"ALDINO"itu suara Silah yang saat ini tak jauh darinya.
Dino membalikkan badannya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Di sana, Silah memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Di, jangan bodoh Di! Semuanya gak bakalan selesai kalau kamu mati"ucap Silah yang juga menumpahkan air matanya.
Dino menggeleng"Enggak By, mendingan aku mati daripada harus kehilangan kamu, aku tahu aku salah, tapi aku gak mau nikah sama Winda"Dino kembali membalikkan badannya bersiap untuk naik ke pembatas jembatan untuk melompat dari sana.
"DINO"
~~~
Dengan cepat Silah menghampiri Dino lalu menarik tangannya sehingga mereka berdua terjatuh di aspal dengan Dino yang berada di atas Silah.
Silah meringis pelan, sikunya membentur kerasnya aspal, mungkin saat ini sikunya tergores.
Dino memeluk erat Silah sambil menangis dengan keras. Dirinya merasa bersyukur sekaligus bersalah.
"Kita berdiri dulu yah"ucap Silah dengan pelan membuat Dino menganggukkan kepalanya.
Mereka berdua berdiri. Dino menundukkan kepalanya dengan isakan tangisnya yang terdengar, sedangkan Silah kini menatap Dino dengan tatapan bersalahnya.
"Di?"ucap Silah tetapi Dino tetap menundukkan kepalanya.
"Di?"
"Kenapa By? Kenapa? Hiks kenapa kamu cegah aku? Hiks aku gak mau hidup lagi, aku gak mau"Dino menatap Silah dengan matanya yang terlihat merah akibat menangis sedari tadi.
"Itu gak baik Di, it--"
"Apanya yang gak baik By? Menurut aku itu lebih baik daripada aku harus nikahin Winda"ucap Dino dengan tegas.
"Kamu gak bakalan nikahin Winda, itu gak akan terjadi"ucap Silah sambil memegang kedua pipi Dino dan menghapus air matanya.
"Tapi dia hamil By, dia hamil, dan pertunangan kita udah batal hiks"Dino menatap Silah dengan tatapan rindu serta bersalahnya.
"Ini, kita gak batal tunangan"ucap Silah sambil memperlihatkan tangan kirinya yang memiliki cincin pertunangannya dengan Dino. Cincin itu, cincin yang sempat dia buang di hadapan Dino.
"Ta-tapi--"
"Cincin yang aku buang itu palsu, cincin ini yang asli"Silah memotong ucapan Dino.
"Aku gak ngerti, tapi aku bersyukur karna pertunangan kita gak batal, tapi kalau sampai kamu nyuruh aku nikahin Winda, aku gak mau, mending aku mati aja"
"Hey, gak boleh ngomong gitu, aku gak bakalan nyuruh kamu nikahin Winda dan itu gak bakalan pernah terjadi"
Dino memeluk Silah dengan erat lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Silah dan menghirup dengan rakus wangi yang selama ini dia rindukan.
"Kita pulang yah, aku bakalan jelasin semuanya ke kamu, tapi kamu harus janji, ikutin kata-kata aku dan jangan pernah beritahu ke siapapun tentang pertemuan kita saat ini"ucap Silah dengan membalas pelukan Dino.
Dino mengangguk walaupun dia tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Silah. Saat ini yang dia pikirkan hanyalah dirinya dan Silah sudah kembali bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHILDISH BOY 2
RomanceSilahkan baca My Childish Boy yang pertama buat kalian yang belum baca cerita pertamanya. Langsung aja cek akun aku. Karna My Childis Boy 2 ada versi pertamanya. "Itu cewek gue, milik Aldino Syaputra Mahendra seorang" Dino. . . . . . "Jangan pernah...