"Ishh Silah mana sih? Katanya bakalan nonton"gerutu Dino yang sedari tadi menunggu Silah di samping lapangan, di mana timnya berada.
"Mungkin Silah ada urusan No, lo percaya aja sama Silah"ucap Riski.
"Hai Dino"sapa Winda, tau winda kan?.
"Ngapain lo disini?"tanya sinis Raju.
"Maaf yah No, kemarin aku tinggalin kamu, aku udah putus kok sama pacar aku yang kemarin, soalnya dia selingkuhin aku"ucap Winda tanpa menjawab pertanyaan Raju.
Dino mengabaikan Winda yang ada di dekatnya, Dino hanya fokus mencari keberadaan Silah. Saat matanya menangkap seseorang yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum, Dino langsung berlari menuju ke arahnya.
"Darimana aja sih By? kok lama? Tandingnya hampir mulai loh"ucap Dino sambil memeluk pinggang Silah.
"Tadi ada urusan, tandingnya belum mulaikan? Kamu ke sana gih, pelatih kamu udah manggil semuanya loh"ucap Silah yang melihat pelatih Dino sudah membunyikan peluitnya.
"Kamu tunggu di samping lapangan yah oke"Silah mengangguk laku mengacak pelan rambut Dino membuat Dino mengangguk lalu tersenyum sampai-sampai matanya menyipit.
Dino melepaskan tangannya yang ada di pinggang Silah lalu berjalan menuju ke arah timnya berada. Silah melihat sekelilingnya, ternyata orang-orang tengah memperhatikannya dari tadi. Silah hanya berjalan mengabaikan tatapan semua orang.
Pertandingan di mulai, Silah terus memperhatikan Dino. Winda yang sedari tadi diabaikan oleh Dino akhirnya menghampiri Silah yang berdiri di samping lapangan.
"Lo siapanya Dino, kok lo bisa deket banget sama Dino?" tanya Winda sambil melirik sinis ke arah Silah.
"Lo nggak usah tahu siapa gue, gak usah urusin gue mending sekarang lo pergi dari sini" ucap Silah tanpa melirik Winda yang ada di sampingnya.
"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue, mending lo yang pergi dari sini sebelum gue permaluin lo"ucap Winda.
"Lo gak tau gue? Hahahaha baru tau gue kalau ada orang yang belum kenal gue, yah lo kan gak tau apa-apa jelas lah lo gak tau gue"ucap Silah sambil tertawa mengejek.
"Emangnya lo siapa?"tanya Winda kesal.
"Gue? Tanya aja sama orang-orang, mereka pasti tau gue, jadi mending sekarang lo pergi dari sini sebelum gue yang buat lo malu"ucap Silah yang langsung menatap tajam Winda, membuat Winda merinding karena tatapan tajam Silah.
"Lo, lo yang kemarin cewek ta g pake masker kan? Lo yang kemarin dateng bareng Dino? Ahh sayang sekali kemarin Dino bela gue daripada lo, kasian banget sih lo"ucap Winda mengejek setelah mengenal tatapan tajam Silah.
"Nggak usah bangga lo, gue bisa aja ngelakuin yang lebih dari kemarin"ucap Silah datar dan dingin.
Winda meremas ujung rok nya, takut jika Silah kembali menyakitinya, luka kemarin saja masih perih. Winda hanya diam dan kembali memperhatikan Dino sambil berteriak menyemangatinya.
Winda sekali-kali melirik ke arah Silah karna Dino yang langsung memperhatikan Silah sambil tersenyum setelah memasukkan bolanya ke dalam ring.
Setelah pertandingannya selesai dan dimenangkan oleh tim Dino, tim Dino langsung berpelukan di tengah lapangan lalu berkumpul di samping lapangan dengan pelatih mereka.
"Bagus, kalian hebat, tidak sia-sia latihan kalian, sekarang kalian menang pertandingan, kalau begitu bapak ke penitia dulu, kalian bisa langsung pulang, besok kalian semua harus datang ke kampus untuk mengambil piala dan sertifikat kalian masing-masing"ucap pelatih di angguki oleh semua tim Dino.
"Terima kasih pak"ucap tim Dino secara bersamaan.
Setelah kepergian pelatih Dino, Dino, Riski dan Raju langsung berjalan menghampiri Silah.
Winda tersenyum melihat Dino dan kedua temannya berjalan ke arahnya.
"Ini No, air buat kamu"ucap Winda sambil menyodorkan air botol ke arah Dino, tetapi Dino tidak menanggapinya. Dino langsung memeluk Silah yang ada di belakang Winda.
"Aku menang By"Silah membalas pelukan Dino.
"Traktir dong Sil, kita kan menang iya gak Ju?"ucap Riski yang di angguki oleh Raju.
"Bener tuh, traktir dong Sil"ucap Raju.
Winda yang di abaikan langsung meninggalkan lapangan dengan kesal.
Silah melepaskan pelukannya.
"Yang ada lo yang traktir gue, tapi karna gue baik jadi ayo ke kantin gue yang traktir"ucap Silah membuat Riski dan Raju tersenyum senang.
"Tadi Winda gak ngapa-ngapain kamu kan By?"tanya Dino memastikan.
"Nggak kok, seharusnya kamu bilang kamu gak ngapa-ngapain Winda kan By? seharusnya kamu nanya gitu"ucap Silah.
"Ehh Linda sama Dian kemana? Kok gak ada? Mereka gak nonton kalian tanding?"tanya Silah kepada Riski dan Raju.
"Mereka ada kelas, gak bisa nonton, gurunya killer"ucap Raju membuat Silah mengangguk paham.
"Yaudah kita ke kantin aja"ucap Silah.
"Let's go"ucap Riski dan Raju secara bersamaan sambil melompat senang.
Dino meletakkan tangannya di pinggang Silah sambil berjalan di ikuti oleh Riski dan Raju di belakang mereka.
~~~
Maaf guys cuma segini doang, soalnya Votenya eps 9 (kemarin) gak melebihi eps 8, jadi daripada nunggu Vote eps 9 lebih dari eps 8, Author mending update eps 10, tapi gak panjang dan cuman biasa-biasa aja, soalnya Author gak mood ngetik. Syarat eps 9 aja gak terpenuhi jadi cuman ini aja yang Author bisa kasi ke kalian.
Sekali lagi maaf yah.
VOTE AND KOMEN NYA JANGAN DI LUPA GUYS.
SEE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHILDISH BOY 2
RomanceSilahkan baca My Childish Boy yang pertama buat kalian yang belum baca cerita pertamanya. Langsung aja cek akun aku. Karna My Childis Boy 2 ada versi pertamanya. "Itu cewek gue, milik Aldino Syaputra Mahendra seorang" Dino. . . . . . "Jangan pernah...