Kena memerhatikan jam dinding yang tergantung di sebelah pigura foto keluarga Sena. Sekarang sudah menunjukkan pukul 12. Tapi Sena belum kunjung pulang.
Perasaan Kena tidak enak. Ia mengambil salah satu kunci mobil Sena dan pergi mencari Sena. Masalahnya dari rumah Sena ke kantor gak akan selama ini.
Saat dijalan, Kena melihat kerumunan orang. Dan disitu ada...mobil Sena?
Kena turun dari mobil dan menghampiri kerumunan orang itu. Terlihat mobil Sena dan kerusakan di belakang mobil.
"Pak, ini ada apa? Sena mana?"tanya Kena pada salah satu orang di kerumunan itu.
"Ini mba, pemilik mobil ini ditabrak sama orang yang mabuk, sekarang pemilik mobil ini udah dilarikan ke rumah sakit"
Bilang sama Kena ini tidak nyata. Kasih tau Kena ini tidak nyata. Rasanya Kena ingin menangis.
Kena masuk ke mobil Sena dan mulai menjalankan mobil ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Jangan khawatir, Kena sudah mahir soal mobil.
Sesampainya di rumah sakit Kena menanyakan pasien bernama Sena. Dan disini Kena sekarang, di depan ruang UGD. Kena sudah menghubungi Hayley dan Hayley sudah dalam perjalanan.
Kena menangis di ruang tunggu. Ini pasti gara-gara Kena nelpon Sena tadi. Kenapa sih Kena selalu bawa sial?
Hayley datang dengan muka khawatirnya. Ia memeluk Kena dan menenangkannya.
"Ini salah Kena kak"
"Gak Kena, jangan menyalahkan diri kamu sendiri"
Dokter keluar dari ruangan UGD tempat Sena diperiksa. Ia tersenyum ramah.
"Keluarga pasien?"
"Iya"
"Mari ikut saya"
Hayley mengajak Kena untuk ikut bersamanya.
"Sena tidak ada luka serius, hanya ada beberapa goresan dari kaca mobil yang pecah di bagian tangannya, dia sudah saya kasih obat tidur untuk mengistirahatkan badannya"
"Makasih dok"
Hayley dan Kena keluar dari ruangan dokter dan masuk ke tempat Sena dirawat. Disitu terbaring Sena dengan jiwa yang lemah. Ini bukan Sena yang Kena kenal. Ini bukan Sena yang selalu kuat.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 3. Kena masih setia membuka matanya untuk menemani Sena.
"Kena, lo pulang aja, biar Kak Hayley yang disini, lo keliatan capek"
"Gak kak, Kena gapapa, Kak Hayley yang keliatan capek, Kena gak masalah kok sendiri disini"
"Serius?"
"Iya"
"Yaudah Kak Hayley pulang dulu, nanti pagi Kak Hayley kesini, kamu tidur ya Ken, kamu juga harus jaga kesehatan"
Kena mengangguk. Entah ia akan tidur atau tidak. Hayley keluar dari kamar inap Sena.
Kena memegang tangan Sena. Air matanya kembali keluar. Ini salah Kena. Kena selalu membawa sial.
Coba dari awal Kena tidak kenal Sena, mungkin Abe masih hidup. Kalau tadi Kena tidak pake embel-embel cemburu, Sena udah tidur di rumahnya.
Kena ingin berlari dan memeluk mamanya. Ia butuh mamanya. Nanti pagi mamanya akan sampai Jakarta.
Apa Kena harus menjauh dulu dari Sena? Kena berpikir ia harus menjauh dulu dari Sena. Untuk sementara saja, Kena butuh waktu untuk sendiri. Merenungkan dirinya yang pembawa sial ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate
Romance"Kenarya Purnomo, lo cantik kalau ga nangis" "Senario Salim, lo pikir gue jelek?"