Hening. Itu satu kata yang menggambarkan keadaan mobil Sena. Kena benci ini. Akhirnya ia memecahkan keheningan.
"Sena"
"Hm?"
Kena menatap Sena yang masih fokus dengan jalanan didepannya.
"Gue baru tau lo baik"
"Emang gue baik, lo aja buta"
Kena menggeram. Kembali lagi deh, Sena si nyebelin.
"Kenapa sih, lo tuh kadang manis kadang ngeselin, lo bipolar?"
"Gak tau darisana nya"
"Nyebelin kok dipelihara"
Kena melipatkan tangannya dan kembali mengalihkan pandangannya ke jalanan. Bibir Kena yang cemberut membuat Sena tertawa.
"Hahaha"
"Gak ada yang lucu, ngapain ketawa?"
"Bibir lo minta di cium"
Kena membesarkan matanya. Tak sadar pipinya merona dan panas.
Mereka tiba di kantor dan berjalan beriringan menuju lift. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara Vano memanggil Kena.
"Kena!"
Sena dan Kena menengok ke sumber suara dan menemukan Vano.
"Lo kenapa?"
"Gue mau cerita, ada waktu?"
Kena menatap Sena yang juga menatapnya.
"Hm, Sena lo duluan aja"
"Gak gue nemenin lo"
"Ih, tapi gue mau ngobrol dulu sama Vano"
"Gak"
"Dia gay Sen, tenang aja, gue juga gak bakal mau sama dia, tapi gue juga gak bakal mau sama lo, lo nyebelin"bisik Kena.
"Gue gak mau, milik gue berduaan sama cowo, walaupun dia gay"bisik Sena.
"Ekhem, mau sampe kapan bisik-bisik kayak gini"seru Vano.
"Eh yaudah yuk Van"ucap Kena lalu menarik Vano menuju taman kantor. Sena hanya bisa menatapi dua figur manusia. Kali ini Sena membiarkannya, gatau nanti.
$$$
Kena meringis mendengar Vano menangis. Dia cerita bahwa 'pacarnya' memutuskan hubungan dengannya. Tapi ia heran, biasanya Vano lebih baik mencari yang lain daripada harus menangis seperti ini.
"Biasanya lo gak nangis, kenapa sekarang nangis?"
"Gue nangis bukan gara-gara itu Ken, 'cowo' diluar sana tuh banyak"
"Ya terus?"
"Mommy Daddy gue berantem"
Kena terkejut. Pasalnya Mommy Daddy Vano itu adalah pasangan yang serasi. Yang bertanya mengapa Vano bermuka blasteran, itu karena daddy nya orang bule.
"Lo serius?"
"Iya, makanya gue pulang besok"
"Yaudah ntar kalau udah libur kerja gue ke London, atau kalau lo butuh gue secepatnya gue bakal izin kerja sama Sena"
Kena ingin membantu Vano. Walaupun Vano sedikit annoying, tapi Vano udah banyak membantu Kena.
Dulu saat kuliah, Vano masih tinggal di Indonesia, ia sering menemani Kena kalau Abe sedang sibuk bekerja. Ya itulah nasib orang pintar, lulus duluan. Sampai akhirnya Vano lulus 5 bulan sebelum Kena. Itu terakhir kalinya Kena menemui Vano sebelum ia bertemu lagi di London.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate
Romance"Kenarya Purnomo, lo cantik kalau ga nangis" "Senario Salim, lo pikir gue jelek?"