kena, udah yuk, ini hujannya makin deras, nanti lo sakit"

Namun Kena tetap berdiam di tempat. Ia menatap kayu bertuliskan nama Abe.

"Kena"

"Gue masih mau disini Sen, lo pulang aja duluan"

Sena tetap diam di tempat. Ia tidak mungkin meninggalkan Kena dengan keadaan seperti ini. Sena bergetar menatapi tanah yang dipenuhi bunga-bunga cantik diatasnya. Ia ingin menangis.

Lalu ia menurunkan payungnya dan membiarkan dirinya terbasahi air hujan. Tanpa sadar air mata itu mengalir. Tapi tidak akan ada yang mengetahuinya.

Sampai akhirnya Kena berdiri. Melepas payung dari tangan Sena dan membuangnya kesembarang arah. Ia menatap Sena yang matanya memerah. Kena tau Sena menangis.

Kena memeluk Sena sangat erat dan dibalas oleh Sena. Pelukan itu seakan pelukan dukungan dan kehangatan.

$$$

Sena sedari tadi duduk disebelah Kena yang terduduk di kasur milik Kena. Hari ini Kena belum makan dan tidak mau makan.

"Kena, makan dulu ya"

"Gue gak laper"

"Lo belum makan dari pagi Ken"

Kena menatap Sena sesaat. Ia sedang malas berdebat. Apalagi dengan Sena yang selalu tidak mau kalah.

"Nih orang pasti mau ceramah"batin Kena.

Mau tidak mau Kena harus memakan makanan yang dibawa Sena itu. Jujur ia laper, tapi tidak mood untuk makan. Kena melahap makanan itu membuat Sena tersenyum. Sampai akhirnya piring tersebut kosong.

Sena menatap jam yang tergantung sempurna di dinding kamar Kena. Jam sudah menunjukkan pukul 10. Sena harus pulang dan membiarkan Kena untuk istirahat.

"Gue pulang dulu"ucap Sena lalu bangkit dari duduknya.

"Jangan pergi Sena"

Sena mengerti keadaan Kena saat ini. Lalu ia tersenyum kepada Kena.

"Yaudah gue nemenin lo disini"

Sena berjalan menuju sofa kamar Kena. Duduk disitu dan menyenderkan kepalanya. Memejamkan matanya berharap besok akan menjadi hari yang lebih baik.

$$$

Kena terbangun dari tidurnya. Melihat jam menunjukkan pukul 3 pagi. Ia menengok kesamping dan melihat Sena yang tertidur dengan posisi yang tidak nyaman.

Kena berjalan ke arah Sena dan membangunkannya.

"Sena bangun"

Sena menjelaskan pandangannya dan menemukan Kena yang membangunkannya.

"Kena? Lo kenapa? Mimpi buruk? Gue ambilin air hangat ya"

"Gak kok, lo tidur aja di kasur, gue tau lo ga nyaman tidur gini, gak bagus juga buat tulang belakang lo"

Sena bangkit dari sofa dan menarik tangan Kena. Ia tidur di kasur Kena dan Kena berada disebelahnya. Sena memeluk Kena begitu juga dengan Kena.

"Sena"panggil Kena.

"Hm?"

"Makasih"

$$$

HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang