42

215 16 0
                                    

Derrel bergerak-gerak mundar mandir di dalam kelas nya dengan tampang dingin, sudah terhitung dua jam lamanya Della belum kembali ke kelas, hell, kemana cewek itu pergi.

Mata Derrel bagai elang memindai satu persatu anak yang ada di kelas mereka, membuat semua orang di  sana menunduk takut.

"Kita ga ngapa-ngapin Della kok Derrel. " cicit cowok yang duduk di meja paling depan, dengan rambut rapi tertata gel.

" Kita juga ga bully Della lagi. "

Chiko menyela ucapan anak yang lain yang ingin bicara ketakutan, " Mending kita lacak aja posisi Della. "

Derrel menggangguk, masih tetap dengan ekspresi datar, mengapa ia bisa melupakan hal itu, ia bisa melacak posisi Della melalui ponsel.
" Lo emang jago nya bikin gue khawatir Del. "

Di ujung ruangan sana, terdapat Tasya dan Mirelda yang saling pandang khawatir, sementara Yunita tampak santai dengan punggung bersandar para kursi. Tatapan mata Keino dan Derrel sudah beberapa kali bertubrukan.

Sementara tangan Derrel dengan cepat mengutak-atik ponsel nya sendiri, menunggu waktu tiga puluh detik dengan tak sabar, hingga layar ponsel menampilkan gambar titik merah, menunjukan dimana posisi Della berada.

"Shit! " Derrel bergerak lari dengan kecepatan kilat, keluar dari kelas, tidak ia perdulikan Mr Thompson-guru bahasa Inggris, yang di datangkan langsung dari luar negeri- yang baru saja masuk ke kelas.

Chiko dan Hanna menyusul, mengejar lari Derrel tak kalah cepat nya. Seketika kelas ricuh, anak-anak bergerak heboh di tempat nya, satu pikiran di otak mereka sama, "Bakal ada drama seru setelah ini. "

Tentu tidak ada yang mau melewatkan tontonan gratis secara live, mereka juga penasaran apa yang terjadi saat ini. Kehebohan mulai berhenti saat Mr Thompson dengan kesal melempar remot layar proyektor dengan asal. Wajah nya sudah tampak memerah, ocehan keluar dari mulut nya dalam bentuk logat Inggris yang kental.

Di sisi lain, Derrel menabrak siapa pun orang yang menghalangi jalan nya di koridor. Otak nya kusut, seperti ada benang layang-layang yang tersangkut di sana, membuat jaringan otak nya kongslet, yang ada di pikiran nya saat ini cuma satu. Della. Della-nya.

Dengan blingsatan Derrel membuka pintu closet, mengecek setiap bilik nya. Chiko yang baru saja datang di susul Hanna, memandang Derrel bingung,

"Della ada disini? " tanya Hanna yang di balas kesunyian.

Chiko berjalan memasuki bilik yang sama dengan Derrel, menemukan Derrel duduk bersimpuh menggenggam ponsel yang familiar dimata Chiko. Tidak. Itu bukan ponsel Derrel.

Itu ponsel Della!

" Menyebar, cari Della sampai ketemu sekarang juga!" Derrel menekan invisible earphone di telinganya, tidak bisa di deskripsikan seperti apa Derrel saat ini, dingin nya bahkan melebihi suhu di kutub utara.

Pikiran Derrel berkelana, jika saat sembilan tahun yang lalu, ia tidak bisa menyelamatkan Della, tidak dengan saat ini, ia akan mengorbankan apapun demi Della.

_______________

"Mau minta tebusan kemana bos, bukan nya orang tua nih bocah udah kita bikin mati kemaren."

Tubuh Della lemas, apa maksud orang itu, tulang-tulang nya seperti di remukan hingga menjadi serpihan debu, dan badan nya berubah jadi jelly.

Stop It Mr Bullying (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang