Dua hari kemudian
Hari ini adalah hari wisuda Kena. Ia sudah duduk bersama teman-teman lainnya.
Sementara itu, Sena, Hayley, dan Rena duduk di kursi tamu. Hari ini Kena sangat cantik dengan pakaian wisudanya.
Acara berlangsung dengan lancar tanpa ada kesalahan sedikit pun. Nama Kena dipanggil ke depan beberapa kali sebagai lulusan terbaik.
Rena terharu dengan perjuangan anaknya itu. Dahulu Rena menyerah mendidik Kena untuk menjadi anak sukses. Tapi suatu hari Kena melihat Rena yang menangis karena Kena susah diatur.
Disisi lain, Sena tersenyum ke arah Kena. Ia bangga dengan hasil jerih payah Kena.
Setelah acara selesai, Sena menarik Kena untuk berfoto bersama. Sena memberi sebuket bunga kesukaan Kena.
"Kok tau?"
"Gue kemarin manggil cenayang"
"SENA!"
"Eh enggak, gue nanya ke Tante Rena"
Sena dan Kena foto bersama. Saat foto terakhir Sena mencium pipi Kena.
Sekarang giliran Rena lalu Hayley. Banyak teman Kena yang foto bersama juga.
Kena tetap merasa kehilangan. Harusnya ada Abe disisinya. Menyelamatinya dan memberinya hadiah. Ah Kena abis ini harus pergi ke makam Abe.
$$$
Rena dan Hayley pulang duluan karena ada beberapa urusan yang harus diurusi. Biasa orang sibuk.
Disini Kena sekarang. Di cafe dekat kampusnya bersama Sena yang fokus dengan ponselnya.
"Liatin apa sih?"
"Gak"
"Liatin apa gak?"
"Ini ada email masuk Kena"
"Jawab napa dari tadi"
Kena kembali meminum kopinya.
"Eh iya Sen, gue mau pergi ke makam Abe, kalau lo mau pulang duluan gapapa, gue bisa pake taksi, jadi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate
Romance"Kenarya Purnomo, lo cantik kalau ga nangis" "Senario Salim, lo pikir gue jelek?"