Eps 22

6.2K 404 73
                                    

Saat Silah sampai di rumah Dino, Silah langsung menuju ke kamar Dino. Dia sangat khawatir dengan kekasihnya itu.

Saat sampai di depan pintu kamar Dino, Silah langsung membukanya. Di sana terlihat Dino yang sedang menangis, entah kenapa hatinya menjadi perih saat mendengar tangisan kekasihnya.

Silah menghampiri Dino yang terbaring di kasurnya dengan menutup wajahnya. Tangisannya sangat jelas di pendengarannya.

"By? Kamu kenapa?"tanya Silah sambil mengusap pelan kepala Dino membuat Dino yang merasakan usapan lembut itu langsung menyingkirkan tangannya.

Silah merasa sakit melihat keadaan kekasihnya saat ini, rambutnya yang acakan, mata dan hidungnya memerah karena terlalu lama menangis.

"Kenapa sayang?"tanya Silah setelah Dino memeluk perutnya dengan erat.

"Ayo bangun dulu trus cerita sama aku"ucap Silah dengan lembut lalu membantu Dino mendudukkan dirinya.

"Ja-jangan hiks tinggalin aku hiks"Dino kembali memeluk Silah dengan erat.

"Iya, aku gak bakalan tinggalin kamu, kamu kenapa? Mau cerita?"tanya Silah sambil mengusap pelan punggung dan kepala Dino, sesekali dia mencium rambut Dino membuat Dino mengeratkan pelukannya.

"Kamu kenapa? Kok tiba-tiba nangis? Trus semalam kamu kemana? Aku telpon kamu, ponsel kamu gak aktif"ucapan Silah membuat Dino kembali teringat dengan keadaannya tadi pagi.

"Kamu udah makan?"tanya Silah karena Dino tidak menjawab pertanyaannya. Dino menggeleng pelan. Dia tidak lagi menangis. Dia tidak ingin jika Silah tahu yang terjadi kepadanya.

"Kalau gitu kita ke dapur, aku masakin nasi goreng sama ayam goreng spesial"ucap Silah yang hanya di angguki oleh Dino.

Silah menuntun Dino keluar dari kamarnya, berjalan menuju dapur. Dino tidak ingin melepaskan pelukannya.

"Kamu duduk di sini, aku mau masak dulu"ucap Silah sambil mendudukkan Dino ke kursi meja makan.

Dino hanya menurut. Dia melepaskan pelukannya lalu mengusap pipinya yang masih basah karena air matanya.

Dino memperhatikan Silah yang memasak untuknya. Dia merasa sangat bersalah karena membohongi Silah, dia tidak ingin jika Silah mengetahui kejadian yang terjadi padanya, dia tidak ingin jika Silah pergi meninggalkannya. Dia bahkan sudah tunangan dengan Silah, dia tidak ingin membatalkan pertunangannya.

"By? Kok ngelamun? Lagi mikirin apa?"tanya Silah yang entah kapan sudah selesai dengan kegiatan memasaknya.

"Nggak kok By, kapan selesai masaknya?"tanya Dino mengalihkan pembicaraan. Suaranya terdengar serak.

"Baru aja, kamu tadi ngelamun terus"ucap Silah yang duduk di samping Dino setelah menata piringnya di atas meja.

"Suapi By"pinta Dino membuat Silah tersenyum tipis.

Silah mengambil makanan lalu menyuapi Dino dengan pelan, sesekali dia menyeka mulut Dino jika melihat makanan yang menempel di sana.

Setelah selesai, mereka berdua berjalan ke arah ruang tamu dan duduk di sofa panjang sambil menonton TV.

Dino memeluk pinggang Silah yang ada di sampingnya.

"Kamu tadi nangis kenapa? Semalem juga kamu gak ada di rumah, kamu gak kenapa-napa kan?"tanya Silah memastikan keadaan Dino.

"Se-semalam aku nginep di rumah temen aku karna dia sendirian di rumah"ucap Dino setenang mungkin agar Silah tak merasa curiga kepadanya.

"Trus tadi kenapa kamu bisa nangis?"

MY CHILDISH BOY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang