46

250 13 0
                                    

Seakan Della muncul di dunia yang berbeda, seperti ia hidup di dalam tubuh lain, pandangan seluruh anak Star Galaksi membuat nya merasa heran, dan kembali asing entah untuk kesekian kali nya.

Entah lah, bukan nya ia ingin terus di bully atau apa, tapi seluruh pandangan menghormati, kagum, terpesona, bahkan takut padanya, membuat nya bingung. Memang nya apa yang sudah di lakukan nya.

Ia datang dengan seragam yang benar kan, tidak memakai kostum badut seram It, maupun make up macam boneka Annabelle. Ia datang dengan seragam yang benar, berkali-kali ia bertanya pada Hanna yang sekarang berjalan berdampingan dengan nya di koridor saat jam istirahat.

"Han, emang nya muka gue aneh gitu ya?"

Membuat Hanna melipat kening ternyata semudah itu.  "Ga kok, kenapa?"

"Trus,  kok mereka aneh gitu liatnya."  mata Della memandang sekitar nya.

Hanna hanya mengerling,  "Mereka baru sadar kalau lo itu cantik." Kemudian menengokan kepala kebelakaang, yakin sekali Derrel akan segera muncul, kemudian nyerocos tidak jelas tentang mengapa ia membawa pergi Della tanpa cowok itu,  "Tapi sayang, belum ada yang sempet deketin lo, karena lo udah keiket sama makhluk serem yang suka ngegonggong."

Mulut Della membulat sempurna,  "Menggonggong?"

Hanna mengangguk antusias saat menyadari Derrel hanya beberapa langkah menyusul mereka bersama Chiko.  "Kayak anjing yang takut di tinggal tuan nya."

Hanya perlu menunggu waktu beberapa detik, sebelum Derrel_ " Hanna!! Gue udah bilang berkali-kali jangan bawa Della pergi tanpa gue! " Ralat, ga perlu di tunggu lagi, karena Derrel udah teriak-teriak duluan.

Hanna mencebik, melirik Chiko sekilas berharap cowok itu membela nya.

"Udah lah Der, lo itu berlebihan tau ga."  Chiko menengahi, melihat mulut Derrel itu sejak kemaren-kemarin dadakan menjadi lebih lemes.

Derrel mengeram kesal,  "Urus tuh cewek lo." mendengar kata-kata Derrel sontak membuat Hanna merona, melirik Chiko malu-malu yang ternyata hanya memasang wajah datar.

Pupus sudah. Batin Hanna.

Della memandang tangan nya yang di genggam Derrel erat menuju kafetaria. Cowok itu tak membiarkan nya menjauh barang sedetik pun, sesaat Della terkekeh mengingat omongan Hanna tadi,  macam anjing yang takut di tinggal tuan nya.

Melihat meja kafetaria yang selalu di duduki Yunita cs kosong membuat Della bertanya-tanya,  "Omong-omong, kemana Yunita cs?"

Derrel kembali mendengus, kali ini lebih keras.  "Jangan ngomongin nenek sihir itu!"

"Apa hidung nya berubah jadi panjang dan bengkok."  kekeh Della.

Mata Derrel memicing tajam, Demi Tuhan, Della bahkan masih bisa memikirkan orang yang sudah mencoba menyelakainya satu minggu yang lalu, membuat nya terbaring lemah lima hari penuh di atas kasur, mencoba membuang pikiran menyusul Mama dan Papa nya pergi.

Dengan pahit Derrel berkata,  "Dia di skor selama tiga bulan."

Ia ingat sekali dua hari yang lalu saat mendapatkan berita ini rasanya ia ingin membunuh semua anggota dewan saat itu juga. Harusnya Yunita itu di keluarkan dari sekolah, mengingat ia hampir saja membunuh anak orang dengan melakukan penculikan. Poor bagi orang tua Yunita yang mempunyai kuasa menyogok para anggota dewan agar tidak mengeluarkan anak nya dengan tidak hormat.

"Plus hukuman bantuan sosial selama satu tahun penuh. " bisik Hanna di samping Della, membuat cewek itu membentuk mulutnya menjadi huruf O.

"Tapi Keino langsung pindah setelah ada keputusan skors itu. Kayak nya dia malu udah mau aja ngikutin si nenek lampir." lanjut Hanna menggebu-gebu.

"Dia ga seburuk pikiran lo." balas Derrel dengan mimik datar, langsung saja cowok itu menarik tangan Della menuju meja kafetaria setelah memesan makanan siang mereka.

Chiko berjalan menyusul Derrel, tatapan nya tak henti tertuju pada tangan Derrel yang menggenggam tangan Della. Ia memejamkan matanya sejenak, menarik napas dalam, berusaha mengusir sesak akan sebuah fakta jika Della akan selalu memilih Derrel sejak dulu.

Makanan datang tidak lama setelah mereka mengambil tempat duduk, karena memang yang Derrel pesan saat itu makanan yang sudah tersaji apik di atas etalase. Cake oreo marshmallow beserta milkshake strawberry khusus untuk Della.

Mata Della tiba-tiba saja berkerlip seterang bintang melihat cake oreo kesukaan nya sudah tersaji di depan nya.

"Ini siapa yang pesen? " tanya Della, hampir saja ia tidak bisa menahan air liur nya sendiri.

Derrel tertawa renyah, membuat orang yang ada si sekitar tempat mereka duduk terperangah. Baru kali ini mereka melihat Derrel tertawa serenyah itu.

" Itu buat lo My Princess. "

Della menatap Derrel dengan penuh haru, ia baru tau Derrel bisa semanis ini, hmm Derrel masa kecil nya memang manis,  tapi entah lah melihat Derrel yang superti ini membuat hati Della menghangat, melupakan buruk nya sikap Derrel memperlakukan nya kemarin-kemarin.

Tak ada satu pun diantara mereka yang menyadari jika Chiko di samping Derrel sudah meremas coklat silverqueen di bawah meja dengan tangan nya sendiri, coklat yang tadi nya ia ingin berikan pada Della, namun urung melihat binar cewek itu menatap cake di depan nya, eh atau menatap si pemberi nya.

🐧🐧🐧

My instagram : @flo_minerva
@moudithadebria

Stop It Mr Bullying (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang