16

333 27 1
                                    

Harap maklum jika ada typo bertebaran...

"Gue udah bilang berkali-kali ke lo, tapi lo ga pernah denger omongan gue. Ga ada satupun kaca yang bisa terbentuk sempurna, setelah kaca itu hancur. "

-Chiko-

🐧🐧🐧

Derrel mengetuk-ngetukan meja tempat nya duduk, ketukan jarinya beradu kencang membuat perhatian beberapa murid di kelas beralih padanya, namun cowok itu tetap tak sadar telah melakukan hal itu.

Mata Derrel sejak tadi terus saja melirik ke arah kursi Della yang masih kosong. Kemana sebenarnya cewek itu, apa hari ini ia tidak masuk sekolah lagi. Bertepatan dengan bel berbunyi pun tak juga muncul batang hidung cewek itu.

Chiko yang duduk di sebelah Derrel, memandang Derrel dengan kesal.  "Lo itu kenapa ga mau diem banget sih!"

Keino yang duduk di belakang Derrel menyembulkan kepalanya di tengah-tengah kedua cowok tampan itu.

"Ada apa? Hah? "

" Bilang temanmu itu untuk diam!" gumam Chiko malas.

Setelah insiden bogem mentah yang di berikan Chiko pada Derrel, ternyata tidak mampu membuat Chiko, jauh dari Derrel cs, walaupun terkadang seperti ada sekat tak kasat mata yang memisahkan mereka.

"Argghhh!" Derrel bangkit berdiri tiba-tiba sambil mengeram, kali ini membuat seluruh penghuni kelas menatap nya.

Yunita ikut berdiri, ia melangkah ke arah Derrel,  "Ada apa sih sama lo Derrel?"

Alih-alih menatap Yunita, mata Derrel justru teralihkan pada tempat duduk Della yang masih kosong. " Kemana sih anak babi itu! " gumam Derrel pelan, tapi masih bisa tertangkap jelas oleh telinga Yunita dan Chiko.

Chiko memicingkan matanya, kening nya berkerut,  "Siapa yang lo panggil anak babi, heh?"

Derrel seperti nya tidak mendengar pertanyaan Chiko, karena cowok itu justru malah pergi meninggalkan kelas begitu saja. Menulikan telinga nya saat mendengar teriakan teman-teman nya.

"Woy, lo mau kemana Derrel." Teriak Keino.

Mirelda saling pandang dengan Tasya, mereka berdua melirik pada Yunita yang hanya memandang lurus ke arah Derrel.  "Sudah muncul saingan baru buat Yunita huh?"

Tasya mengangkat bahu,  "Entahlah, kita liat aja nanti."

🐧🐧🐧

Langkah kaki Derrel bermanufer melintasi koridor sekolah yang sudah sepi, langkah nya begitu cepat, lebih tepat nya tergesa-gesa. Kaki nya berhenti otomatis saat ia berpapasan dengan Fahri dan Ranti di koridor sekolah.

"Om Fahri, Tante Ranti. " sapa Derrel sopan.

Ranti cukup terkejut berpapasan dengan Derrel, karena kan ini sudah jam masuk kelas, Fahri yang membalas sapaan Derrel. " Oh Darrel, ga nyangka ketemu disini. "

Derrel mengangguk-angguk sopan, " Om sama Tante ada keperluan apa kesini, kalau saya boleh tau? "

Ranti mengibaskan berkas di tangan nya. " Tante ngurusin berkas ini. "

Derrel tersenyum tipis, " Tante sama om mau nambah saham? "

Fahri saling pandang dengan Ranti, kemudian tersenyum singkat, " Ini formulir pindah sekolah Della. " ucap Ranti pada akhirnya.

Meisya dan Tasya terkesip mereka menutup mulut nya dengan dramatis, begitu juga dengan Yunita yang memandang tak percaya pada kertas formulir itu, sedangkan Chiko hanya berdiri membeku.

Mereka berempat memang berniat menyusul Derrel tadi, siapa yang mengira justru mereka akan mendapat berita ini.

"Kenapa Della pindah Om, Tante? Apa dia bilang sesuatu? " kali ini giliran Yunita yang berbicara. Ia sedikit cemas Della membeberkan pembullian yang ia lakukan bersama teman-teman nya pada Della.

Ranti menggeleng pelan, " Della ga ngomong apapun."

Fahri berdeham pelan,  "Yaudah kalau gitu kami permisi ya, jangan sungkan untuk main kerumah kami, Della pasti senang bertemu kalian."

Setelah Ranti dan Fahri pergi dari hadapan mereka, Chiko maju melangkah ke arah Derrel, satu tangan nya memegang pundak Derrel.  "Kenapa lo? Nyesel? Bukan nya ini yang lo mau."

Derrel hanya diam menatap Chiko tajam.

"Gue udah bilang berkali-kali ke lo, tapi lo ga pernah denger omongan gue. Ga ada satupun kaca yang bisa terbentuk sempurna, setelah kaca itu hancur. "

🐧🐧🐧

Tbc ya guyssss.....

Please tinggalkan jejak 😂

Stop It Mr Bullying (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang